Media-PTPN7-Tubu.
Selasa (27/01/2021). Sedekah, mendengar namanya, orang sudah kenal keutamaannya. Sedekah berasal dari As-Shidq, artinya jujur. Seorang muslim yang bersedekah berarti dia membuktikan kejujurannya dalam beragama. Betapa tidak, harta yang merupakan bagian yang dia cintai dalam hidupnya, harus dia berikan ke pihak lain. Karena itulah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut sedekah sebagai ‘burhan’ (bukti). Dalam hadis dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Shalat adalah cahaya, sedekah
merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi
pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).
Seperti yang dilakukan IKBI PTPN7 Unit tubu
dalam acara ZOOM meeting yang dilaksanakan di mees PTPN7 Unit Tubu dengan tema “
Keajaiban Sedekah” diikuti seluruh persatuan IKBI PTPN7 dan Unit Tubu ikut hadir dalam acara tersebut diikuti Ibu Irda Irnawan,SP
dan beberapa ibu staf lainnya, acara dimulai pukul 09.30 wib. Dengan penceramah Ust. Abdullah Kafy Hamdan, S.Pd.I.
Sedekah disebut ‘burhan’ karena sedekah merupakan bukti kejujuran iman seseorang. Artinya, sedekah dan pemurah identik dengan sifat seorang mukmin, sebaliknya, kikir dan bakhil terhadap apa yang dimiliki identik dengan sifat orang munafik. Untuk itulah, setelah Allah menceritakan sifat orang munafik, Allah sambung dengan perintah agar orang yang beriman memperbanyak sedekah. Di surat Al-Munafiqun, Allah berfirman,
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Infakkanlah sebagian dari apa yang Aku berikan kepada kalian, sebelum kematian mendatangi kalian, kemudian dia meng-iba: “Ya Rab, andai Engkau menunda ajalku sedikit saja, agar aku bisa bersedekah dan aku menjadi orang shaleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).
Untuk itulah,
seorang hamba hanya akan mendapatkan hakekat kebaikan dengan bersedekah,
memberikan apa yang dia cintai. Allah berfirman,
لَن
تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ
“Kalian tidak akan mendapatkan
kebaikan, sampai kalian infakkan apa yang kalian cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Hadis berbicara tentang keajaiban Sedekah
a. Dari Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صدقة السر
تطفىء غضب الرب
“Sedekah dengan rahasia bisa
memadamkan murka Allah” (Shahih
At-Targhib, 888)
b. Dari
Ka’b bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
والصدقة
تطفىء الخطيئة كما يطفىء الماء النار
Sedekah bisa memadamkan dosa,
sebagaimana air bisa memadamkan api. (Shahih At-Targhib, 866)
c. Dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفئ عن أهلها حر القبور وإنما يستظل المؤمن يوم القيامة في ظل صدقته
“Sesungguhnya sedekah akan
memadamkan panas kubur bagi pelakunya. Sungguh pada hari kiamat, seorang mukmin
akan berlindung di bawah naungan sedekahnya.” (Silsilah As-Shahihah, 3484).
Yazid – salah
seorang perawi yang membawakan hadis ini – menceritakan: ‘Dulu si Martsad, setiap
kali melakukan satu dosa di hari itu maka dia akan bersedekah dengan apa yang
dia miliki, meskipun hanya dengan secuil kue atau bawang.’ (As-Silsilah
As-Shahihah, 872).
d. Dari Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
داووا مرضاكم بالصدقة
“Obati orang
sakit di antara kalian dengan sedekah.” (Shahih At-Targhib, 744).
Ibnu Syaqiq
menceritakan, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Ibnul Mubarak – guru
Imam Bukhari -: ‘Saya memiliki luka di lutut selama tujuh tahun, sudah coba
diobati dengan berbagai macam cara, sudah konsultasi dokter dan tidak ada
perubahan.’ Ibnul Mubarak menyarankan, ‘Buatlah sumur di daerah yang
membutuhkan air. Saya berharap akan menghasilkan sumber air dan menyumbat darah
yang keluar.’ Diapun melakukannya dan sembuh. (Shahih At-Targhib)
e. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ، إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Setiap datang
waktu pagi, ada dua malaikat yang turun dan keduanya berdoa. Malaikat pertama
memohon kepada Allah, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang memberi
nafkah’, sementara malaikat satunya berdoa, ‘Ya Allah, berikan kehancuran bagi
orang yang pelit.’ (HR. Bukhari & Muslim).
f. Dari Al-Harits Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang wasiat Nabi Yahya kepada bani israil. Salah satu isi wasiat itu, Nabi Yahya mengatakan,
وآمركم بالصدقة ومثل ذلك كمثل رجل أسره العدو فأوثقوا يده إلى عنقه وقربوه ليضربوا عنقه فجعل يقول هل لكم أن أفدي نفسي منكم وجعل يعطي القليل والكثير حتى فدى نفسه
Aku
perintahkan kalian untuk banyak sedekah. Perumpamaan sedekah seperti orang
orang yang ditawan oleh musuhnya dan tangannya diikat di lehernya. Ketika
mereka hendak dipenggal kepalanya, dia bertanya: ‘Bolehkah aku tebus diriku
sehingga tidak kalian bunuh.’ Kemudian dia memberikan yang dimiliki, sedikit
atau banya, sampai dia berhasil menebus dirinya. (Shahih At-Targhib, 877).
Betapa luar
biasanya pengaruh sedekah. Setiap dosa dan kesalahan yang dilakukan manusia
merupakan ancaman baginya. Tumpukan dosa itu cepat atau lambat akan
membinasakannya. Namun dia bisa selamat dari ancaman ini dengan memperbanyak
sedekah, sampai dia bisa bebas dari neraka.
g. Sedekah
sama sekali tida mengurangi harta
Itulah jaminan
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu
Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
bahwa beliau bersabda,
مَا نَقَصَتْ
صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidak akan mengurangi
harta” (HR.
Muslim)
h. Dari Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
ذكر لي أن
الأعمال تباهي، فتقول الصدقة: أنا أفضلكم
“Diceritakan kepadaku bahwa semua amal akan saling dibanggakan. Kemudia amal sedekah mengatakan: ‘Saya yang paling utama diantara kalian'” (Shahih At-Targhib)
Hadis di atas
hanya sebagian riwayat yang menunjukkan keajaiban Sedekah. Masih banyak riwayat
lain yang menyebutkan keajaiban Sedekah. Mengingat demikian besar keutamaan
ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan
umatnya untuk mengharapkan kenikmatan yang Allah berikan kepada dua jenis
manusia, salah satunya adalah orang yang Allah beri harta, dan dia rajin
bersedekah siang dan malam. (HR. Bukhari & Muslim).
Sedekah yang Paling Utama
Sedekah dengan
banyak keutamaan di atas, tentu saja nilainya bertingkat-tingkat sesuai keadaan
ketika bersedekah. Berikut beberapa keadaan yang menyebabkan sedekah kita
nilainya lebih utama dari pada sedekah normal,
Pertama,
sedekah secara rahasia
Merahasiakan
sedekah akan lebih mendekati ikhlas. Karena itulah nilainya lebih besar
dibanding sedekah yang diketahui orang lain. Allah berfirman,
إِن
تُبْدُواْ الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِىَ وَإِن تُخْفُوهَا وَتؤْتُوهَا الفُقَرَاءِ
فَهُوَ خَيرٌ لَّكُمْ
“Jika kamu menampakkan
sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan
kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik
bagimu..” (QS.
Al-Baqarah: 271).
Kedua, sedekah
ketika masih sehat, kuat, dan punya harapan hidup lebih lama
Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sedekah seperti apakah yang paling besar pahalanya?’ beliau menjawab:
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
“Engkau bersedekah ketika kamu
masih sehat, rakus dengan dunia, takut miskim, dan bercita-cita jadi orang
kaya. Jangan tunda sedekah sampai ruh berada di tenggorokan, kemudian kamu
mengatakan: ‘Untuk si A sekian, si B sekian, padahal sudah menjadi milik orang
lain (melalui warisan).’ (HR.
Bukhari & Muslim)
Pada saat
sehat, muda, umumnya manusia masih sangat butuh harta, dan cinta harta dan
kekayaan. Bersedekah pada kondisi tersebut akan membutuhkan perjuangan yang
lebih besar untuk melawan nafsunya, dibandingkan sedekah yang dilakukan oleh
orang yang tidak lagi punya harapan banyak dengan kehidupan dunia karena sudah
tua.
Ketiga,
sedekah yang diberikan setelah menunaikan kewajiban nafkah keluarga
Dari Abu
Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ
الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
“Sebaik-baik sedekah adalah
harta sisa selain jatah nafkah keluarga. Mulailah dari orang yang wajib kamu
nafkahi.” (HR.
Bukhari & Muslim)
Sedekah ini
bernilai lebih baik, karena dilakukan tanpa menelantarkan kewajibannya.
Mengingat kaidah baku dalam syariat, amal wajib lebih didahulukan dari pada
amal sunah.
Keempat,
sedekah pada saat krisis
Orang yang
memiliki sedikit, namun dia berani bersedekah, menunjukkan keseriusan dia dalam
beramal, disamping sikap istiqamah yang dia lakukan. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham bisa mengalahkan
seratus ribu dirham.” Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana bia demikian’
كان لرجل
درهمان تصدق بأحدهما، وانطلق رجل إلى عرض ماله، فأخذ منه مائة ألف درهم فتصدق بها
“Ada orang yang memiliki 2
dirham, kemudian dia sedekahkan satu dirham. Sementara itu ada orang yang
memiliki banyak harta, kemudian dia mengambil seratus ribu dirham untuk
sedekah.” (HR.
Nasai dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Kelima, nafkah
untuk keluarga
Barangkali
banyak kepala keluarga yang belum terbayang, ternyata nafkah yang kita berikan
kepada kelurga sejatinya bisa bernilai pahala. Dengan syarat, dilakukan dalam
rangka mengharap pahala Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرجل إذا
أنفق النفقة على أهله يحتسبها كانت له صدقة
“Seseorang yang memberikan
nafkah kepada keluarganya dengan mengharap pahala dr Allah maka itu bernilai
sedekah.” (HR.
Bukhari & Muslim)
Bahkan nafkah keluarga yang diniatkan utk beribadah kepada Allah, nilainya lebih besar dibandingkan yang disumbangkan untuk orang miskin. Karena nafkah keluarga hukumnya wajib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أربعة دنانير: دينار أعطيته مسكيناً، ودينار أعطيته في
رقبةٍ، ودينار أنفقته في سبيل الله، ودينار أنفقته على أهلك، أفضلها الدينار الذي
أنفقته على أهلك
Ada 4 dinar:
satu dinar kau berikan ke orang miskin, satu dinar kau sumbangkan untuk
pembebasan budak, satu dinar untuk jihad fi sabililllah, dan satu dinar yang
kau jadikan nafkah untuk keluarga, yang paling utama adalah satu dinar yang kau
nafkahkan untuk keluarga. (HR. Muslim)
Keenam,
sedekah kepada kerabat
Sedekah ini
lebih utama karena nilainya ganda: sedekah sekaligus mempererat silatur rahim.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الصدقة على
المسكين صدقة، وهي على ذي الرحم اثنتان صدقة وصلة
Sedekah kepada orang miskin
nilainya hanya sedekah. Sedekah kepada kerabat nilainya dua: sedekah dan
menyambung silaturrahim. (HR.
Ahmad, Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah).
NEX <<<<<----- HIMBAUAN COVID -19 & VIDEO PENYEMPROTAN
---->>> Kembali PENGHARGAAN KINERJA TERBAIK
Jur/Tubu/Bambang H/SDM.2021
No comments:
Post a Comment