PENCARIAN

SOSIALISASI AKHLAK PTPN7

PTPN7-Tubu

 AKHLAK

Memahami dan menerapkan dalam tatanan hidup kita bermasyarakat, bekerja serta berkeluarga sehari-hari yang penuh tanggung jawab,  memiliki rasa sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala apa yang kita dapatkan tercermin dalam sifat ber “Akhlak”. 

Selasa (15/12/2020) Bagian SDM PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulungbuyut mengadakan Sosialisasi tentang "AKHLAK" yang dilaksakan diruang rapat Manajer dihadiri bersama Bagian kantor Induk diantara Bagian Keuangan, Bagian Umum, Bagian Tanaman.

Sosialisasi tersebuat menjabarkan dan menjelaskan apa arti dan makna dari “Akhlak” tersebut, dimana setiap insan Karyawan Perusahaan PTPN7 harus memiliki jiwa dan berkepribadian “Ber – Akhlak”, yang harus tercermin dan dituangkan dalam setiap perilaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya selaku Insan PTPN7.

Rapat Sosialisasi tersebut dipimpin langsung Asisten TUK Bias Setia Lesmana, SE juga dihadiri Asisten SDM dan Umum Siswanto, SE.

Dalam pemaparan mengenai poin-poin Akhlak yang disampaikan Asisten TUK tersebut merupakan kewajiban sebagai insan PTPN7 untuk selalu berbuat dan berprilaku yang selalu berakhlak.

Penjelasan dalam pemaparan mengenai AKHLAK tersebut diantaranya yaitu:

"AKHLAK"

AMANAH

1. Amanah terhadap Allah Swt.

Amanah terhadap Allah artinya kita harus taat akan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Manusia adalah makluk yang diciptakan oleh Allah dan Allah adalah sang Kholiq. Pencipta segala yang ada di dunia ini. Itu sebabnya manusia memiliki amanah terhadap Allah untuk beribadah hanya kepada-Nya. Manusia harus amanah terhadap semua yang sudah Allah anugerahkan kepada manusia. Hal ini seiring dengan Firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.” (QS. Al Anfal: 27)

2. Amanah terhadap Sesama Manusia.

Manusia adalah makluk individu sekaligus sebagai makluk sosial. Amanah terhadap sesama manusia berarti bahwa manusia memiliki kewajiban yang harus ditunaikan sebagai konsekuensi dirinya sebagai bagian dari masyarakat dimana dia hidup. Ada hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai sosialisasi diri dalamber masyarakat untuk menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial (muamalah) atau hablun min an-nas. Allah Taala berfirman:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.(QS An-Nisa:58)

3. Amanah terhadap diri sendiri.

Amanah terhadap diri sendiriartinya bahwa setiap individu memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang harus selesaikansendiri. Allah SWT. berfirman:

Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya(Q.S. al-Mu’minun:8).

Berdasarkan ayat tersebut di atas, sifat amanah itu melekat pada setiap individu, setiap manusia sebagai mukallaf dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, individu dan makhluk sosial.

Orang yang amanah bisa dipastikan orang tersebut jujur dan bertanggung jawab. Dengan demikian maka amanah itu berkaitan dengan sifat dan sikap baik yang lain yaitu jujur dan bertanggung jawab. Jujur adalah sifat penting seorang kader. Bahkan Nabi besar Muhammad sebelum diangkat menjadi rasul, beliau sudah dijuluki alamin yang artinya dapat dipercaya. Itu sebabnya kita harus selalu jujur dalam segala perkataandan perbuatan kita.Menjadikan Rasullullah sebagai contoh teladan dalam kepemimpinan maupun dalam aspek kehidupan dan kesehariannya. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21). 

Amanah adalah akhlak dari para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang-orang yang paling baik dalam menjaga amanah, paling terpercaya dan paling jujur. Dalam hal kejujuran Allah SWT berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, bertawakkallah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur” (Qs. At-Taubah: 119).

Dengan demikian sikap amanah memiliki dimensi yang luas. Dalam ranah kepemimpinan, sifat amanah harus menjadi ciri khas yang melekat bagi seorang muslim. Jabatan yang tinggi merupakan bentuk amanah yang harus dijaga. Karena setiap individu terlebih lagi seorang pemimpin untuk level manapun pasti Allah akan meminta pertanggung jawaban. kita semua merupakan pemimpin, setidaknya bagi diri sendiri dan keluarga. Sehingga, nanti kita pasti akan ditanya dan dimintai pertanggung jawaban tentang kepempinan kita. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Anfaal ayat 27:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.Rasulullah saw juga bersabda: "Kamu sekalian pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggung-jawabannya tentang apa yang kamu pimpin, imam (pejabat apa saja) adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawabannya tentang apa yang dipimpinnya, dan orang laki-laki (suami) adalah pemimpin dalam lingkungan keluarganya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin, orang perempuan (istri) juga pemimpin, dalam mengendalikan rumah tangga suaminya, dan ia juga akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya, dan pembantu rumah tangga juga pemimpin dalam mengawasi harta benda majikannya, dan dia juga akan ditanya tentang apa yang ia pimpin."  (H.R. Ahmad, Muttafaq 'alaih, Abu Daud dan Tirmidzi dari Ibni Umar)

Seorang pemimpin harus amanah dan bertanggung jawab penuh terhadap Karyawan yang dibawahinya maupun masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang tidak hanya bertanggung jawab tetapi juga jujur.  Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang bisa diandalkan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Pemimpin yang membawa perubahan, pencerahan dan kebaikan. Itu sebabnya seorang pemimpin harus betul-betul waspada dan amanah terhadap tugas kepemimpinannya. Rasulullah SAW mengingatkan para pemimpin,

Siapa saja yang dianugerahkan Allah sebagai pemimpin, tetapi dia tidak berbuat sesuatu untuk kebaikan umatnya (malah sebaliknya menipu dan menzalimi umatnya ), Allah akan mengharamkan surga untuknya”. (HR. Bukhori). Dalam Hadistlain, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang paling sakit siksaan di hari kiamat adalah pemimpin yang dhalim (curang).” (HR. Thabrani).

Life is choice: hidup adalah pilihan. Dalam menerima sebuah amanah kepemimpinan atau pekerjaan yang dipercayakan maka seseorang memiliki pilihan. Yaitu pilihan untuk amanah, jujur, istiqomah bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan atau bersikap sebaliknya.

Sikap amanah harus dimiliki dan diupayakan serta dilatihkan agar sifat itu betul-betul mendarah daging dalam kehidupan kita. Amanah itu berkenaan dengan tanggung jawab tugas yang harus diemban dan diselesaikan. Orang yang amanah itu orang yang apabila diberikan tanggung jawab dan tugas untuk diselesaikan orang tersebut bisa menyelesaikannya dengan baik dan maksimal.

Hikmah Perilaku Amanah

Segala sesuatu yang dilakukan manusia maka dampak positif dan negatifnya akan kembali kepada manusia itu sendiri. Begitu juga dengan bersikap amanah, manfaatnya tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi anggota keluarga dan masyarakat orang lain disekitarnya. Kebaikan yang kita lakukan memberikan nilai dan manfaat yang berlipat. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.  Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (Q.S. Al Ankabut: 6-7).

Dengan demikian, manfaat dan dampak yang dirasakan bagi orang yang amanah terhadap tugas yang dipercayakan kepadanya adalah:

a.    Mendapat kepercayaan yang lebih besar. Ketika seseorang amanah dalam menjalankan tugasnya dengan baik, maka orang tersebut akan semakin mendapat kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar. Sehingga karir kepemimpinannya akan semakin sukses. Demikian juga karir pekerjaannya juga akan lebih baik. Karena orang tersebut sudah mendapatkan ‘trust’ dari masyarakat.

b.   Dicintai dan dihargai. Pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab akan dicintai oleh masyarakat yang dipimpinnya. Karena pemimpin yang amanah bisa membawa kepada perubahan ke depan yang lebih baik. Kesejahteraan akan lahir dan merata kalau pemimpinnya amanah terhadap tugas yang diamanahkan.

c.     Hidup yang berkahdan bahagia. Ketika seorang pemimpin amanah terhadap jabatan yang diembannya dengan baik maka hidupnya akan lebih bahagia dan penuh kebaikan. Dia tidak perlu kuatir kalau difitnah seputar keuangan, dll karena dia selama ini sudah membuktikan bahwa dia orang yang amanah, tanggung jawab, jujur dan bisa dipercaya baik dalam perkataan maupun tindakannya.

Oleh sebab itu hendaklah kader senantiasa amanah terhadap tugas tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya. Menjaga amanah itu sangat penting dan bagi orang-orang yang mengabaikan amanah maka dampaknya bisa fatal. Orang yang tidak amanah terhadap tugas yang dipercayakan bisa saja terjerumus melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Korupsi merupakan satu contoh sikap orang yang tidak amanah terhadap tugasnya. Begitu besarnya dampak yang diakibatkan bila seseorang tidak amanah, hingga bumi, langit, dan gunung pun takut menerimanya. Hal ini tercantum dalam Alquran surat Al Ahzab ayat 72:

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

Kader yang baik, seharusnya menghindari dari meminta-minta jabatan. Karena jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. Apalagi kalau seseorang sudah menyadari bahwa dia memiliki kekurangan atau ketidak mampuan, tidak memiliki kompetensi leadership dan manajerial yang baik. Maka sikap meminta jabatan hanya akan merendahkan harga dirinya sendiri. Kalau tidak hati-hati,  seorang pemimpin bisa tergelincir dalam menjalankan amanah yang diembannya.  Hadist riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar,

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa Engkau enggan mengangkatku (jadi pemimpin)?” Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab, “Engkau itu lemah. Kepemimpinan adalah amanat. Pada hari kiamat, ia akan menjadi hina dan penyesalan kecuali bagi yang mengambilnya dan menunaikannya dengan benar”.

Oleh sebab itu, suatu jabatan itu bukan untuk diminta apalagi diperebutkan. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan agar bisa amanah dalam menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kita, diantaranya yaitu: jujur, tulus, ikhlas, kerja keras untuk memberikan dan melakukan yang terbaik, bertanggung jawab dan kesatria berani menerima resiko apapun sebagai konsekwensi dari sikap amanah yang diambilnya.

Amanah dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan seharusnya menjadi karakter bagi setiap Muslim. Apapun dan dimanapun posisi kita, kita harus tetap bisa amanah, jujur dan bertanggung jawab dengan tugas yang dipercayakan kepada kita. Semoga Allah meridhoi segala apa yang kita lakukan dan upayakan. Selagi kita masih diberi waktu dan kesempatan, mari kita berikan yang terbaik untuk Semua, umat, agama, negara dan bangsa.

KOMPETEN

Pengertian kompeten adalah :

1. Memiliki wewenang/kuasa dalam suatu hal.

2. Cakap atau mengetahui.

Dan pengertian kompetensi diantaranya yaitu :

1.Memiliki kemampuan dalam menguasai tata bahasa suatu bahasa dengan cara yang abstrak atau batiniah.

2.Kewenangan atau kekuasaan dalam menentukan atau memutuskan suatu hal.

Kompetensi merupakan keterampilan, pengetahuan dan sikap dasar dalam nilai yang tercermin ke dalam kebiasaan berpikir serta bertindak yang sifatnya berkembang, dinamis, kontinyu atau terus menerus, dan juga bisa diraih setiap saat. Kebiasaan dalam berpikir atau bertindak secara spontan, konsisten, dan dilakukan secara terus menerus akan membuat seseorang menjadi lebih kompeten.

KOMPETENSI, 

diantaranya yaitu :

1.Understanding/pemahaman yaitu kedalaman kognitif yang dimiliki oleh seseorang.

2.Skill/kemampuan yaitu suatu keterampilan atau bakat yang dimiliki oleh individu dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

3.Knowledge/pengetahuan yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, yang artinya adalah mengetahui apa yang diperbuat.

4.Interest/minat adalah kecenderungan seseorang yang tinggi pada suatu hal atau untuk melakukan suatu perbuatan.

5.Attitude/sikap adalah reaksi seseorang pada setiap rangsangan yang datang dari luar, contohnya rasa senang, suka atau tidak suka.

6.Value/nilai adalah standar perilaku atau sikap yang dipercaya dengan cara psikologis yang sudah menyatu di dalam diri seseorang.

Sehingga bila diartikan secara istilah kompeten adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidangnya, dan pengertian kompetensi adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang dalam menunjukkan atau mengaplikasikan keterampilannya dalam kehidupan nyata. 

Pengertian Kompetensi Dalam Manajemen SDM

Segala pekerjaan mempunyai persyaratan dan juga serangkaian kompetensi yang khusus dalam melaksanakannya dengan cara yang efisien. Orang-orang yang akan melakukan pekerjaan itu harus disesuaikan dengan kompetensi, yang berhubungan dengan pekerjaannya. Bisa dikatakan bahwa karyawan yang berkompeten merupakan sumber utama dalam setiap organisasi, supaya bisa mendapatkan keunggulan dalam sebuah persaingan bisnis.

Kompetensi adalah  Kecakapan, kemampuan dan kewenangan. Dan jika diaplikasikan ke dalam manajemen, terutama manajemen SDM arti dari kompetensi ini adalah kombinasi antara pengetahuan, keterampilan dan kepribadian yang bisa meningkatkan kinerja karyawan sehingga mereka mampu memberi kontribusi pada kesuksesan Perusahaan atau organisasinya. 

HARMONIS

Ada banyak faktor yang memengaruhi kesuksesan seseorang. Tidak hanya faktor internal saja, namun juga faktor eksternal. Karyawan adalah salah satu faktor internal yang akan ambil bagian dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan.

Sangatlah diharapkan oleh perusahaan Saudara menjadi karyawan yang gigih, ulet, dan memiliki skill yang mumpuni dalam bekerja. Apalagi jika karyawan tersebut memiliki loyalitas yang tinggi, bukan tidak mungkin jika karyawan tersebut akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan.

Namun tidak semua karyawan memiliki sifat dan kepribadian yang sama. Sebagian karyawan ada yang sudah merasa merasa jenuh bekerja, Anda tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Apalagi jika karyawan tersebut sampai resign dari perusahaan. Untuk itu, lakukan hal di bawah ini agar karyawan termotivasi kembali untuk bekerja.

1. Jaga Hubungan Baik Antara Atasan dan Bawahan

Atasan dan bawahan ibaratkan garis vertikal. Di mana atasan memiliki wewenang yang lebih tinggi dan memiliki kuasa untuk memerintah apapun kepada bawahannya. Namun jabatan bukanlah hal yang membatasi hubungan baik seorang pimpinan dengan bawahan.

Agar karyawan menjadi nyaman, jadilah seorang bos yang ramah dan mau membantu. Ketika karyawan mengalami kesulitan kerja, sebaiknya Anda mengulurkan tangan untuk membantu mereka. Jadilah partner kerja yang baik dengan karyawan. Jangan terlalu membangun jarak karena ini akan membuat hubungan pimpinan dan bawahan menjadi renggang.

2. Berikan Penghargaan Bagi Mereka yang Berprestasi

Memberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi sudah wajib hukumnya, terutama untuk karyawan. Jika mereka mampu bekerja secara maksimal dan mencapai target, berilah penghargaan. Jenis penghargaannya tidak perlu berlebihan. Misalnya, mengumumkan nama karyawan berprestasi selama satu bulan.

Dengan adanya pengakuan di depan karyawan lainnya, karyawan tersebut akan semakin bersemangat bekerja. Selain mendapat pujian dari pimpinan, ia juga akan mendapat pujian dari rekan kerjanya.

3. Lakukan Promosi Kerja

Seorang karyawan yang memiliki prestasi lebih di perusahaan sudah selayaknya mendapat Promosi kerja. Misalnya, kenaikan jabatan, Memberikan Reward / hadiah. Promosi/ Reward kerja yang Anda lakukan sebagai bukti kalau Anda menghargai usaha yang dilakukannya selama ini. Dengan demikian, ia akan semakin gigih bekerja karena merasa kalau perjuangannya selama ini tidak sia-sia.

4. Naikan Insentif

Menaikan/memberikan (hadiah) insentif kerja merupakan salah satu cara ampuh untuk membuat karyawan lebih termotivasi. Pemberian insentif tentu saja hanya diberikan pada mereka yang berprestasi. Jumlah insentif/hadiah yang diberikan tidak perlu terlalu besar. Mulailah dari insentif kecil-kecilan terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, Anda dapat menaikan insentif jika pekerjaan karyawan tersebut semakin meningkat dari waktu ke waktu, (akan tetapi harus dilihat dari kondisi keuangan).

5. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Inspirasional

Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan inspirasional bukanlah hal yang terlalu sulit. Anda dapat memulainya dari cara yang paling sederhana. Misalnya, membuat konsep atau tata letak peralatan yang ada dilapangan maupun dikantor, dan apa bila didalam ruangan pemilihan warna terhadap dinding kantor. Konsep dan pilihan yang sesuai akan menambah kenyamanan bekerja.

Lingkungan yang nyaman tak hanya berasal dari konsep dan warna dinding saja, namun juga dari orang yang bekerja di kantor maupun dilapangan. Ciptakanlah lingkungan yang asik dengan suasana yang aman dan tenteram. Jangan ragu untuk menyediakan tempat diskusi dan makan siang bagi karyawan. Dengan demikian, Anda dan karyawan dapat membangun komunikasi di sela-sela bekerja.

6. Bersikap Adil dan Tidak Pilih Kasih

Seorang pimpinan harus bersikap adil terhadap semua karyawannya. Jika seorang karyawan berprestasi, berikanlah sebuah penghargaan. Apabila karyawan melanggar aturan perusahaan, berikanlah hukuman yang setimpal agar karyawan tersebut jera dan tidak mengulang kesalahan yang sama.

Sebagai seorang bos, Anda tidak boleh mengistimewakan salah satu karyawan. Jika hal ini diketahui oleh karyawan yang lain, mereka akan cemburu. Sehingga etos kerjanya juga akan menurun. Untuk itu, bersikaplah adil dan jadilah bos yang profesional.

Jadilah Pemimpin yang Baik

Saat Anda melihat karyawan sudah jenuh bekerja, lakukan tindakan cepat. Bangun lingkungan yang nyaman agar para karyawan betah dilingkungan Anda. Selain itu, jaga hubungan antara atasan dan bawahan agar selalu harmonis. Jadilah pemimpin yang baik yang akan disegani para karyawan, bukan malah ditakuti.

LOYAL

Loyal atau loyalitas biasa diartikan sebagai sikap setia. Loyalitas karyawan dapat pula didefinisikan sebagai tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Loyalitas merupakan suatu hal yang emosional.

Loyalitas karyawan bukan lagi sekadar kemampuan karyawan menyelesaikan tugas dan kewajibannya sesuai dengan job description, namun juga bagaimana karyawan melaksanakan tugas seoptimal mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik bagi perusahaan.

Karyawan yang benar-benar loyal tidak hanya sekedar berkomitmen untuk membawa perusahaan ke level sukses. Kesetiaan mereka dapat dilihat dari sudut pandang lain, berikut ciri-ciri karyawan loyal:

1. Berani Mengutarakan Ketidaksetujuan

Setiap perusahaan yang besar dan ingin maju pasti menciptakan suasana debat dalam internal-nya. Debat dalam hal ini kondisi dimana karyawan dapat mengutarakan pendapat masing-masing. Pemimpin yang hebat pasti ingin karyawannya aktif bertanya, berpendapat, dan berhati-hati dalam bekerja. Bahkan tidak jarang mengijinkan karyawan untuk mengutarakan ketidak setujuan mereka terhadap hal apapun di lingkup kerja.

2. Bekerja dengan Integritas

Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan seorang karyawan dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di perusahaan. Karyawan yang taat dengan peraturan dan punya rasa loyalitas yang besar pula. Sesungguhnya karyawan loyal dilihat dari seberapa besar dia menunjukkan integritas mereka saat bekerja.

"Integritas yang sesungguhnya adalah melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah kau melakukannya atau tidak." - Oprah Winfrey.

3. Memuji Rekan Kerjanya

Karyawan yang benar-benar loyal peduli dengan perusahaan tempat dia bekerja, customer, visi misi perusahaan. Mereka merasa dirinya bekerja untuk sesuatu yang lebih baik daripada diri mereka sendiri. Sehingga, mereka selalu memberikan apresiasi ketika rekan kerja lainnya melakukan hal yang jauh lebih baik. Itu berarti perusahaan telah menggenapi misinya kepada karyawan.

Karyawan loyal memberikan pujian dan menghargai rekan kerja lain, terutama ketika itu tidak terkait dengan pekerjaannya, tidak hanya menunjukkan kemampuan interpersonal-nya saja.

4. Mendukung Secara Positif Keputusan Pemimpin

Dukungan karyawan loyal berupa dukungan & kontribusi postif, bukan hanya asal "Asal Bos Senang" saja. Saat pemimpin mereka melakukan hal yang salah, karyawan loyal tetap akan memberitahu dengan jujur kesalahan pemimpin mereka.

Karyawan yang loyal akan menjalin hubungan yang baik terhadap karyawan lain termasuk dengan atasan. Mereka memberikan masukan dengan bukti bahwa apa yang dilakukan pemimpin salah. Karyawan loyal akan memperlakukan pemimpinnya bukan sebagai musuh, tapi sebagai rekan kerja / tim.

5. Menyukai apa yang dikerjakan

Karyawan loyal menyukai pekerjaannya dan tidak melihat pekerjaan tersebut sebagai suatu hal yang rutinitas. Tapi, sesuatu yang mereka suka untuk dikerjakan, dan yang sangat dipercaya oleh mereka.

Uang atau gaji bukan menjadi prioritas buat mereka. Karyawan loyal terlihat menunjukkan passion nya saat bekerja. Pekerjaan tidak lagi dianggap sebagai beban, namun justru sebagai hal yang menyenangkan.

Jadi, loyalitas karyawan tidak hanya sekedar dilihat dari lamanya masa kerja, tapi juga dilihat dari peningkatan kinerja. Bagi perusahaan, loyalitas karyawan menjadi jaminan bahwa karyawan siap bekerja secara optimal demi kemajuan perusahaan. Bagi karyawan, loyalitas terhadap perusahaan membuat segala pekerjaan terasa lebih ringan untuk dikerjakan.

ADAPTIF

Perusahaan yang adaptif merupakan suatu kemampuan dalam usahanya guna mencapai keberhasilan dalam beradaptasi dalam lingkungan bisnis yang berubah secara cepat.

Utuk menjadi sebuah perusahaan yang adaptif, perusahaan harus memahami kapan saat yang tepat untuk memfokuskan diri pada efisiensi biaya dan perolehan keuntungan finansial jangka pendek. Serta mengetahui kapan saat yang tepat untuk memusatkan perhatian pada terciptanya inovasi dan pertumbuhan. Selain itu perusahaan juga harus pandai memadukan kompetensi manajerial, dengan kompetensi kewirausahaan. Dengan kata lain sebuah perusahaan yang adaptif  harus mampu memadukan tujuan, tugas-tugas penting, kompetensi, struktur, pengendalian, imbalan, budaya, dan pola kepemimpinan yang kontradiktif. Kualitas tersebut juga harus didukung oleh kepemimpinan yang tangkas, yaitu kepemimpinan yang menciptakan keselarasan melalui pengintegrasian tim senior serta visi dan nilai bersama. Namun demikian dalam pelaksanaannya juga terdapat gangguan mengenai peningkatan pemimpin yang tangkas, misalnya sering terlalu sibuk untuk menangani tantangan sehari-hari. Sehingga mereka harus menginvestasikan waktu secara lebih baik. Dalam organisasi. PTPN7 sendiri berupaya meningkatkan kualitas organisasi dan kepemimpinan, bisa dilakukan dengan menjalankan beberapa aspek kegiatan. Diantaranya adalah salah satunya dengan pengisian Indek Kepuasan (kusioner). Ini dilakukan dari hasil responden yang mengisi keluhan ataupun saran dari pelanggan dan karyawan, karena hal ini bisa memecahkan hambatan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi serta untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan suatu badan usaha agar dapat untuk ditindak lanjuti dalam hal kekurangan tersebut. Kemudian memberdayakan karyawan sebagai upaya partisipasi aktif dalam bekerja, sehingga memungkinkan mereka untuk membuat keputusan. Selain itu juga bisa dilakukan dengan mengadopsi teknologi, karena ini merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan proses bisnis setiap organisasi melalui teknologi. Kemudian berani melakukan eksperimen dengan berbasis pada inovasi. “Juga berani dalam mengambil langkah kecil dari inovasi yang dapat Anda pelajari.

KOLABORASI

Kolaborasi Bisa Mendorong Inovasi di Dunia Bisnis

Semakin banyak cara untuk meningkatkan kolaborasi antar karyawan di suatu perusahaan, yang dimungkinkan dengan teknologi.

Hal ini telah mengubah cara pandang kita tentang perusahaan modern. Kombinasi antara alat-alat bisnis tradisional dengan media sosial, memungkinkan perusahaan mendorong perubahan ke arah yang lebih positif.

Kombinasi ini mampu meningkatkan kinerja serta keterlibatan karyawan di berbagai proses bisnis, yang pada akhirnya melahirkan berbagai inovasi.

Disinilah dimana para pemimpin bisnis harus mampu memanfaatkan berbagai cara dan alat yang bisa meningkatkan kolaborasi antar karyawan, demi terciptanya aktivitas operasional bisnis yang lebih optimal.

Dengan semakin meningkatnya akses langsung keinformasi dan penggunaan teknologi, para karyawan pun menuntut aksesbilitas yang serupa. Jika para pemimpin mampu mengakomodir harapan tersebut dengan menyediakan berbagai alat kolaborasi yang sesuai, maka iklim perusahaan yang lebih kondusif untuk meningkatkan kolaborasi antar karyawan dapat tercipta.

Iklim yang kondusif ini pada akhirnya dapat pula meningkatkan kinerja karyawan.Bagaimana caranya?

Jawabannya adalah dengan membawa berbagai proses kolaborasi yang terjadi secara offline ke ranah online. Contohnya adalah social networking. Melalui alat ini, seluruh informasi yang sebelumnya hanya dikirimkan melalui email / surat fisik / pembicaraan secara individual, sekarang bisa diakses oleh karyawan dan dibahas bersama di suatu lokasi yang terpusat (video Confren).

Dengan cara ini memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar antar karyawan yang merupakan sebuah elemen penting dari kultur perusahaan.

Tren yang terjadi di perusahaan modern saat ini adalah meningkatnya adopsi lingkungan kerja yang terbuka dan fleksibel, demi meningkatkan keakraban serta kolaborasi tatap muka antar karyawan, serta mendorong terjadinya proses pembelajaran.

Metode tersebut memang mampu mendorong terjadinya diskusi pembelajaran dan meningkatkan keakraban antar karyawan. Namun, sayangnya, metode ini juga membatasi kesempatan karyawan untuk menyerap berbagai informasi dan pengetahuan yang telah dibagikan.

Penyerapan informasi dan pengetahuan sejatinya adalah manfaat utama dari kolaborasi sosial

Keadaan tersebut menuntut bagian SDM untuk mampu menjadi inisiator perubahan di dalam lingkungan kerja dan menerapkan strategi baru guna meningkatkan proses bisnis. Oleh karena itulah, penerapan strategi dan alat kolaborasi sosial mulai dianggap penting.

Langkah awal yang dapat dilakukan adalah fokus pada alat kolaborasi sosial yang sudah umum digunakan oleh generasi saat ini dalam kehidupan sehari-hari dan memikirkan strategi untuk menerapkan konsep tersebut ke dalam lingkungan kerja.

Social sharing (WA) menyediakan kesempatan bagi setiap karyawan untuk dapat berkontribusi semaksimal mungkin terhadap tim. Selain itu, diskusi terbuka yang terjadi di dalamnya membuat karyawan dapat lebih terlibat ke dalam suatu isu. Semua elemen tersebut sangatlah penting untuk menanamkan sebuah budaya kolaborasi yang lebih erat antar karyawan.

Kolaborasi di dalam platform ini bisa berbentuk grup-grup social/social media, komunitas olah raga / hobi, hingga berbagai macam tipe interaksi lainnya. Untuk hal yang lebih mengarah pada pekerjaan, platform ini dapat dijadikan kanal untuk berbagi informasi seperti infografis, foto, blog, dan instant messaging.

Untuk meningkatkan efektivitas platform sosial ini di dalam perusahaan, para pemimpin juga harus ikut terlibat. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: mendorong karyawan untuk memanfaatkan platform ini di dalam setiap aktivitas kerja, mencari cara agar karyawan mau terhubung serta terlibat di dalamnya dengan tidak hanya membahas seputar aktivitas kerja saja, dan membuat karyawan mampu memosisikan platform ini sebagai alat untuk mengoptimalkan kolaborasi antar bagian/karyawan.

Tidak hanya sebatas kolaborasi, platform sosial ini juga dapat dimanfaatkan oleh bagian SDM untuk kepentingan mereka. Salah satunya adalah dengan menjadikan platform ini sebagai alat pengembangan tenaga kerja.

Melalui platform ini, bagian SDM bisa mendapatkan wawasan tentang hubungan antar karyawan mereka dan siapa yang memanfaatkan platform tersebut secara efektif.

Jika platform sosial ini diintegrasikan dengan sistem, maka bagian SDM akan mampu memonitor, melakukan review serta analisis yang mendalam dengan lebih mudah sebagai dasar dari pengambilan keputusan.

Memiliki lingkungan kerja yang terhubung secara sosial di ranah offline maupun online, tentunya menambah tingkat kerumitan dari proses operasional bagian SDM dan IT. Namun, meskipun dihadapkan pada tantangan tersebut, apakah perusahaan tetap tidak ingin merasakan manfaat yang didapat dari platform sosial di lingkungan kerja?

Di setiap perubahan, pastinya selalu ada risiko yang membayangi di belakangnya. Namun risiko-risiko yang muncul jangan sampai menghambat laju bisnis untuk berkembang. Penerapan perangkat / sistem baru yang dapat mendorong pertumbuhan bisnis, harus diiringi dengan kesiapan untuk menghadapi risiko yang menghadang.

Menghindari risiko adalah musuh utama dari inovasi, sedangkan inovasi adalah kunci perkembangan dan keberlangsungan bisnis, Untuk bisa melahirkan inovasi, perusahaan perlu memiliki karyawan yang memiliki keterlibatan tinggi dengan perusahaan, dan mampu berkolaborasi dengan setiap bagian di dalamnya secara erat dan efektif. Semua hal ini dimungkinkan dengan adanya platform kolaborasi sosial.and@


Jur/Tubu/Bambang H/SDM/2020.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog