PENCARIAN

PTPN7 UNIT TULUNGBUYUT TAHUN 2021

 MEDIA-PTPN7-TUBU.  

PTPN Group yang terdiri dari gabungan PTPN I sampai dengan PTPN XIV yang tersebar diseluruh wilayah kepulauan  Indonesia dan kini berkantor pusat / N7 Holding di PTPN III Medan Sumatera Utara, dan Merupakan Perusahaan Milik Negara yang bergerak bidang tanaman keras, berupa, Karet, Tebu, Kelapa Sawit, Teh, Kakao dll.


PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulungbuyut merupakan salah satu Unit dibawah N7 Holding.
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulungbuyut yang terletak dikampung Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan Propinsi Lampung, dengan jarak ± 60 km arah timur Kabupaten Way Kanan dan ± 160 km dari Kabupaten Propinsi Lampung.
PTPN7 Unit Tulungbuyut terletak pada ketinggian ± 82 m diatas permukaan laut, totografi datar bergelombang, jenis tanah Podsolik Merah Kuning dengan bahan induk Tufa asam, latosol dan alluvial, type iklim B dengan rata rata curah hujan > 1500 mm/Th.
Sejarah singkat berdirinya PTPN7 Unit Tulungbuyut dibangun pada tahun 1930 oleh PT. Internatio Belanda. Tahun 1957 diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dalam rangka Nasionalisasi dengan budidaya tanaman karet dan hasil olah karet Konvensional berupa  RSS (Ribbed Smoked Sheet). 
Pada tanggal 10 Desember 1957, terjadi perubahan status dari Perusahaan Negara (PN) menjadi perusahaan Terbatas (PT) Perkebunan X (Persero) pada tanggal 30 Agustus 1980.
Dengan adanya peningkatan produksi karet, pada tahun 1988 dan tahun 1994 dibangun pabrik pengolahan karet remah (CRF) dengan kapasitas masing-masing 20 ton kk/hari dan dilengkapi dengan unit pengolahan Limbah yang telah memenuhi standar Bapedal. Dengan dibangunnya pabrik CRF, maka mulai tahun 1989 sudah dapat diproduksi karet remah (SIR) selain produksi RSS yang telah ada, Sehingga dengan adanya Restrukturisasi PT. Perkebunan pada tanggal 11 Maret 1996 dengan Akte Notaris Harun Kamil, S.H No.40 berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara VII.

PT. Perkebunan Nusantara Tulungbuyut memiliki luas 6.774 ha yang didalamnya meliputi Pabrik, Kantor Induk dan Perumahan karyawan,  dengan luas 6.774 ha tersebut terdiri dari Afdeling I (satu) luas 705 ha, Afdeling II (dua) luas 681 ha, Afdeling III (tiga) luas 693 ha, Afdeling IV (empat) luas 766.8 ha, Afdeling V (lima) luas 846.4 ha, Afdeling VI (enam) luas 804.7  ha, Afdeling VII (tujuh) luas 838 ha lain-lain 452.4 ha, kemudian untuk wilayah afdeling blambangan umpu atau Afdeling 8 (delapan) yang berjarak ± 32 km dari kantor induk unit tulungbuyut dan merupakan afdeling terjauh dengan luas keseluruhan yang dimiliki afdeling bapu 987.5 ha.

PRODUKSI PTPN7 UNIT TULUNGBUYUT TAHUN 2021

UPAYA PTPN7 UNIT TULUNGBUYUT 
SELAMA TAHUN 2021

RKAP 2021.

No

Tahun

Bulan

RKAP

Real

%

1

2021.

Januari

543.659

486.549

89,50

2

2021.

Pebruari

486.000

524.721 

107.97 

3

2021.

Maret

542.300

 544.589

100.42 

TW I

1.571.959

 1.555.859

 98.98

4

2021.

April

617.707

 

 

5

2021.

Mei

684.479

 

 

6

2021.

Juni

692.274

 

 

TW II

1.994.461

 

 

Jml SM I

3.566.420

 

 

7

2021.

Juli

518.992

 

 

8

2021.

Agustus

380.980

 

 

9

2021.

September

315.110

 

 

TW III

1.215.082

 

 

10

2021.

Oktober

447.232

 

 

11

2021.

Nopember

558.227

 

 

12

2021.

Desember

625.663

 

 

TW IV

1.631.121

 

 

Jml SM II

2.846.203

 

 

Jml Setahun 2021

6.412.623

 

 

Januari 2021.

Pada Bulan Januari 2021 Produksi yang dicapai PTPN7 Unit Tubu Sebesar 89,5 % atau RKAP Januari  543.659 Kg  dengan realisasi Produksi pada bulan Januari 486.549 Kg.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pada bulan yang akan datang Manajer Agus Faroni, S.P.MM serta Askep Tanaman Joko Bintoro, SP mengadakan Pembinaan terhadap Asisten Tanaman, Mandor Besar Tanaman, Mandor Deres pada Bagian Wilayah B ( Afd IV,V,VI,VII).

Pembinaan tersebut meliputi Peningkatan pengetahuan tentang tanggung jawab seorang pimpinan dalam mengemban tugas dilapangan lebih maksimal dan proaktif dalam pengawasan terhadap tenaga kerja yang dibawahinya, 

•      Melaksanakan Tap Inspeksi

•      Melaksanakan Uji Potensi Pohon

•      Melaksanakan Uji Gelembung Udara

Tanpa adanya kebersamaan serta keseriusan dalam pengawasan terhadap karyawan dalam bekerja semua rencana tidak akan dapat berhasil dengan baik oleh karna itu perlu dilakukan perbaikan dengan terus menerus dalam bidang pengawasan dan tak kalah pentingnya dengan pelatihan, Senin (15/02/2021) PTPN7 Unit Tubu mengadakan In House Training (IHT) yang dilaksakan di Mess Unit Tubu dimulai pada pukul 14.30 wib acara dihadiri Manajer Unit Tulungbuyut Agus Faroni. S.P.M.M, Askep Tanaman Joko Bintoro. SP. Asisten Tanaman, Mabes serta Mandor sadap Afdeling IV, V, VI, dan VII.

Bulan Pebruari 2021


Keberhasilan suatu Unit tergantung dari kebersamaan sebuah TIM.
Semua tidak ada yang hebat, hanya kebersamaan yang bisa membuat kita Hebat, jangan kita sendiri-sendiri, kita harus saling peduli dan selalu menjaga kekompakan dalam berkerja maupun dalam pengawasan sebagai seorang pemimpin terhadap karyawan yang dibawahinya.

Tanpa adanya kebersamaan dan saling kepedulian pengawasan pekerjaan maupun dalam pengawasan aset perusahaan maka kita akan jatuh.

Poin poin tersebut yang disampaikan pada acara IN HOUSE TRAINING yang dilaksanakan pada Selasa (16/02/2021) bertempat di Mess PTPN7 Unit Tubu pada pukul 14.30 wib dihadiri Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M, Askep Tanaman Joko Bintoro. SP. Asisten Tanaman, Mabes serta Mandor sadap Afdeling IV, V, VI, dan VII jumlah peserta IN HOUSE TRAINING, masih tetap seperti pada kesempatan yang lalu lebih kurang 10 peserta hal ini dilakukan untuk tetap menjaga dari penyebaran Virus corona serta mematuhi prokol kesehatan Covid-19.


Dalam sambutan Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M, mengatakan ”Saya minta setelah kita melakukan IN HOUSE TRAINING yang kesekian kalinya ini kita semua sebagai pengawas atau pemimpin dibagian masing masing akan lebih memahami dan tau dengan tugas serta tanggung jawabnya dalam pengawasan terhadap karyawan yang dibawahinya baik aset maupun produksi yang didapatnya, karena disinilah dapat terlihat letak keberhasilan pimpinan dalam pengawasan dapat mengatasi penyimpangan dalam pekerajan yang dilakukan pekerja atau karyawan, diantaranya penyimpangan produksi dan DRC/K3, untunk menghindari hal tersebut maka harus dilakukan Uji Potensi Pohon (UPP) dan juga Uju Gelembung Udara (UGU) mudah mudahan setelah kita melakukan IN HOUSE TRAINING ini dapat dijalankan dan diterapkan dilapangan supaya produksi Unit Tubu dapat tergali dengan baik serta dapat menjaga kualitas dan mutu DRC latek sehingga target produksi PTPN7 Unit Tubu dapat kita capai, acara seperti ini akan tetap kita lakukan secara bertahap”. Itulah sepenggal sambutan Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M. 

Askep Tanaman Joko Bintoro, SP sebagai moderator dan penyampaian makalah dalam acara IN HOUSE TRAINING ini mengatakan ”ada tiga poin yang perlu kita garis bawahi dan kita laksakan dilapangan yaitu :

      Melaksanakan Tap Inspeksi, ini merupakan tugas rutin yang dilakukan baik Asisten, Mandor besar dan juga Mandor Sadap untuk melihat kualitas mutu sadapan.

      Melaksanakan Uji Potensi Pohon, disini untuk mengetahui kemampuan produksi yang dihasilkan hanca tersebut dan juga mengetahui sadap maupun pungut latek tembus atau tidak selain untuk menekan losis penyimpangan produksi (meninggalkan produksi di hanca).

      Melaksanakan Uji Gelembung Udara, adalah untuk mengetahui mutu latek yang disetor oleh karyawan ditempat pengumpulan produksi (STL) tercampur oleh air atau tidak, yang dilakukan karyawan itu sendiri."

"Oleh karna itu pelatihan dan pembinaan terhadap pengurus atau mandor sadapun penting untuk dilakukan supaya mandor sadap menjadi tenaga yang mampu bekerja dibidang pengawasan terhadap karyawan yang dibawahinya dan tugas pokok yang pertama harus dijalankan adalah untuk selalu melakukan UPP (Uji Potensi Pohon) agar dapat mengetahui potensi hanca tersebut."

"Selain UPP (uji potensi pohon) harus juga dilakukan UGU (uji gelembung udara), untuk mengetahui DRC/K3/ mutu dan kuwalitas latex karyawan tersebut, apakah tercampur air atau tidak, saya meminta agar semua jajaran pimpinan yang membawahi anak buah tersebut pro aktif serta memiliki inovasi inovasi terbaik dalam penggalian produksi".

"Uji Potensi Pohon adalah untuk mengetahui kemampuan produksi yang dapat diperoleh pada hanca tersebut, apa ada penyimpangan dalam pelaksanaan penggalian produksi tersebut, apakah karyawan penyadap tersebut telah melaksanakan penyadap dengan baik dan benar? baik dan benar disini adalah keberangkatan lebih awal/pagi, selesai seluruh pohon disadap tidak ada yang teritinggal, kedalam sadapan sudah sesuai aturan yang benar apakah produksi yang disadap telah dipungut dan disetor seluruhnya pada perusahaan. Disini akan dapat terlihat dari jumlah pohon perhanca tersebut dengan dikalkulasikan perhitungan dengan jumlah gram/cc semple pohon yang diambil sebagai UPP dengan jumlah pohon dihanca tersebut, untuk melakukan UPP (Uji Potensi Pohon) dengan benar agar dapat mengetahui potensi hanca tersebut, cara pengambilan semple latex perpenyadap adalah diambil sample 10 pohon lalu perhanca dimulai dari arah pohon pertama mulai penyadap menyadap lalu kearah berikutnya, lalu berapa CC jml dari 10 pohon tersebut dibagi 10 pohon berapa rata-ratanya, dengan melakukan UPP yang benar maka dapat mengetahui potensi hasil latex hanca tersebut”.

“Cara melakukan UGU (uji gelembung udara), yaitu dengan cara ambil latex kemangkok lalu campur dengan asam semut diaduk-aduk maka akan muncul gelembung, seperti apa ciri-ciri gelembung latex tercampur air ? dan seperti apa latex yang tidak tercampur air/asli?,  ciri latex asli akan muncul Gelembung setelah latex dicampur asam semut lalu diaduk itu muncul Gelembung Tunggal, Sudah pasti DRC latex tersebut tinggi. Uji Gelembung Udara akan melihat dari kejujuran seorang karyawan dalam penyetoran hasil produksi yang didapatnya keperusahaan, adakah penyimpangan produksi dengan mencampur air pada produksi yang disetor keperusahaan, hal ini dapat dilakukan karyawan karna beberapa sebab diantaranya, sadap tidak tembus/selesai, pungut tidak selesai, produksi ditinggal dihanca, untuk kepentingan pribadi, hal inilah yang dapat merugikan perusahan".

.


                                                   Gelembung latex                                       Gelembung latex campur air.

sedangkan latex campur air akan muncul terlihat jelas banyak Gelembung yang berkaitan atau banyak mengikat satu sama lain, serta akan muncul melingkari dipinggir-pinggir mangkok tersebut dan itulah penyebab dari rendahnya DRC/K3”  itulah materi yang disampaikan Asisten Kepala Joko Bintoro, SP. 


TUJUAN UJI POTENSI POHON

         INDIKATOR TERUKUR PENGAWASAN DIDALAM HANCA

         CARA BEKERJA LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN

         MAMPU MENGESTIMASI PRODUKSI HARIAN SECARA TEPAT

Teknik penyadapan yang baik harus memperhatikan  kedalaman irisan. Dalam hal ini kedalaman irisan akan memengaruhi jumlah pembuluh lateks yang terpotong. Semakin banyak pembuluh lateks yang terpotong maka semakin banyak lateks yang keluar. Tetapi ketebalan sadapan pun ada batasannya, yaitu 1-1.5 mm dan 1-0,5 mm dari kambium. Selain kedalaman sadapan faktor waktu sadap sangat mempengaruhi hasil lateks.

Waktu sadap ini berkaitan dengan tekanan turgor. Tekanan turgor yang tepat untuk penyadapan  adalah 10-14 atm. Semakin siang waktu penyadapan, maka tekananan turgornya akan semakin rendah. Dengan demikian  hasil lateks yang didapat pada tekanan turgor rendah sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi.(tekananan turgor = tekanan latex keluar saat pohon disadap).

Penyadapan tanaman karet merupakan salah satu langkah penting dalam budidaya karet. 

Pada dasarnya penyadapan adalah kegiatan pemutusan atau pelukaan pembuluh lateks sehingga lateks menetes keluar dari pembuluh lateks ke mangkuk penampung yang dipasang pada batang karet.

Pembuluh lateks yang terputus atau terluka tersebut akan pulih kembali seiring berjalannya waktu, sehingga jika dilakukan  penyadapan untuk kedua kalinya tetap akan mengeluarkan lateks. 

Dengan demikian, diperlukan perencanaan yang matang  dalam teknik penyadapan agar menghasilkan lateks yang banyak.

Lateks dibentuk dalam pembuluh lateks yang merupakan  sel-sel hidup berdinding elastis mengandung gula, protein dan garam mineral yang dapat menyimpan air dari jaringan yang berada disekitarnya. Pengaliran lateks disebabkan karena adanya tekanan dalam pembuluh lateks dan  pergerakan cairan lateks akibat perbedaan konsentrasi setelah pohon disadap.

Produksi lateks yang diperoleh dari hasil penyadapan ditentukan oleh lamanya aliran dan kecepatan biosintesis. 

Sedangkan biosintesis lateks itu sendiri ditentukan oleh bahan dasar pembentuk lateks berupa sukrosa dan oleh aktivitas enzim yang berperan secara langsung, baik pada tahap glikolisis maupun anabolisme partikel karet.

Penyadapan karet harus memperhatikan kedalaman sadapan. Semakin dalam irisannya, semakin banyak berkas pembuluh lateks yang terpotong. 

Oleh sebab itu, sebaiknya penyadapan  dilakukan sedalam mungkin, tetapi tidak boleh menyentuh lapisan kambium karena akan mengakibatkan kulit pilihan rusak (benjol-benjol) sehingga berpengaruh pada produksi lateks. 

Sedangkan jika penyadapan terlalu dangkal menyebabkan berkas pembuluh lateks semakin sedikit yang terpotong sehingga lateks yang diperoleh jumlahnya terbatas.

Menurut hasil penelitian pada kedalaman kulit 0,5 mm dari lapisan kambium yang mendekati kayu memiliki jumlah pembuluh lateks terbanyak, yaitu kurang lebih 80 lingkaran pembuluh lateks. 

Sedangkan ketebalan irisan yang dianjurkan adalah 1–1,5 mm dan kedalaman 1-0,5 mm dari lapisan kambium, harus berhati-hati karena pada kedalaman kulit 1-0,5 mm (mendekati kayu) sangat rawan terhadap kerusakan kambium dan akan berpengaruh terhadap produksi selanjutnya.

Kondisi fisiologis pembuluh lateks yang tepat untuk penyadapan  adalah pada tekanan turgor 10-14 atm. Segera setelah pohon disadap, tekanan turgor menurun dan air dari sel-sel tetangga menembus dinding pembuluh lateks sehingga lateks mengalir sepanjang irisan sadap. Lateks yang diperoleh dari penyadapan tidak saja berasal dari pembuluh lateks yang terlukai tetapi merupakan kumpulan lateks yang mengalir dari daerah aliran lateks.

Lamanya aliran lateks ditentukan oleh besarnya tekanan turgor dalam pembuluh lateks dan kecepatan koagulasi pada alur sadap. 

Turgor adalah tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel berpengaruh pada besar kecilnya tekanan pada dinding sel.

Kandungan osmotikum yang tinggi dalam lateks seperti sukrosa, kuebratikol, ion mineral serta tersedianya air yang cukup merupakan kondisi ideal agar tekanan turgor mencapai maksimum. 

Kondisi tersebut memungkinkan berlangsungnya aliran lateks yang cukup lama serta indeks penyumbatan yang rendah sehingga produksi meningkat.

Beberapa jam setelah pohon karet disadap aliran lateks akan terhenti. Berhentinya aliran lateks disebabkan oleh adanya koagulasi partikel karet yang menyumbat luka irisan sadap.(terjadinya pembekuan pada alur sadapan).

Bobot karet kering paling tinggi diperoleh pada penyadapan pukul 04.45 yaitu sebanyak 24,19 g/ph/sadap. Semakin siang penyadapan yang dilakukan akan terjadi pengurangan produksi. 

Hal ini terlihat pada penyadapan pukul 06.15,6.45 dan 07,15 masing-masing menghasilkan bobot kering sebanyak 20.76, 16.47, 12.19 g/ph/sadap. Sedangkan  pukul 07.45 sebanyak 11.57 g/ph/sadap. 

Hasil ini menjelaskan bahwa tekanan turgor akan semakin rendah dengan waktu yang semakin siang. Dengan demikian hasil lateks yang didapat pada tekanan turgor kecil sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi.

Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah, Sadap pada pagi/subuh akan menghasilkan produksi lebih banyak/bagus dibanding sadapan diatas pukul 07.45 wib.
Bulan Maret 2021.

Field Day merupakan pelatihan dan pembelajaran yang diterapkan dalam setiap kegiatan yang pernah dipelajari didalam setiap pelatihan (IHT).

Kamis (04/03/2021) Program pelatihan dilapangan (Field Day) dilaksanakan di Afdeling VII PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulungbuyut, acara dimulai pada 08.00 wib dihadiri Manajer Unit Tulungbuyut Agus Faroni. S.P.M.M Askep Tanaman Wilayah A Irda Irnawan, SP Wilayah B Joko Bintoro, SP, Asisten SDM & Umum Siswanto, SE Asisten Afdeling I sampai dengan VII dan Bapu Ketua TIM PKAT ikut serta dalam acara fild day yaitu Catur Pambudi . Dalam acara tersebut dihadiri pula Mahasiswa Universitas Polanela Bandar Lampung yang masih dalam program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN7 Unit Tulungbuyut.

Dalam acara Tanya jawab yang disampaikan Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M menanyakan “Tolong jelaskan pungsi dan tugas sebagai pengawas dalam mengawasi karyawan yang dibawahi lalu jelaskan tentang bagaimana cara penggalian dan pengawasan produksi guna penggalian produksi dan tolong jelaskan apa apa saja tindakan yang harus dikerjakan?”.

Dari pertanyaan yang disampaikan Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M tersebut salah satu dari mahasiswa Universitas Polanela menjawab dengan jelas dan tepat dari penawasan terhadap pekerja, hanca, produksi, pemakaian kulit hingga cara pelaksanaan Uji Potensi Pohon (UPP) dan Uji Gelembung Udara. Manajer Agus Faroni. S.P.M.M sangat bangga atas jawaba tersebut dan memberikan apresiasi terhadap salah satu dari peserta yang ikut dalam field day tersebut.

Tulus Catur Pambudi Ketua Tim PKAT yang ikut hadir dalam acara Field Day dalam sambutan Tanya jawab tersebut mengatakan,” Field Day ini merupakan tindak lanjut dari hasil pelatihan yang pernah dijalani seperti IHT dan lainnya kemudian diterapkan dilapangan dengan pembuktian yang didapat dari pelatihan tersebut terhadap karyawan yang dibawahinya kedalam bentuk pelaporan tertulis kemudian akan dilakukan kembali pada minggu kedepan untuk melihat perbaikan pekerjaan yang dilakukan terhadap karyawan tersebut atau tidak, bukan hanya sebagai materi atau teks tulisan saja dibuku kerja, akan tetapi perlu pembuktian hasil yang diterapkan kemudian dituangkan dalam bentuk pelaporan hasil yang dilaporkan secara berkesinambungan, jadi bukan hanya sekedar wacana tanpa tindak lanjut". 

Pada kesempatan Field day tersebut hadir pula dari Bagian Sekretariat Sub Bag Kantor Direksi Sudarmono dan Andi Firmansyah untuk menggali informasi mengenai penggalian produksi, Produktivitas serta mitra binaan yang ada di Unit Tulungbuyut.


Senin (15/03/2021) Field Day atau Hari Lapangan merupakan salah satu sarana untuk berbagi dan bertukar ilmu antara satu sama lain sehingga kebersamaan untuk mendapatkan yang lebih baik akan dapat terwujud.

Hal itu yang dilakukan oleh manajemen PTPN7 Unit Tulungbuyut dalam acara Field Day yang berlokasi di Afdeling IV, acara tersebut dihadiri Askep Tanaman Joko Bintoro, SP  Asisten Tanaman Afdeling II, III, dan IV, Mandor Besar dan Mandor Deres/ Sadap Afdeling tersebut sebagai peserta dalam acara tersebut.

Mahasiswa dan Mahasiswi dari Universitas Polinela Lampung yang sedang menjalankan praktek kerja lapangan atau PKL ikut serta dalam acara ini untuk mengetahui dan mendalami tentang tanaman karet serta tugas pokok sebagai tenaga pengawas dilapangan.

Dalam sambutannya Manajer Unit Tubu mengatakan “Sebagai Mandor sadap yang membawahi Karyawan Penyadap haruslah tanggap dan proaktif dalam mengawasi serta membina bawahan, baik dalam pekerjaan maupun dalam ketenaga kerjaan atau SDMnya”.

“Pengawasan disini yang ditujukan terhadap kualitas sadapan yang dikerjakan karyawan pada hanca tersebut dalam kondisi mutu atau kualitasnya baik atau tidak, ada perubahan atau tidak, dan ini apa bila terdapat penurunan dalam pekerjaannya”.


“Pengawasan produksi yang dihasilkan oleh karyawan tersebut sangatlah penting karna iu merupakan aset perusahaan yng perlu untuk kita jaga dari kerusakan maupun pencurian yang dilakukan tenaga kerja itu sendiri”.

“Pengamanan pencurian produksi dari luar maupun dari dalam perlu untuk dilakukan bersama apalagi pencurian saat ini sangatlah terorganisir, bisa saja pencurian produksi yang dilakukan karyawan itu sendiri, dan bisa jadi  diketahui oleh mandor maupun keamanan setempat sehingga pelaku dapat melakukan pencurian produksi dengan tenang tanpa takut tertangkap dari perbuatannya tersebut dan ini sangatlah besar kerugian yang didapat oleh Perusahaan ini, oleh karna itu mari kita bersama belajar dan memahami dengan tanggung jawab seorang mandor sadap “. Kata Manajer.

Askep tanaman yang membawahi dari Afdeling IV sampai dengan VII Joko Bintoro, SP mengatakan dalam sambutannya,” kita semua sebagai insan PTPN wajib dan harus selalu berbuat untuk belajar menjadi yang lebih baik dari kemarin, lebih baik dalam segala hal pengawasan terhadap tenaga kerja maupun produksi, akan tetapi diutamakan terhadap tenaga kerjanya sebab produksi akan tergali sepenuhnya dari SDM tenaga kerjanya, terutama pengawasan terhadap produksi yang dihasilkan oleh karyawan tersebut”.


“Penjagaan aset yang dimiliki oleh perusahaan yaitu produksi sangatlah penting dan produksi merupakan tolak ukur dari mundur majunya perusahaan, selain dari pada produksi, pengetahuan sebagai pengawas dalam mengawasi karyawan yang dibawahinya tentang penggalian produksi yang optimal oleh karyawan itu sendiri sangatlah penting”.

“Bagai mana tidak penting tentang pengetahuan yang dikuasai oleh seorang pengawas atau mandor sadap dalam pengawasan bawahan  baik dari segi cara sadap, pengamanan dan pembinaan terhadap bawahannya dalam memonitor hanca yang dikerjakan oleh karyawan”.

“Pengawasan hanca merupakan tugas tanggung jawab mandor sadap untuk mengawasi keadaan setiap harinya maupun kualitas pekerjaan dalam penyadap atau penderes, apakah ada perbaikan yang dilakukan karyawan tersebut pada hanca tersebut apabila terdapat kesalahan dalam menyadap”. Sepenggal sambutan Askep Tanaman Joko Bintoro, SP.


Pada Selasa (16/03/2021) Field Day kembali dilaksanakan di Afdeling VI dan ini sesuai dengan yang direncanakan oleh manajer akan tetap berlanjut dalam pembinaan terhadap pengawas mandor sadap dalam peningkatan kemampuan kerja.




No comments:

Post a Comment

Search This Blog