Media-PTPN7-Tubu.
Dengan bekerja
secara proaktif tetap pada aturan dan system kerja yang tepat serta berupaya
agar Target dan sasaran dapat tercapai maka lakukan strategi serta upaya-upaya yg maksimum, baik itu dari kedatangan Penyadap, jam pungut, Leles Sore, penyadapan pada SOP nya dan
termasuk kegiatan up keep untuk menunjang kelancaran dalam penyadapan, hal ini
yang ditegaskan kembali Manajer Unit Tulungbuyut Agus Faroni, S.P.M.M kepada semua Karyawan dari tingkat Asisten
hingga ke Pelaksana / karyawan.
Ada banyak poin-poin
penting yang disampaikan oleh Manajer Unit Tubu yaitu :
“Kedatangan
Penderes.
Kedatangan/kehadiran
Penderes adalah merupakan salah satu paktor penting dalam upaya penggalian
produksi.
Waktu menderes sangat berkaitan erat dengan tekanan turgor. Tekanan turgor yang tepat untuk penyadapan adalah
10-14 atm. Semakin siang waktu penyadapan, maka tekananan turgornya akan
semakin rendah. Dengan demikian hasil lateks yang didapat pada tekanan
turgor rendah sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi.(tekananan
turgor = tekanan latex keluar saat pohon dideres).
Tekanan turgor akan semakin rendah dengan waktu yang semakin siang. Maka hasil lateks yang didapat pada tekanan turgor kecil sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi Kesimpulan tersebut adalah, Sadap pada pagi/subuh ± 04.45 – 06.15 wib akan menghasilkan produksi lebih banyak/bagus dibanding sadapan diatas pukul 07.45 wib.
Jam Pungut dilakukan tiga
jam (dalam kondisi Normal tidak terjadi hujan) setelah selesai pohon dideres seluruhnya. Sebab tetes latek yang keluar akan maksimal tiga jam
setelah disadap/dideres.
Recovery
Recovery atau
pemulihan dilakukan saat terjadinya hujan dilakukan recovery pada
hanca yang tidak dapat dikerjakan sehingga kegagalan penggalian produksi pada
saat hujan tersebut dapat ditutupi akan tetapi recovery disini dilakukan dengan
penuh tanggung jawab yaitu dengan pengawasan mandor sadap benar-benar 1½ hanca
atau 2 hanca tersadap seluruhnya bukan hanya sebagai alasan jawaban recovery.
Apa bila karena batang basah dan memungkinkan untuk dapat dilakukan sadap maka diwajibkan
jam pungutpun mundur (awal pungut minimal 3 jam dari pohon deresan yang terakhir).
Stimulant
Penggunaan stimulansia didasarkan atas upaya
mempertahankan turgor sel-sel pada pembuluh lateks tetap tinggi, sehingga masa
(waktu) pengaliran lateks pada tiap kali penderesan lebih lama sehingga
produksi yang diperoleh lebih tinggi.
Tak terlepas dari Keberangkatan, Jam Pungut, Recovery, dan Stimulant diperlukan tindakan lanjutan untuk mendapatkan hasil yang maksimal yaitu :
1.
Cek DRC pohon
Dengan
melakukan Sampel lateks adalah untuk pembanding (potensi drc batang dan real latek curah) dengan melakukan sample pohon maka akan diketahui kemampuan DRC yang dihasilkan dipohon dengan hasil latek keseluruhan (latek curah) yang dihasilkan oleh karyawan untuk setor kepabrik dalam satu bak/wadah disini akan dapat mengetahui selisih DRC yang sebenarnya.
Dan inipun
dapat menanggulangi kecurangan karyawan atau pekerja tersebut.
2. Plastik/ember latek wajib
diletakkan posisi terbalik dipelabuhan Hanca.
Pada setiap
hanca karyawan memiliki pelabuhan atau tempat untuk beristirahat, pada tempat
tersebut dibuat anjang-anjang tempat meletakkan lump hasil pungut, gunanya agar
kandungan air yang ada didalam lump dapat keluar dan menjadikan kualitas DRC
lump menjadi tinggi.
Sedangkan plastik
/ ember yang diletakkan pada kayu penyangga dengan posisi terbalik menjadikan plastic
/ ember kering air akan mengalir turun serta menghindari kemasaman wadah
tersebut sehingga latek tidak mudah Membeku.
3.
Laksanakan
UGU
Uji Gelembung Udara atau UGU dengan cara ambil latex kemangkok lalu campur dengan asam semut
diaduk-aduk maka akan muncul gelembung, seperti apa ciri-ciri gelembung latex
tercampur air ? dan seperti apa latex yang tidak tercampur air/asli?,
ciri latex asli akan muncul Gelembung setelah latex dicampur asam semut diaduk
itu muncul Gelembung
Tunggal, sedangkan latex campur air akan muncul terlihat jelas banyak Gelembung yang berkaitan atau banyak mengikat satu sama lain,
serta akan muncul melingkari dipinggir-pinggir mangkok tersebut.
4.
Mangkok.miring.
Mangkok yang
basah mengandung air (air dari sisa lump yang diambil) kemasamannya tinggi dan
menjadikan latek yang tertampung pada mangkok hasil deresan akan mudah membeku
diakibatkan kemasaman tersebut sehingga mengakibatkan DRC rendah diakibatkan akibat air yang
tertinggal di mangkuk tersebut maka diwajibkan satu hari setelah penyadapan
untuk memungut atau mengumpulkan lump selain untuk menjaga mutu DRC
juga untuk menghindari Losis Produksi.
5.
Cek kebersihan Bak Lateks.
Kebersihan Bak
Penampung Latek atau STL harus selalu dibersihkan dengan cara setiap pagi
petugas gubuk latek mencuci / dipel dengan air bersih lalu dikeringkan, dan apa
bila tidak menggunakan Bak Penampung akan langsung kedalam mobil pengangkut
produksi maka, hal inipun harus dilakukan oleh petugas yang mengangkut
produksi/latek pada tower penampung latek yang ada pada mobil tersebut, hal ini
dilakukan untuk menjaga latek yang tertampung tidak terjadi penggumpalan atau
praogulasi akibat air yang tertinggal / kemasaman bak penampung.
6.
Lakukan pengawalan produksi dari
lapangan ke pabrik
Pengawalan produksi yang dilakukan oleh petugas harus dilakukan dengan rasa penuh tanggung jawab demi keamanan produksi yang dibawanya sampai kepabrik terhindar dari perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab (pencurian/pengurangan produksi) Sehingga terjadi losis produksi yang dilakukan selama diperjalanan menuju pabrik”.
“Tanpa adanya kebersamaan serta keseriusan
dalam pengawasan terhadap karyawan dalam bekerja maka, semua
rencana tidak akan dapat berhasil dengan baik oleh karna itu perlu dilakukan
perbaikan dengan terus menerus dalam bidang pengawasan”. Penegasan Manajer Unit Tubu
Agus Faroni,S.P.M.M.
@Jur/Tubu/Bambang H/SDM/2021
No comments:
Post a Comment