PENCARIAN

PLANTERS TANGGUH

 

Beberapa Persyaratan yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Planter

  1. Mencintai Pekerjaannya, 

Untuk menjadi seorang planter yang sejati (tangguh dan andal), pertama kali yang hams dilakukan seorang planter adalah mencintai pekerjaannya.Untuk mendapatkan sukses dalam bidang usaha perkebunan karet mula-mula seorang planter harus berminat dalam bidang perkebunan karet. Alasannya sederhana saja. Kalau seorang planter tidak menikmati bidang perkebunan karet, seorang planter tidak mungkin mengelola kebun karet dengan baik. Ini merupakan prinsip mutlak.Dan rasa cinta yang besar atas pekerjaan di bidang karet membuat seorang planter tidak keberatan untuk selalu bangun pagi. Dengan senang hati mereka bekerja keras sepanjang hari selama bertahun-tahun (sebenarnya mereka tidak pernah merasa “bekerja keras”, sebab yang dilakukan adalah apa yang memang “disukai”). Dengan gembira pula mereka menuai buah-buah kerja kerasnya dalam bentuk pundi-pundi kekayaan yang semakin besar (karena hasil yang optimal), mengalami kenaikan pangkat dan gaji karena prestasi kerja yang menakjubkan.Pekerjaan di bidang perkebunan karet itu memberikan gairah hidup bagi dirinya. Karena, pekerjaan itu telah menjadi habitus, menjadi bagian dan napas hidupnya. Karena, pekerjaan itu mereka anggap mulia. Karena, mereka tidak lagi bekerja untuk memperoleh uang, tetapi untuk memperoleh hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang (cinta, kemuliaan, kehormatan, dsb).Seorang planter yang bekerja dengan penuh rasa cinta akan jauh berbeda dengan mereka yang bekerja karena uang semata. Jika kita mencintai apa yang kita kerjakan sehari-hari, kita dapat meraih hasil yang terbaik.Kita banyak melihat planter bekerja lebih keras dan lebih lama seakan tidak kenal lelah. Kuncinya adalah bahwa dia benar-benar menyukai pekerjaannya dan sangat menikmatinya. Bisa jadi menurutnya, dia tidak sedang bekerja tapi dia sedang melakukan kesenangannya, dia sedang melakukan hobinya.Jika seorang planter mencintai pekerjaannya, pastilah ia tak akan merasa pernah bekerja, bahkan sehari sekali pun karena semuanya di­dasari dengan cinta jadikan segala sesuatu itu hobi. Jika seorang planter bekerja sesuai dengan bidang ia sukai, berarti ia sudah menapak di jalan kesuksesan.Planter yang mencintai pekerjaannya, bekerja dengan ikhlas dan se­penuh hati sehingga membuat ia selalu bersemangat seakan-akan disuntik oleh energi yang tidak pernah habis. Pekerjaan yang me­rupakan ekspresi diri kita yang selalu memunculkan ide-ide baru untuk berinovasi, pekerjaan yang begitu mempesona dan menarik perhatian kita sehingga membuat kita lupa waktu. Jika seorang planter memulai atau menjalankan usaha di bidang perkebunan karet, ia akan mencurahkan sepenuhnya waktu dan energi untuk memulai sebuah usaha dan membangunnya menjadi usaha yang berhasil. Jadi sangatlah penting jika seorang planter sangat mencintai dan menyukai secara mendalarn apa yang ia kerjakan.


  1. Mengetahui dan memahami tentang Agronomi,   

Agronomi adalah cabang ilmu pertanian yang berkenaan dengan teori dan praktik produksi tanaman dan pengelolaan tanah secara ilmiah. Seorang planter mutlak menguasai agronomi. Penguasaan agronomi ini dapat diperoleh melalui pengalarnan kerja dan melalui pendidikan tinggi di bidang pertanian.Dengan menguasai agronomi, seorang planter dapat menerapkan sis­tem manajemen tanaman yang baik, yaitu pengelolaan tanaman di lapangan yang berdampak paling banyak terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman karet. Tindakan manajemen tanaman meliputi pembukaan lahan untuk pembibitan dan pemeliharaan pem­bibitan karet, penanaman tanaman penutup tanah kacangan, penanaman karet, pemeliharaan tanaman yang terdiri dari pemeliharaan tanaman sebelum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM), pengendalian hama, penyakit, dan gulma, pernupukan, panen dan pengangkutan produksi.Pemahaman tentang agronomi memudahkan seorang planter dalam melaksanakan perkerjaannya (membuat rencana kerja, anggaran, me­ngawasi pelaksanaan pekerjaan, mengajukan permintaan bahan pertanian termasuk pupuk, dan sebagainya).


  1. Memiliki pengetahuan tentang bangunan, 

Kebun memerlukan berbagai macam bangunan seperti perumahan karyawan, kantor afdeling, kantor kebun, pos satpam, balai karyawan, rumah hujan, masjid, gereja, dan sebagainya dan sudah tentu ba­ngunan yang telah lama digunakan membutuhkan perbaikan, demi­kian juga dengan infrasktruktur seperti jalan. Seorang planter dituntut untuk memiliki kemampuan menghitung kebutuhan bangunan di wilayah kerjanya berdasarkan jumlah tenaga kerja yang tersedia dan kondisi wilayah kerjanya, biaya setiap unit bangunan dan meng­hitung biaya perbaikannya.Dengan adanya sarana yang baik, akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan akhirnya berdampak positif kepada produksi.


  1. Menyukai Matematika,

Matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari seorang planter misalnya untuk menghitung kebutuhan pupuk atau bahan-bahan kimia dalam satu periode tertentu, pemakaian pupuk dan bahan kimia untuk sekali aplikasi, menghitung kebutuhan truk pengangkutan produksi, menghitung kebutuhan tenaga kerja, menghitung daftar upah, analisis biaya, sampai dengan pembuatan anggaran tahun.Dengan penguasaan matematika yang baik, angka-angka yang “aneh” dapat dengan cepat diketahui dan kesalahan perhitungan dapat di­perbaiki sebelum dilaksanakan atau dilakukan pembayaran.


  1. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik,

Mengingat seorang planter sering berhubungan dengan berbagai pi­hak dan golongan seperti karyawan, instansi pemerintahan (dinas tenaga kerja, dinas perkebunan, Badan Pertanahan Nasional), dan masyarakat sekitar kebun serta tidak terlepas dari permasalahan yang ada, maka kemampuan berkomunikasi yang baik dengan semua pihak sangat membantu seorang planter dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.Untuk meningkatkan disiplin kerja sekaligus produktivitas, seorang planter harus mampu memberikan bimbingan dan motivasi kepada bawahannya. ini dapat terwujud jika seorang planter memiliki ke­mampuan komunikasi yang baik.Demikian juga dengan masyarakat sekitar kebun, masyarakat sekitar kebun perlu mendapat pembinaan, penjelasan tentang manfaat ke­beradaan kebun, program-program kebun seperti sosialisasi ganti rugi lahan, kemitraan, dan lain-lain. Hal ini penting, jika mereka telah mengerti tentang manfaat keberadaan kebun maka masyarakat sekitar kebun dengan sepenuh hati dan dengan sendirinya akan mendukung program manajemen kebun.Hubungan dengan instansi dan pemerintah daerah juga tidak kalah pentingnya terutama kaitannya dengan perizinan seperti izin lokasi, izin usaha perkebunan, izin pendaratan alat berat, pelaporan kegiatan kebun, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya. Oleh karena itu, komunikasi dengan instansi terkait harus tetap dibina.


  1. Mengetahui Astrologi,

Astrologi adalah ilmu perbintangan yang dipakai untuk meramal dan mengetahui tentang keadaan cuaca.Keadaan cuaca berkaitan dengan pola curah hujan. Pemanfaatan data pola curah hujan berkaitan dengan bermacam-macam aspek, seperti penggalian produksi, pembukaan areal, penanaman, pemupukan, tindakan-tindakan pemeliharaan, dan tindakan-tindakan lainnya.Pembukaan areal harus dilaksanakan pada musim kering, sedangkan penanaman sebaiknya dilakukan pada periode curah hujan sedang. Jika hujan relatif merata distribusinya, penanaman dapat dilakukan sepanjang tahun.Pemupukan yang tepat juga harus dikaitkan dengan pola curah hujan. Pemupukan dilaksanakan pada bulan-bulan yang curah hujannya tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Bila terlalu tinggi, pupuk tercuci dan hilang sebagian, sedangkan bila terlalu rendah (kering) pupuk tidak larut sehingga yang terserap oleh akar hanya sedikit.Pada pengendalian gulma dan hama secara kimiawi, penyemprotan pestisida jangan dilakukan bila hari hampir hujan, apalagi di waktu hujan, karena pestisida yang disemprotkan akan terbawa air atau ter­cuci sehingga efektivitas penyemprotan menurun dan hasilnya me­ngecewakan.Pengolahan tanah hendaknya dilakukan pada waktu curah hujan sedang. Bila terlalu kering, agregat (partikel yang terhimpun dalam suatu kelompok) tanah akan menjadi padat (kompak).

 

7.      Mempunyai hobi dengan mesin-mesin,

Kecintaan atau hoby seseorang itu berbeda beda, baik tekhnik mesin otomotif maupun elektronik


8.      Me­nyukai pekerjaan administrasi,

Memahami fungsi microsoft office, Kemampuan  komunikasi  yang baik, Kemampuan menulis, Manajemen waktu yang baik, Memperhatikan detail dan ketelitian.


9.      Lancar mempergunakan komputer,

Dapat mengoprasikan dan menjalankan komputer dengan baik, memahami office baik membuat atau mengerjakan sesuatu pekerjaan serta dapat memperbaiki apa bila terjadi sesuatu pada komputer ataupun pada sistem kerja (keadaan ringan)


10.      Menyu­kai riset (penelitian),

Ide serta inovasi yang telah melalui penelitian dan dapat Mengaktualisasikan gagasan besar menjadi aksi nyata, riset atau penelitian dalam suatu bidang sangat mendukung karyawannya untuk berpikir inovatif serta mengeksekusi ide mereka kedalam bentuk tulisan ilmiah, tulisan blog, maupun membuat kegiatan diskusi ringan ‘brown bag’. seorang peneliti harus mempercepat proses riset, itu artinya mereka akan membaca buku atau jurnal baik melalui buku, media, maupun dari web yang dapat diakses melalui komputer.


11.      Mempunyai jiwa penjelajah,

   Mempunyai jiwa penjelajah, Jika ada waktu luang, sesekali cobalah untuk menjelajah baik dengan kendaraan kesayangan Anda maupun dengan berjalan kaki,  Pilih lokasi yang tidak jauh dari rumah, kebun adalah salah satu lokasi dimana kita melakukan aktifitas pekerjaan, hal ini dilakukan agar dapat mendekatkan diri dan kecintaan kita terhadap Planters, serta mampu menguasai dan mengetahui lingkungan kerja kita.


12.   Dan mampu bertindak seperti seorang dokter.

A. Memiliki kompetensi tinggi Seorang dokter haruslah kompeten, artinya ia memiliki kemampuan dalam bidang medis dan selalu menjaga kompetensinya seiring berkembangnya jaman. Karena dokter yang tidak kompenrn dapat menyebabkan kematian ataupn kecelakaan pada pasien. John R. William dalam buku Medical Ethics Manual (2005) menyebutkan bahwa seorang dokter harus memiliki kompetensi tinggi baik pengetahuan ilmiah, keterampilan teknis, pengetahuan etis keterampilan, juga tingkah laku.

B.       Rasa empati dan belas kasihan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 8 menyebutkan bahwa: "Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia." Artinya seorang dokter harus melakukan pengobatan secara kompeten, namun memberikan kebebasan dan kasih sayang terhadap pasiennya. Di mana dokter secara responsif menanggapi kebutuhan pasien, memberikan pertolong darurat berdasarkan perikemanusiaan, dan bisa menempatkan diri sebagai orang lain.

C.    Kemampuan komunikasi yang baik Seorang dokter harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan bersikap ramah kepada pasiennya. Komunikasi diperlukan dalam mendiagnosis pasien, penyampaian informasi kepada pasien, dan pemahaman pasien.

D.      Rasa empati dan belas kasihan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 8 menyebutkan bahwa: "Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia." Artinya seorang dokter harus melakukan pengobatan secara kompeten, namun memberikan kebebasan dan kasih sayang terhadap pasiennya. Di mana dokter secara responsif menanggapi kebutuhan pasien, memberikan pertolong darurat berdasarkan perikemanusiaan, dan bisa menempatkan diri sebagai orang lain.

E.    Kemampuan komunikasi yang baik Seorang dokter harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan bersikap ramah kepada pasiennya. Komunikasi diperlukan dalam mendiagnosis pasien, penyampaian informasi kepada pasien, dan pemahaman pasien.

F.      Keinginan yang tulus Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 14 menyebutkan bahwa: "Seorang dokter wajib bersikap tulus da memergunaakan seluruh keilmuan dan keterampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mempu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/keluarga, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian untuk itu." Artinya dokter harus melayani pasien dengan tulus dan mengerahkan seluruh kemampuannya sepenuh hati. Dengan keinginan yang tulus, dokter akan lebih mudah memahami pasien dan juga dapat melakukan pengobatan dengan baik. Profesional Seorang dokter harus bersikap profesional sesuai dengan yang tercantum dalam kode etik kedokteran dan sumpah dokter yang telah diucapkan.

G.   Sikap profesional artinya seorang dokter melakukan tindakan yang berdasarkan kebaikan pasien dan menghindari kemungkinan buruk yang akan menimpa pasien, menghormati hak-hak pasien, mengabdi berdasarkan perikemanusiaa, dan menjalankan tugasnya dengan jujur, adil, juga penuh kasih sayang.

H.  Memberikan pelayanan kesehatan secara holistik Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan holistik artinya dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek pelayanan kesehatan, baik fisik maupun psikis, kondisi sosial, dan budaya, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejadi masyarakat. Artinya dokter tidak hanya mendiagnosa dan mengambil tindakan kepada pasien berdasarkan satu aspek saja. Namun, harus memperhatikan keseluruhan aspek yang berlaku dalam lingkungan keberadaannya. Memperlakukan pasien dengan hormat Seorang dokter harus bisa bersikap hormat terhadap pasien dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, di mana semua pasien adalah sama tanpa terkecuali. Seorang dokter juga dapat menghormati pasien dengan cara meminta izin pasien maupun keluarga dalam melakukan tindakan medis. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien dan martabat manusia sebagai makhluk hidup insani. Seorang dokter juga wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang sifatnya memuji diri.

I.    Jujur dan terbuka Seorang dokter haruslah jujur dan terbuka kepada pasiennya. Dokter harus secara jujur memberitahukan kondisi pasiennya baik berupa hal baik maupun hal buruk. Namun, dalam penyampaiannya dokter memerlukan kemampuan komunikasi agar informasi bisa diterima pasien dengan baik.


No comments:

Post a Comment

Search This Blog