KOLABORASI


Kolaborasi Bisa Mendorong Inovasi di Dunia Bisnis

PTPN7-Tubu.
Semakin banyak cara untuk meningkatkan kolaborasi antar karyawan di suatu perusahaan, yang dimungkinkan dengan teknologi.
Hal ini telah mengubah cara pandang kita tentang perusahaan modern. Kombinasi antara alat-alat bisnis tradisional dengan media sosial, memungkinkan perusahaan mendorong perubahan ke arah yang lebih positif.
Kombinasi ini mampu meningkatkan kinerja serta keterlibatan karyawan di berbagai proses bisnis, yang pada akhirnya melahirkan berbagai inovasi.
Disinilah dimana para pemimpin bisnis harus mampu memanfaatkan berbagai cara dan alat yang bisa meningkatkan kolaborasi antar karyawan, demi terciptanya aktivitas operasional bisnis yang lebih optimal.
Dengan semakin meningkatnya akses langsung keinformasi dan penggunaan teknologi, para karyawan pun menuntut aksesbilitas yang serupa. Jika para pemimpin mampu mengakomodir harapan tersebut dengan menyediakan berbagai alat kolaborasi yang sesuai, maka iklim perusahaan yang lebih kondusif untuk meningkatkan kolaborasi antar karyawan dapat tercipta.
Iklim yang kondusif ini pada akhirnya dapat pula meningkatkan kinerja karyawan.Bagaimana caranya?
Jawabannya adalah dengan membawa berbagai proses kolaborasi yang terjadi secara offline ke ranah online. Contohnya adalah social networking. Melalui alat ini, seluruh informasi yang sebelumnya hanya dikirimkan melalui email / surat fisik / pembicaraan secara individual, sekarang bisa diakses oleh karyawan dan dibahas bersama di suatu lokasi yang terpusat (video Confren).
Dengan cara ini memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar antar karyawan yang merupakan sebuah elemen penting dari kultur perusahaan.
Tren yang terjadi di perusahaan modern saat ini adalah meningkatnya adopsi lingkungan kerja yang terbuka dan fleksibel, demi meningkatkan keakraban serta kolaborasi tatap muka antar karyawan, serta mendorong terjadinya proses pembelajaran.
Metode tersebut memang mampu mendorong terjadinya diskusi pembelajaran dan meningkatkan keakraban antar karyawan. Namun, sayangnya, metode ini juga membatasi kesempatan karyawan untuk menyerap berbagai informasi dan pengetahuan yang telah dibagikan.  
Penyerapan informasi dan pengetahuan sejatinya adalah manfaat utama dari kolaborasi sosial
Keadaan tersebut menuntut bagian SDM untuk mampu menjadi inisiator perubahan di dalam lingkungan kerja dan menerapkan strategi baru guna meningkatkan proses bisnis. Oleh karena itulah, penerapan strategi dan alat kolaborasi sosial mulai dianggap penting.
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah fokus pada alat kolaborasi sosial yang sudah umum digunakan oleh generasi saat ini dalam kehidupan sehari-hari dan memikirkan strategi untuk menerapkan konsep tersebut ke dalam lingkungan kerja.
Social sharing (WA) menyediakan kesempatan bagi setiap karyawan untuk dapat berkontribusi semaksimal mungkin terhadap tim. Selain itu, diskusi terbuka yang terjadi di dalamnya membuat karyawan dapat lebih terlibat ke dalam suatu isu. Semua elemen tersebut sangatlah penting untuk menanamkan sebuah budaya kolaborasi yang lebih erat antar karyawan.
Kolaborasi di dalam platform ini bisa berbentuk grup-grup social/social media, komunitas olah raga / hobi, hingga berbagai macam tipe interaksi lainnya. Untuk hal yang lebih mengarah pada pekerjaan, platform ini dapat dijadikan kanal untuk berbagi informasi seperti infografis, foto, blog, dan instant messaging.
Untuk meningkatkan efektivitas platform sosial ini di dalam perusahaan, para pemimpin juga harus ikut terlibat. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: mendorong karyawan untuk memanfaatkan platform ini di dalam setiap aktivitas kerja, mencari cara agar karyawan mau terhubung serta terlibat di dalamnya dengan tidak hanya membahas seputar aktivitas kerja saja, dan membuat karyawan mampu memosisikan platform ini sebagai alat untuk mengoptimalkan kolaborasi antar bagian/karyawan.
Tidak hanya sebatas kolaborasi, platform sosial ini juga dapat dimanfaatkan oleh bagian SDM untuk kepentingan mereka. Salah satunya adalah dengan menjadikan platform ini sebagai alat pengembangan tenaga kerja.
Melalui platform ini, bagian SDM bisa mendapatkan wawasan tentang hubungan antar karyawan mereka dan siapa yang memanfaatkan platform tersebut secara efektif.
Jika platform sosial ini diintegrasikan dengan sistem, maka bagian SDM akan mampu memonitor, melakukan review serta analisis yang mendalam dengan lebih mudah sebagai dasar dari pengambilan keputusan.
Memiliki lingkungan kerja yang terhubung secara sosial di ranah offline maupun online, tentunya menambah tingkat kerumitan dari proses operasional bagian SDM dan IT. Namun, meskipun dihadapkan pada tantangan tersebut, apakah perusahaan tetap tidak ingin merasakan manfaat yang didapat dari platform sosial di lingkungan kerja?
Di setiap perubahan, pastinya selalu ada risiko yang membayangi di belakangnya. Namun risiko-risiko yang muncul jangan sampai menghambat laju bisnis untuk berkembang. Penerapan perangkat / sistem baru yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis, harus diiringi dengan kesiapan untuk menghadapi risiko yang menghadang.
Menghindari risiko adalah musuh utama dari inovasi, sedangkan inovasi adalah kunci perkembangan dan keberlangsungan bisnis, Untuk bisa melahirkan inovasi, perusahaan perlu memiliki karyawan yang memiliki keterlibatan tinggi dengan perusahaan, dan mampu berkolaborasi dengan setiap bagian di dalamnya secara erat dan efektif. Semua hal ini dimungkinkan dengan adanya platform kolaborasi sosial.and@

Jur/Tubu/BH.SDM