PTPN7-Tubu
AKHLAK
Memahami dan menerapkan dalam
tatanan hidup kita bermasyarakat, bekerja serta berkeluarga sehari-hari yang penuh
tanggung jawab, memiliki rasa sukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala apa yang kita dapatkan tercermin dalam
sifat ber “Akhlak”.
Selasa (15/12/2020) Bagian SDM PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulungbuyut mengadakan Sosialisasi tentang "AKHLAK" yang dilaksakan diruang rapat Manajer dihadiri bersama Bagian kantor Induk diantara Bagian
Keuangan, Bagian Umum, Bagian Tanaman.
Sosialisasi tersebuat menjabarkan dan menjelaskan apa arti dan makna dari “Akhlak” tersebut, dimana setiap insan Karyawan Perusahaan PTPN7 harus memiliki jiwa dan
berkepribadian “Ber – Akhlak”, yang harus tercermin dan dituangkan dalam setiap
perilaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya selaku
Insan PTPN7.
Rapat Sosialisasi tersebut
dipimpin langsung Asisten TUK Bias Setia Lesmana, SE juga dihadiri Asisten SDM
dan Umum Siswanto, SE.
Dalam pemaparan mengenai
poin-poin Akhlak yang disampaikan Asisten TUK tersebut merupakan kewajiban
sebagai insan PTPN7 untuk selalu berbuat dan berprilaku yang selalu berakhlak.
Penjelasan dalam pemaparan
mengenai AKHLAK tersebut diantaranya yaitu:
AMANAH
1. Amanah terhadap Allah Swt.
Amanah terhadap Allah artinya kita harus taat akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Manusia adalah makluk yang diciptakan oleh Allah dan Allah adalah sang Kholiq. Pencipta segala yang ada di dunia ini. Itu sebabnya manusia memiliki amanah terhadap Allah untuk beribadah hanya kepada-Nya. Manusia harus amanah terhadap semua yang sudah Allah anugerahkan kepada manusia. Hal ini seiring dengan Firman Allah:
“Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan
(juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan
kamu mengetahui.” (QS. Al Anfal: 27)
2. Amanah terhadap Sesama Manusia.
Manusia adalah makluk individu sekaligus sebagai makluk sosial. Amanah terhadap sesama manusia berarti bahwa manusia memiliki kewajiban yang harus ditunaikan sebagai konsekuensi dirinya sebagai bagian dari masyarakat dimana dia hidup. Ada hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai sosialisasi diri dalamber masyarakat untuk menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun min an-nas. Allah Taala berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS An-Nisa:58)
3. Amanah terhadap diri sendiri.
Amanah terhadap diri sendiriartinya bahwa setiap individu memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang harus selesaikansendiri. Allah SWT. berfirman:
“Dan (sungguh beruntung) orang
yang memelihara amanat-amanat dan janjinya”(Q.S.
al-Mu’minun:8).
Berdasarkan ayat tersebut di
atas, sifat amanah itu melekat pada setiap individu, setiap manusia sebagai
mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu dan makhluk sosial.
Orang yang amanah bisa dipastikan orang tersebut jujur dan bertanggung jawab. Dengan demikian maka amanah itu berkaitan dengan sifat dan sikap baik yang lain yaitu jujur dan bertanggung jawab. Jujur adalah sifat penting seorang kader. Bahkan Nabi besar Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul, beliau sudah dijuluki alamin yang artinya dapat dipercaya. Itu sebabnya kita harus selalu jujur dalam segala perkataandan perbuatan kita.Menjadikan Rasullullah sebagai contoh teladan dalam kepemimpinan maupun dalam aspek kehidupan dan kesehariannya. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21).
Amanah adalah akhlak dari para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang-orang yang paling baik dalam menjaga amanah, paling terpercaya dan paling jujur. Dalam hal kejujuran Allah SWT berfirman,
“Hai
orang-orang yang beriman, bertawakkallah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang jujur” (Qs. At-Taubah: 119).
Dengan demikian sikap amanah
memiliki dimensi yang luas. Dalam ranah kepemimpinan, sifat amanah harus
menjadi ciri khas yang melekat bagi seorang muslim. Jabatan yang tinggi
merupakan bentuk amanah yang harus dijaga. Karena setiap individu terlebih lagi
seorang pemimpin untuk level manapun pasti Allah akan meminta pertanggung
jawaban. kita semua merupakan pemimpin, setidaknya bagi diri sendiri dan
keluarga. Sehingga, nanti kita pasti akan ditanya dan dimintai pertanggung
jawaban tentang kepempinan kita. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al
Anfaal ayat 27:
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah
kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui.Rasulullah saw juga bersabda: "Kamu sekalian pemimpin dan kamu
sekalian akan diminta pertanggung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam
(pejabat apa saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabannya
tentang apa yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam
lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang
perempuan (istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan
ia juga akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tangga
juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya
tentang apa yang ia pimpin." (H.R. Ahmad, Muttafaq 'alaih,
Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibni Umar)
Seorang pemimpin harus amanah dan bertanggung jawab penuh terhadap Karyawan yang dibawahinya maupun masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab tetapi juga jujur. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang bisa diandalkan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Pemimpin yang membawa perubahan, pencerahan dan kebaikan. Itu sebabnya seorang pemimpin harus betul-betul waspada dan amanah terhadap tugas kepemimpinannya. Rasulullah SAW mengingatkan para pemimpin,
“Siapa saja yang
dianugerahkan Allah sebagai pemimpin, tetapi dia tidak berbuat sesuatu
untuk kebaikan umatnya (malah sebaliknya menipu dan menzalimi umatnya
), Allah akan mengharamkan surga untuknya”. (HR. Bukhori). Dalam Hadistlain, Rasulullah
SAW bersabda, “Orang
yang paling sakit siksaan di hari kiamat adalah pemimpin yang dhalim
(curang).” (HR. Thabrani).
Life is choice: hidup adalah
pilihan. Dalam menerima sebuah amanah kepemimpinan atau pekerjaan yang
dipercayakan maka seseorang memiliki pilihan. Yaitu pilihan untuk amanah,
jujur, istiqomah bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan atau bersikap
sebaliknya.
Sikap amanah harus dimiliki dan
diupayakan serta dilatihkan agar sifat itu betul-betul mendarah daging dalam
kehidupan kita. Amanah itu berkenaan dengan tanggung jawab tugas yang harus
diemban dan diselesaikan. Orang yang amanah itu orang yang apabila diberikan
tanggung jawab dan tugas untuk diselesaikan orang tersebut bisa
menyelesaikannya dengan baik dan maksimal.
Hikmah Perilaku Amanah
Segala sesuatu yang dilakukan manusia maka dampak positif dan negatifnya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Begitu juga dengan bersikap amanah, manfaatnya tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi anggota keluarga dan masyarakat orang lain disekitarnya. Kebaikan yang kita lakukan memberikan nilai dan manfaat yang berlipat. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
“Dan barang siapa berjihad, maka
sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam. Dan orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti
akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (Q.S. Al Ankabut: 6-7).
Dengan demikian, manfaat dan
dampak yang dirasakan bagi orang yang amanah terhadap tugas yang dipercayakan
kepadanya adalah:
a. Mendapat
kepercayaan yang lebih besar. Ketika seseorang amanah dalam menjalankan
tugasnya dengan baik, maka orang tersebut akan semakin mendapat kepercayaan dan
tanggung jawab yang lebih besar. Sehingga karir kepemimpinannya akan semakin
sukses. Demikian juga karir pekerjaannya juga akan lebih baik. Karena orang
tersebut sudah mendapatkan ‘trust’ dari masyarakat.
b. Dicintai
dan dihargai. Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab akan dicintai oleh
masyarakat yang dipimpinnya. Karena pemimpin yang amanah bisa membawa kepada
perubahan ke depan yang lebih baik. Kesejahteraan akan lahir dan merata kalau
pemimpinnya amanah terhadap tugas yang diamanahkan.
c. Hidup
yang berkahdan bahagia. Ketika seorang pemimpin amanah terhadap jabatan yang
diembannya dengan baik maka hidupnya akan lebih bahagia dan penuh kebaikan. Dia
tidak perlu kuatir kalau difitnah seputar keuangan, dll karena dia selama ini
sudah membuktikan bahwa dia orang yang amanah, tanggung jawab, jujur dan bisa
dipercaya baik dalam perkataan maupun tindakannya.
Oleh sebab itu hendaklah kader senantiasa amanah terhadap tugas tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Menjaga amanah itu sangat penting dan bagi orang-orang yang mengabaikan amanah maka dampaknya bisa fatal. Orang yang tidak amanah terhadap tugas yang dipercayakan bisa saja terjerumus melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Korupsi merupakan satu contoh sikap orang yang tidak amanah terhadap tugasnya. Begitu besarnya dampak yang diakibatkan bila seseorang tidak amanah, hingga bumi, langit, dan gunung pun takut menerimanya. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 72:
“Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
amat bodoh.
Kader yang baik, seharusnya menghindari dari meminta-minta jabatan. Karena jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. Apalagi kalau seseorang sudah menyadari bahwa dia memiliki kekurangan atau ketidak mampuan, tidak memiliki kompetensi leadership dan manajerial yang baik. Maka sikap meminta jabatan hanya akan merendahkan harga dirinya sendiri. Kalau tidak hati-hati, seorang pemimpin bisa tergelincir dalam menjalankan amanah yang diembannya. Hadist riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar,
“Aku berkata, “Wahai Rasulullah,
kenapa Engkau enggan mengangkatku (jadi pemimpin)?” Rasulullah -shallallahu
‘alaihi wa sallam- menjawab, “Engkau itu lemah. Kepemimpinan adalah amanat.
Pada hari kiamat, ia akan menjadi hina dan penyesalan kecuali bagi yang
mengambilnya dan menunaikannya dengan benar”.
Oleh sebab itu, suatu jabatan
itu bukan untuk diminta apalagi diperebutkan. Ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan agar bisa amanah dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepada
kita, diantaranya yaitu: jujur, tulus, ikhlas, kerja keras untuk memberikan dan
melakukan yang terbaik, bertanggung jawab dan kesatria berani menerima resiko
apapun sebagai konsekwensi dari sikap amanah yang diambilnya.
Amanah dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan seharusnya menjadi karakter bagi setiap Muslim. Apapun dan dimanapun posisi kita, kita harus tetap bisa amanah, jujur dan bertanggung jawab dengan tugas yang dipercayakan kepada kita. Semoga Allah meridhoi segala apa yang kita lakukan dan upayakan. Selagi kita masih diberi waktu dan kesempatan, mari kita berikan yang terbaik untuk Semua, umat, agama, negara dan bangsa.
KOMPETEN
Pengertian kompeten adalah :
1. Memiliki wewenang/kuasa
dalam suatu hal.
2. Cakap atau mengetahui.
Dan pengertian kompetensi
diantaranya yaitu :
1.Memiliki kemampuan dalam
menguasai tata bahasa suatu bahasa dengan cara yang abstrak atau batiniah.
2.Kewenangan atau kekuasaan
dalam menentukan atau memutuskan suatu hal.
Kompetensi merupakan
keterampilan, pengetahuan dan sikap dasar dalam nilai yang tercermin ke dalam
kebiasaan berpikir serta bertindak yang sifatnya berkembang, dinamis, kontinyu
atau terus menerus, dan juga bisa diraih setiap saat. Kebiasaan dalam berpikir
atau bertindak secara spontan, konsisten, dan dilakukan secara terus menerus
akan membuat seseorang menjadi lebih kompeten.
KOMPETENSI,
diantaranya yaitu :
1.Understanding/pemahaman yaitu
kedalaman kognitif yang dimiliki oleh seseorang.
2.Skill/kemampuan yaitu suatu
keterampilan atau bakat yang dimiliki oleh individu dalam melakukan pekerjaan
yang dibebankan kepadanya.
3.Knowledge/pengetahuan yaitu
kesadaran dalam bidang kognitif, yang artinya adalah mengetahui apa yang
diperbuat.
4.Interest/minat adalah
kecenderungan seseorang yang tinggi pada suatu hal atau untuk melakukan suatu
perbuatan.
5.Attitude/sikap adalah reaksi
seseorang pada setiap rangsangan yang datang dari luar, contohnya rasa senang,
suka atau tidak suka.
6.Value/nilai adalah standar
perilaku atau sikap yang dipercaya dengan cara psikologis yang sudah menyatu di
dalam diri seseorang.
Sehingga bila diartikan secara istilah kompeten adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidangnya, dan pengertian kompetensi adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang dalam menunjukkan atau mengaplikasikan keterampilannya dalam kehidupan nyata.
Pengertian
Kompetensi Dalam Manajemen SDM
Segala pekerjaan mempunyai
persyaratan dan juga serangkaian kompetensi yang khusus dalam melaksanakannya
dengan cara yang efisien. Orang-orang yang akan melakukan pekerjaan itu harus
disesuaikan dengan kompetensi, yang berhubungan dengan pekerjaannya. Bisa
dikatakan bahwa karyawan yang berkompeten merupakan sumber utama dalam setiap
organisasi, supaya bisa mendapatkan keunggulan dalam sebuah persaingan bisnis.
Kompetensi adalah Kecakapan, kemampuan dan kewenangan. Dan jika diaplikasikan ke dalam manajemen, terutama manajemen SDM arti dari kompetensi ini adalah kombinasi antara pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang bisa meningkatkan kinerja karyawan sehingga mereka mampu memberi kontribusi pada kesuksesan Perusahaan atau organisasinya.
HARMONIS
Ada banyak faktor yang
memengaruhi kesuksesan seseorang. Tidak hanya faktor internal saja, namun juga
faktor eksternal. Karyawan adalah salah satu faktor internal yang akan ambil
bagian dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan.
Sangatlah diharapkan oleh perusahaan
Saudara menjadi karyawan yang gigih, ulet, dan memiliki skill yang mumpuni
dalam bekerja. Apalagi jika karyawan tersebut memiliki loyalitas yang tinggi,
bukan tidak mungkin jika karyawan tersebut akan melakukan yang terbaik untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Namun tidak semua karyawan
memiliki sifat dan kepribadian yang sama. Sebagian karyawan ada yang sudah
merasa merasa jenuh bekerja, Anda tidak boleh membiarkan hal ini terjadi.
Apalagi jika karyawan tersebut sampai resign dari perusahaan. Untuk itu,
lakukan hal di bawah ini agar karyawan termotivasi kembali untuk bekerja.
1. Jaga Hubungan Baik Antara Atasan dan Bawahan
Atasan dan bawahan ibaratkan
garis vertikal. Di mana atasan memiliki wewenang yang lebih tinggi dan memiliki
kuasa untuk memerintah apapun kepada bawahannya. Namun jabatan bukanlah hal
yang membatasi hubungan baik seorang pimpinan dengan bawahan.
Agar karyawan menjadi nyaman,
jadilah seorang bos yang ramah dan mau membantu. Ketika karyawan mengalami
kesulitan kerja, sebaiknya Anda mengulurkan tangan untuk membantu mereka.
Jadilah partner kerja yang baik dengan karyawan. Jangan terlalu membangun jarak
karena ini akan membuat hubungan pimpinan dan bawahan menjadi renggang.
2. Berikan Penghargaan Bagi Mereka yang
Berprestasi
Memberikan penghargaan bagi
mereka yang berprestasi sudah wajib hukumnya, terutama untuk karyawan. Jika
mereka mampu bekerja secara maksimal dan mencapai target, berilah penghargaan.
Jenis penghargaannya tidak perlu berlebihan. Misalnya, mengumumkan nama
karyawan berprestasi selama satu bulan.
Dengan adanya pengakuan di
depan karyawan lainnya, karyawan tersebut akan semakin bersemangat bekerja.
Selain mendapat pujian dari pimpinan, ia juga akan mendapat pujian dari rekan
kerjanya.
3. Lakukan Promosi Kerja
Seorang karyawan yang memiliki
prestasi lebih di perusahaan sudah selayaknya mendapat Promosi kerja.
Misalnya, kenaikan jabatan, Memberikan Reward / hadiah. Promosi/ Reward kerja
yang Anda lakukan sebagai bukti kalau Anda menghargai usaha yang dilakukannya
selama ini. Dengan demikian, ia akan semakin gigih bekerja karena merasa kalau
perjuangannya selama ini tidak sia-sia.
4. Naikan Insentif
Menaikan/memberikan (hadiah)
insentif kerja merupakan salah satu cara ampuh untuk membuat karyawan lebih
termotivasi. Pemberian insentif tentu saja hanya diberikan pada mereka yang
berprestasi. Jumlah insentif/hadiah yang diberikan tidak perlu terlalu besar.
Mulailah dari insentif kecil-kecilan terlebih dahulu. Seiring berjalannya
waktu, Anda dapat menaikan insentif jika pekerjaan karyawan tersebut semakin
meningkat dari waktu ke waktu, (akan tetapi harus dilihat dari kondisi
keuangan).
5. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan
Inspirasional
Menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan inspirasional bukanlah hal yang terlalu sulit. Anda dapat
memulainya dari cara yang paling sederhana. Misalnya, membuat konsep atau tata
letak peralatan yang ada dilapangan maupun dikantor, dan apa bila didalam
ruangan pemilihan warna terhadap dinding kantor. Konsep dan pilihan yang sesuai
akan menambah kenyamanan bekerja.
Lingkungan yang nyaman tak
hanya berasal dari konsep dan warna dinding saja, namun juga dari orang yang
bekerja di kantor maupun dilapangan. Ciptakanlah lingkungan yang asik dengan
suasana yang aman dan tenteram. Jangan ragu untuk menyediakan tempat diskusi
dan makan siang bagi karyawan. Dengan demikian, Anda dan karyawan dapat
membangun komunikasi di sela-sela bekerja.
6. Bersikap Adil dan Tidak Pilih Kasih
Seorang pimpinan harus bersikap
adil terhadap semua karyawannya. Jika seorang karyawan berprestasi, berikanlah
sebuah penghargaan. Apabila karyawan melanggar aturan perusahaan, berikanlah
hukuman yang setimpal agar karyawan tersebut jera dan tidak mengulang kesalahan
yang sama.
Sebagai seorang bos, Anda tidak
boleh mengistimewakan salah satu karyawan. Jika hal ini diketahui oleh karyawan
yang lain, mereka akan cemburu. Sehingga etos kerjanya juga akan menurun. Untuk
itu, bersikaplah adil dan jadilah bos yang profesional.
Jadilah Pemimpin yang Baik
Saat Anda melihat karyawan sudah jenuh bekerja, lakukan tindakan cepat. Bangun lingkungan yang nyaman agar para karyawan betah dilingkungan Anda. Selain itu, jaga hubungan antara atasan dan bawahan agar selalu harmonis. Jadilah pemimpin yang baik yang akan disegani para karyawan, bukan malah ditakuti.
LOYAL
Loyal atau loyalitas biasa
diartikan sebagai sikap setia. Loyalitas karyawan dapat pula didefinisikan
sebagai tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada
perusahaan tempatnya bekerja. Loyalitas merupakan suatu hal yang emosional.
Loyalitas karyawan bukan lagi
sekadar kemampuan karyawan menyelesaikan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan job description, namun juga bagaimana karyawan
melaksanakan tugas seoptimal mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik bagi
perusahaan.
Karyawan yang benar-benar loyal
tidak hanya sekedar berkomitmen untuk membawa perusahaan ke level sukses.
Kesetiaan mereka dapat dilihat dari sudut pandang lain, berikut ciri-ciri
karyawan loyal:
1. Berani Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap perusahaan yang besar
dan ingin maju pasti menciptakan suasana debat dalam internal-nya. Debat dalam
hal ini kondisi dimana karyawan dapat mengutarakan pendapat masing-masing.
Pemimpin yang hebat pasti ingin karyawannya aktif bertanya, berpendapat, dan
berhati-hati dalam bekerja. Bahkan tidak jarang mengijinkan karyawan untuk
mengutarakan ketidak setujuan mereka terhadap hal apapun di lingkup kerja.
2. Bekerja dengan Integritas
Banyak asumsi menyebutkan bahwa
kesetiaan seorang karyawan dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di
perusahaan. Karyawan yang taat dengan peraturan dan punya rasa loyalitas yang
besar pula. Sesungguhnya karyawan loyal dilihat dari seberapa besar dia
menunjukkan integritas mereka saat bekerja.
"Integritas yang
sesungguhnya adalah melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang
lain tidak mengetahuinya apakah kau melakukannya atau tidak." - Oprah
Winfrey.
3. Memuji Rekan Kerjanya
Karyawan yang benar-benar loyal
peduli dengan perusahaan tempat dia bekerja, customer, visi misi perusahaan. Mereka
merasa dirinya bekerja untuk sesuatu yang lebih baik daripada diri mereka
sendiri. Sehingga, mereka selalu memberikan apresiasi ketika rekan kerja
lainnya melakukan hal yang jauh lebih baik. Itu berarti perusahaan telah
menggenapi misinya kepada karyawan.
Karyawan loyal memberikan
pujian dan menghargai rekan kerja lain, terutama ketika itu tidak terkait
dengan pekerjaannya, tidak hanya menunjukkan kemampuan interpersonal-nya saja.
4. Mendukung Secara Positif Keputusan Pemimpin
Dukungan karyawan loyal berupa
dukungan & kontribusi postif, bukan hanya asal "Asal Bos Senang"
saja. Saat pemimpin mereka melakukan hal yang salah, karyawan loyal tetap akan
memberitahu dengan jujur kesalahan pemimpin mereka.
Karyawan yang loyal akan
menjalin hubungan yang baik terhadap karyawan lain termasuk dengan atasan.
Mereka memberikan masukan dengan bukti bahwa apa yang dilakukan pemimpin salah.
Karyawan loyal akan memperlakukan pemimpinnya bukan sebagai musuh, tapi sebagai
rekan kerja / tim.
5. Menyukai apa yang dikerjakan
Karyawan loyal menyukai
pekerjaannya dan tidak melihat pekerjaan tersebut sebagai suatu hal yang
rutinitas. Tapi, sesuatu yang mereka suka untuk dikerjakan, dan yang sangat
dipercaya oleh mereka.
Uang atau gaji bukan menjadi
prioritas buat mereka. Karyawan loyal terlihat menunjukkan passion nya saat bekerja.
Pekerjaan tidak lagi dianggap sebagai beban, namun justru sebagai hal yang
menyenangkan.
Jadi, loyalitas karyawan tidak
hanya sekedar dilihat dari lamanya masa kerja, tapi juga dilihat dari peningkatan
kinerja. Bagi perusahaan, loyalitas karyawan menjadi jaminan bahwa karyawan
siap bekerja secara optimal demi kemajuan perusahaan. Bagi karyawan, loyalitas
terhadap perusahaan membuat segala pekerjaan terasa lebih ringan untuk
dikerjakan.
ADAPTIF
Perusahaan yang adaptif
merupakan suatu kemampuan dalam usahanya guna mencapai keberhasilan dalam
beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang berubah secara cepat.
Utuk menjadi sebuah perusahaan
yang adaptif, perusahaan harus memahami kapan saat yang tepat untuk memfokuskan
diri pada efisiensi biaya dan perolehan keuntungan finansial jangka pendek.
Serta mengetahui kapan saat yang tepat untuk memusatkan perhatian pada
terciptanya inovasi dan pertumbuhan. Selain itu perusahaan juga harus pandai
memadukan kompetensi manajerial, dengan kompetensi kewirausahaan. Dengan kata
lain sebuah perusahaan yang adaptif harus mampu memadukan tujuan,
tugas-tugas penting, kompetensi, struktur, pengendalian, imbalan, budaya, dan
pola kepemimpinan yang kontradiktif. Kualitas tersebut juga harus didukung oleh
kepemimpinan yang tangkas, yaitu kepemimpinan yang menciptakan keselarasan
melalui pengintegrasian tim senior serta visi dan nilai bersama. Namun demikian
dalam pelaksanaannya juga terdapat gangguan mengenai peningkatan pemimpin yang
tangkas, misalnya sering terlalu sibuk untuk menangani tantangan sehari-hari.
Sehingga mereka harus menginvestasikan waktu secara lebih baik. Dalam
organisasi. PTPN7 sendiri berupaya meningkatkan kualitas organisasi dan
kepemimpinan, bisa dilakukan dengan menjalankan beberapa aspek kegiatan.
Diantaranya adalah salah satunya dengan pengisian Indek Kepuasan (kusioner).
Ini dilakukan dari hasil responden yang mengisi keluhan ataupun saran dari
pelanggan dan karyawan, karena hal ini bisa memecahkan hambatan komunikasi
dalam kepemimpinan organisasi serta untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
suatu badan usaha agar dapat untuk ditindak lanjuti dalam hal kekurangan
tersebut. Kemudian memberdayakan karyawan sebagai upaya partisipasi aktif dalam
bekerja, sehingga memungkinkan mereka untuk membuat keputusan. Selain itu juga
bisa dilakukan dengan mengadopsi teknologi, karena ini merupakan hal yang
sangat penting untuk meningkatkan proses bisnis setiap organisasi melalui
teknologi. Kemudian berani melakukan eksperimen dengan berbasis pada inovasi.
“Juga berani dalam mengambil langkah kecil dari inovasi yang dapat Anda
pelajari.
KOLABORASI
Kolaborasi
Bisa Mendorong Inovasi di Dunia Bisnis
Semakin banyak cara untuk meningkatkan kolaborasi antar karyawan
di suatu perusahaan, yang dimungkinkan dengan teknologi.
Hal ini telah mengubah cara pandang kita tentang perusahaan
modern. Kombinasi antara alat-alat bisnis tradisional dengan media sosial,
memungkinkan perusahaan mendorong perubahan ke arah yang lebih positif.
Kombinasi ini mampu meningkatkan kinerja serta keterlibatan
karyawan di berbagai proses bisnis, yang pada akhirnya melahirkan berbagai
inovasi.
Disinilah dimana para pemimpin bisnis harus mampu memanfaatkan
berbagai cara dan alat yang bisa meningkatkan kolaborasi antar karyawan, demi
terciptanya aktivitas operasional bisnis yang lebih optimal.
Dengan semakin meningkatnya akses langsung keinformasi dan
penggunaan teknologi, para karyawan pun menuntut aksesbilitas yang serupa. Jika
para pemimpin mampu mengakomodir harapan tersebut dengan menyediakan berbagai
alat kolaborasi yang sesuai, maka iklim perusahaan yang lebih kondusif untuk
meningkatkan kolaborasi antar karyawan dapat tercipta.
Iklim yang kondusif ini pada akhirnya dapat pula meningkatkan
kinerja karyawan.Bagaimana caranya?
Jawabannya adalah dengan membawa berbagai proses kolaborasi yang
terjadi secara offline ke ranah online. Contohnya adalah social networking.
Melalui alat ini, seluruh informasi yang sebelumnya hanya dikirimkan melalui
email / surat fisik / pembicaraan secara individual, sekarang bisa diakses oleh
karyawan dan dibahas bersama di suatu lokasi yang terpusat (video Confren).
Dengan cara ini memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar
antar karyawan yang merupakan sebuah elemen penting dari kultur perusahaan.
Tren yang terjadi di perusahaan modern saat ini adalah
meningkatnya adopsi lingkungan kerja yang terbuka dan fleksibel, demi
meningkatkan keakraban serta kolaborasi tatap muka antar karyawan, serta
mendorong terjadinya proses pembelajaran.
Metode tersebut memang mampu mendorong terjadinya diskusi
pembelajaran dan meningkatkan keakraban antar karyawan. Namun, sayangnya,
metode ini juga membatasi kesempatan karyawan untuk menyerap berbagai informasi
dan pengetahuan yang telah dibagikan.
Penyerapan informasi dan pengetahuan sejatinya adalah manfaat
utama dari kolaborasi sosial
Keadaan tersebut menuntut bagian SDM untuk mampu menjadi inisiator
perubahan di dalam lingkungan kerja dan menerapkan strategi baru guna
meningkatkan proses bisnis. Oleh karena itulah, penerapan strategi dan alat
kolaborasi sosial mulai dianggap penting.
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah fokus pada alat
kolaborasi sosial yang sudah umum digunakan oleh generasi saat ini dalam
kehidupan sehari-hari dan memikirkan strategi untuk menerapkan konsep tersebut
ke dalam lingkungan kerja.
Social sharing (WA) menyediakan kesempatan bagi setiap karyawan
untuk dapat berkontribusi semaksimal mungkin terhadap tim. Selain itu, diskusi
terbuka yang terjadi di dalamnya membuat karyawan dapat lebih terlibat ke dalam
suatu isu. Semua elemen tersebut sangatlah penting untuk menanamkan sebuah
budaya kolaborasi yang lebih erat antar karyawan.
Kolaborasi di dalam platform ini bisa berbentuk grup-grup
social/social media, komunitas olah raga / hobi, hingga berbagai macam tipe
interaksi lainnya. Untuk hal yang lebih mengarah pada pekerjaan, platform ini
dapat dijadikan kanal untuk berbagi informasi seperti infografis, foto, blog,
dan instant messaging.
Untuk meningkatkan efektivitas platform sosial ini di dalam
perusahaan, para pemimpin juga harus ikut terlibat. Beberapa hal yang dapat
dilakukan adalah: mendorong karyawan untuk memanfaatkan platform ini di dalam
setiap aktivitas kerja, mencari cara agar karyawan mau terhubung serta terlibat
di dalamnya dengan tidak hanya membahas seputar aktivitas kerja saja, dan
membuat karyawan mampu memosisikan platform ini sebagai alat untuk
mengoptimalkan kolaborasi antar bagian/karyawan.
Tidak hanya sebatas kolaborasi, platform sosial ini juga dapat
dimanfaatkan oleh bagian SDM untuk kepentingan mereka. Salah satunya adalah
dengan menjadikan platform ini sebagai alat pengembangan tenaga kerja.
Melalui platform ini, bagian SDM bisa mendapatkan wawasan tentang
hubungan antar karyawan mereka dan siapa yang memanfaatkan platform tersebut
secara efektif.
Jika platform sosial ini diintegrasikan dengan sistem, maka bagian
SDM akan mampu memonitor, melakukan review serta analisis yang mendalam dengan
lebih mudah sebagai dasar dari pengambilan keputusan.
Memiliki lingkungan kerja yang terhubung secara sosial di ranah
offline maupun online, tentunya menambah tingkat kerumitan dari proses
operasional bagian SDM dan IT. Namun, meskipun dihadapkan pada tantangan
tersebut, apakah perusahaan tetap tidak ingin merasakan manfaat yang didapat
dari platform sosial di lingkungan kerja?
Di setiap perubahan, pastinya selalu ada risiko yang membayangi di
belakangnya. Namun risiko-risiko yang muncul jangan sampai menghambat laju
bisnis untuk berkembang. Penerapan perangkat / sistem baru yang dapat mendorong
pertumbuhan bisnis, harus diiringi dengan kesiapan untuk menghadapi risiko yang
menghadang.
Menghindari risiko adalah musuh utama dari inovasi, sedangkan
inovasi adalah kunci perkembangan dan keberlangsungan bisnis, Untuk bisa
melahirkan inovasi, perusahaan perlu memiliki karyawan yang memiliki
keterlibatan tinggi dengan perusahaan, dan mampu berkolaborasi dengan setiap
bagian di dalamnya secara erat dan efektif. Semua hal ini dimungkinkan dengan
adanya platform kolaborasi sosial.and@
No comments:
Post a Comment