PTPN7-Tubu
1. Amanah terhadap Allah Swt.
1. Amanah terhadap Allah Swt.
Amanah
terhadap Allah artinya kita harus taat akan segala perintah dan menjauhi segala
larangan-Nya. Manusia adalah makluk yang diciptakan oleh Allah dan Allah adalah
sang Kholiq. Pencipta segala yang ada di dunia ini. Itu sebabnya manusia
memiliki amanah terhadap Allah untuk beribadah hanya kepada-Nya. Manusia harus
amanah terhadap semua yang sudah Allah anugerahkan kepada manusia. Hal ini
seiring dengan Firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS. Al Anfal: 27)
2. Amanah
terhadap Sesama Manusia.
Manusia adalah
makluk individu sekaligus sebagai makluk sosial. Amanah terhadap sesama manusia
berarti bahwa manusia memiliki kewajiban yang harus ditunaikan sebagai
konsekuensi dirinya sebagai bagian dari masyarakat dimana dia hidup. Ada hak
dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai sosialisasi diri dalamber masyarakat
untuk menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia berkaitan dengan
tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun
min an-nas. Allah Taala berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS An-Nisa:58)
3. Amanah
terhadap diri sendiri.
Amanah
terhadap diri sendiriartinya bahwa setiap individu memiliki tugas, kewajiban
dan tanggung jawab yang harus selesaikansendiri. Allah SWT. berfirman: “Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara
amanat-amanat dan janjinya”(Q.S.
al-Mu’minun:8).
Berdasarkan
ayat tersebut di atas, sifat amanah itu melekat pada setiap individu, setiap
manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu dan
makhluk sosial.
Orang yang
amanah bisa dipastikan orang tersebut jujur dan bertanggung jawab. Dengan
demikian maka amanah itu berkaitan dengan sifat dan sikap baik yang lain yaitu
jujur dan bertanggung jawab. Jujur adalah sifat penting seorang kader. Bahkan
Nabi besar Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul, beliau sudah dijuluki alamin yang artinya dapat dipercaya. Itu sebabnya
kita harus selalu jujur dalam segala perkataandan perbuatan kita.Menjadikan
Rasullullah sebagai contoh teladan dalam kepemimpinan maupun dalam aspek
kehidupan dan kesehariannya. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21). Amanah adalah akhlak dari
para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang-orang yang paling baik dalam menjaga
amanah, paling terpercaya dan paling jujur. Dalam hal kejujuran Allah SWT
berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, bertawakkallah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang jujur” (Qs. At-Taubah: 119).
Dengan
demikian sikap amanah memiliki dimensi yang luas. Dalam ranah kepemimpinan,
sifat amanah harus menjadi ciri khas yang melekat bagi seorang muslim. Jabatan
yang tinggi merupakan bentuk amanah yang harus dijaga. Karena setiap individu
terlebih lagi seorang pemimpin untuk level manapun pasti Allah akan meminta
pertanggung jawaban. kita semua merupakan pemimpin, setidaknya bagi diri
sendiri dan keluarga. Sehingga, nanti kita pasti akan ditanya dan dimintai
pertanggung jawaban tentang kepempinan kita. Hal ini tercantum dalam Alquran
surat Al Anfaal ayat 27:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui.Rasulullah saw juga
bersabda: "Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan
diminta pertanggung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam (pejabat apa
saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa
yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam lingkungan
keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang perempuan
(istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga
akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga
pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya
tentang apa yang ia pimpin." (H.R. Ahmad, Muttafaq 'alaih, Abu Daud
dan Tirmidzi dari Ibni Umar)
Seorang
pemimpin harus amanah dan bertanggung jawab penuh terhadap Karyawan yang
dibawahinya maupun masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang amanah adalah
pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab tetapi juga jujur. Pemimpin
yang amanah adalah pemimpin yang bisa diandalkan dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Pemimpin yang membawa perubahan,
pencerahan dan kebaikan. Itu sebabnya seorang pemimpin harus betul-betul
waspada dan amanah terhadap tugas kepemimpinannya. Rasulullah SAW mengingatkan
para pemimpin, “Siapa
saja yang dianugerahkan Allah sebagai pemimpin, tetapi dia tidak berbuat
sesuatu untuk kebaikan umatnya (malah sebaliknya menipu dan menzalimi umatnya
), Allah akan mengharamkan surga untuknya”. (HR. Bukhori). Dalam Hadistlain, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling sakit siksaan di hari kiamat adalah pemimpin
yang dhalim (curang).” (HR. Thabrani).
Life is
choice: hidup adalah pilihan. Dalam menerima sebuah amanah kepemimpinan atau
pekerjaan yang dipercayakan maka seseorang memiliki pilihan. Yaitu pilihan
untuk amanah, jujur, istiqomah bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan
atau bersikap sebaliknya.
Sikap amanah
harus dimiliki dan diupayakan serta dilatihkan agar sifat itu betul-betul
mendarah daging dalam kehidupan kita. Amanah itu berkenaan dengan tanggung
jawab tugas yang harus diemban dan diselesaikan. Orang yang amanah itu orang
yang apabila diberikan tanggung jawab dan tugas untuk diselesaikan orang
tersebut bisa menyelesaikannya dengan baik dan maksimal.
Hikmah Perilaku Amanah
Segala sesuatu
yang dilakukan manusia maka dampak positif dan negatifnya akan kembali kepada
manusia itu sendiri. Begitu juga dengan bersikap amanah, manfaatnya tidak hanya
bagi diri sendiri tetapi juga bagi anggota keluarga dan masyarakat orang lain disekitarnya.
Kebaikan yang kita lakukan memberikan nilai dan manfaat yang berlipat.
Sebagaimana firman Allah yang berbunyi: Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk
dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam. Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, pasti akan
Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang
lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al Ankabut: 6-7).
Dengan
demikian, manfaat dan dampak yang dirasakan bagi orang yang amanah terhadap
tugas yang dipercayakan kepadanya adalah:
a.
Mendapat kepercayaan yang lebih besar. Ketika
seseorang amanah dalam menjalankan tugasnya dengan baik, maka orang tersebut
akan semakin mendapat kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Sehingga
karir kepemimpinannya akan semakin sukses. Demikian juga karir pekerjaannya
juga akan lebih baik. Karena orang tersebut sudah mendapatkan ‘trust’ dari
masyarakat.
b. Dicintai dan
dihargai. Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab akan dicintai oleh
masyarakat yang dipimpinnya. Karena pemimpin yang amanah bisa membawa kepada
perubahan ke depan yang lebih baik. Kesejahteraan akan lahir dan merata kalau
pemimpinnya amanah terhadap tugas yang diamanahkan.
c. Hidup yang
berkahdan bahagia. Ketika seorang pemimpin amanah terhadap jabatan yang
diembannya dengan baik maka hidupnya akan lebih bahagia dan penuh kebaikan. Dia
tidak perlu kuatir kalau difitnah seputar keuangan, dll karena dia selama ini
sudah membuktikan bahwa dia orang yang amanah, tanggung jawab, jujur dan bisa
dipercaya baik dalam perkataan maupun tindakannya.
Oleh sebab itu
hendaklah kader senantiasa amanah terhadap tugas tanggung jawab yang
diamanahkan kepadanya. Menjaga amanah itu sangat penting dan bagi orang-orang
yang mengabaikan amanah maka dampaknya bisa fatal. Orang yang tidak amanah
terhadap tugas yang dipercayakan bisa saja terjerumus melakukan
tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Korupsi merupakan satu contoh sikap orang
yang tidak amanah terhadap tugasnya. Begitu besarnya dampak yang diakibatkan
bila seseorang tidak amanah, hingga bumi, langit, dan gunung pun takut menerimanya.
Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 72: “Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.
Kader yang baik,
seharusnya menghindari dari meminta-minta jabatan. Karena jabatan adalah amanah
yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. Apalagi kalau seseorang
sudah menyadari bahwa dia memiliki kekurangan atau ketidak mampuan, tidak
memiliki kompetensi leadership dan manajerial yang baik. Maka sikap meminta
jabatan hanya akan merendahkan harga dirinya sendiri. Kalau tidak
hati-hati, seorang pemimpin bisa tergelincir dalam menjalankan amanah
yang diembannya. Hadist riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar, “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa Engkau enggan
mengangkatku (jadi pemimpin)?” Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-
menjawab, “Engkau itu lemah. Kepemimpinan adalah amanat. Pada hari kiamat, ia
akan menjadi hina dan penyesalan kecuali bagi yang mengambilnya dan
menunaikannya dengan benar.
Oleh sebab
itu, suatu jabatan itu bukan untuk diminta apalagi diperebutkan. Ada beberapa
upaya yang bisa dilakukan agar bisa amanah dalam menjalankan tugas yang
dipercayakan kepada kita, diantaranya yaitu: jujur, tulus, ikhlas, kerja keras untuk
memberikan dan melakukan yang terbaik, bertanggung jawab dan kesatria berani
menerima resiko apapun sebagai konsekwensi dari sikap amanah yang diambilnya.
Amanah dalam
melaksanakan tugas yang diamanahkan seharusnya menjadi karakter bagi setiap
Muslim. Apapun dan dimanapun posisi kita, kita harus tetap bisa amanah, jujur
dan bertanggung jawab dengan tugas yang dipercayakan kepada kita. Semoga Allah
meridhoi segala apa yang kita lakukan dan upayakan. Selagi kita masih diberi
waktu dan kesempatan, mari kita berikan yang terbaik untuk Semua, umat, agama,
negara dan bangsa. @.
Jur/Tubu. BH / SDM
Jur/Tubu. BH / SDM