Peringatan Isra Mi’raj yang dilaksanakan PTPN7
Unit Tubu pada tanggal 21 Januari yang diadakan di Masjid Attaqwa PTPN7 Unit
Tubu.
Acara tersebut dihadiri Manajer Unit Tubu
Ilfendri, ,SP Maskep TNP, askep AKU, Asisten semua Bagian, serta karyawan PTPN7
serta undangan dari luar lingkungan PTPN7 Unit Tubu dihadiri lebih kurang 300
umat muslim.
Penceramah Ustadzah Umi Khazanah dari pulau
negara, kec negeri agung. Kab. Way kanan menceritakan sekilas sejarah
perjalanan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi’raj salah satunya diantaranya
kewajiban semua umat islam untuk berkewajiban menjalankan Sholat 5 waktu.
Tanggal 27 Rajab diyakini umat Islam sebagai
hari di mana Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan malam dari Mekah ke Masjid
Al-Aqsa (Isra) dan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Aqsa ke langit
(Mi'raj) yang terjadi dalam waktu satu malam.
Perjalanan Nabi Muhammad SAW dikenal dengan
peristiwa Isra Mi’raj atau Al Isra' Wal Mi'raj, juga dikenal sebagai
'Shab-e -Meraj'. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat
Islam.
Isra Mi’raj terjadi pada saat Nabi Muhammad
SAW menghadapi kesulitan dan kesedihan yang amat mendalam. Kaum Quraisy, yang
satu suku dengan Nabi SAW dan keluarganya, terus-menerus mencemooh, menghina,
dan menindas Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW baru saja menghadapi
kesedihan mendalam, di mana ia kehilangan istri tercintanya, Khadijah (ra), dan
pamannya, Abu Thalib yang selama ini menjadi pelindung dan sekutunya.
Begitupun ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ke Ta'if untuk
menyebarkan dakwah Islam, orang-orang Ta'if menolaknya dengan kejam, yaitu
dengan mengirim anak-anak mereka ke jalan dengan tujuan untuk merajam Nabi
Muhammad SAW sampai wafat, sehingga Nabi Muhammad SAW segera meninggalkan kota
Ta'if.
Setelah melalui begitu banyak kesedihan dan penderitaan,
Nabi Muhammad SAW diberikan hadiah yang sangat indah oleh Allah SWT. Peristiwa
Isra Mi’raj membawanya ke Hadirat Ilahi dengan perantara Malaikat Jibril
dengan membawa seekor binatang putih yang disebut Al-Buraq, ukurannya lebih
besar dari keledai.
Di beberapa titik sepanjang perjalanan, malaikat Jibril menghentikan Buraq dan berkata kepada Nabi Muhammad SAW, turun dan berdo’alah. Perhentian pertama adalah di Madinah.
Perhentian kedua adalah di Gunung Sinai,
tempat di mana Allah SWT menurunkan Taurat kepada Nabi Musa AS. Perhentian
ketiga adalah di Betlehem, tempat Nabi Isa AS lahir. Perhentian keempat adalah
makam Nabi Musa AS.
Akhirnya, Rasulullah SAW tiba di Masjid Al-Aqsa yang
berada kota suci Al-Quds (Yerusalem). Di sana, Rasulullah dipertemukan dengan
para nabi dan malaikat.
Kemudian bersama Malaikat Jibril, Rasulullah SAW
melanjutkan perjalanan ke Batu Mulia (as-Sakhrah al-Musharrafah) yang saat ini
ditempati oleh Masjid Dome of the Rock yang suci. Kemudian perjalanan kedua,
Nabi Muhammad SAW naik ke langit dalam peristiwa yang disebut Miraj.
Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua
peristiwa. Dalam Isra, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari
Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa.
Kemudian dalam Miraj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke
langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di Sidratul
Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk
menunaikan salat lima waktu.
Perjalanan ini merupakansejarah dimana perintah Allah SWT turun kepada Nabi
Muhammad SAW dan seluruh umat manusia untuk salat lima waktu sehari semalam.
Malam Isra Mi'raj memiliki
makna spiritual yang besar bagi umat Islam. Hal ini berdampak langsung pada
kehidupan kita sehari-hari, karena ini adalah malam dimana Nabi Muhammad SAW
diperintahkan untuk mendirikan shalat.
Bagi mereka yang mungkin sedang mengalami masa sulit
dalam hidup mereka, Isra Mi'raj adalah
pengingat akan apa yang Allah beritahukan kepada kita dalam Al-Quran:
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan (akan ada)
kemudahan.” Al-Quran (Surat Al Insyirah Ayat 5-8).
(Humas
PTPN7)
No comments:
Post a Comment