PENCARIAN

YUK… KENALI PENYAKIT DAUN YANG MENYERANG TANAMAN KARET KITA

 Media-Berita-PTPN7-Tubu

Way Kanan-PTPN 1-Tubu. Penyakit gugur daun pada tanaman karet di Indonesia umumnya adalah penyakit gugur daun (PGD) Oidium, PGD Colletotrichum dan PGD Corynespora. Masing-masing penyakit disebabkan oleh patogen yang berbeda dan gejala yang ditimbulkan juga berbeda.


PGD Oidium

PGD Oidium disebabkan oleh patogen Oidium heveae. Gejala yang ditimbulkan khas dengan adanya serbuk putih di permukaan daun, serangan pada daun muda umur 1-15 hari setelah flush menyebabkan gugur daun sedangkan pada daun tua hanya mengakibatkan cacat daun.

Biasanya penyakit ini muncul ketika musim kemarau menjelang musim hujan atau setelah gugur daun alami. Pengendalian PGD Oidium masih efektif dilakukan dengan dusting belerang. 

 

PGD Colletotrichum

Memasuki musim hujan, PGD Colletotrichum yang disebabkan oleh Colletotrichum gloesporoides menjadi ancaman yang perlu diperhatikan. Serangan C.gloeosporioides pada daun muda menimbulkan bercak-bercak berwarna coklat kehitaman pada bagian tengahnya yang berturut-turut diikuti oleh mengeriputnya lembaran daun, timbulnya busuk kebasahan pada bagian yang terinfeksi dan akhirnya gugur daun.

Sedangkan pada daun tua gejala berupabercak daun berwarna coklat kekuningan dan permukaan daun menjadi kasar. PGD Colletotrichum efektif dikendalikan dengan fungisida berbahan aktif mancozeb.


PGD Corynespora

Berbeda dengan PGD Oidium dan PGD Colletotrichum, PGD Corynespora dapat menggugurkan daun muda maupun daun tua sepanjang tahun. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Corynespora casiicola.

Gejala pada daun muda (flush) yaitu daun berubah menjadi kuning, menggulung, layu dan daun akan terlepas dari tangkainya (gugur). Sedangkan pada daun tua, gejala ditandai dengan adanya bercak-bercak tidak beraturan berwarna coklat tua atau hitam, tampak menyirip seperti tulang ikan, daun berwarna kuning kemerahan kemudian gugur daun.

Pengendalian PGD Corynespora dapat dilakukan dengan fungisida berbahan aktif  karbendazim, mancozeb, klorotalonil, propineb atau benomil.

PGD Pestalotiopsis

Baru-baru ini atau sejak tahun 2016 dilaporkan terjadi outbreak penyakit gugur daun yang pertama kali terdeteksi di Sumatera Utara dan menyebar ke provinsi lainnya di Sumatera.

Penyebab penyakit gugur daun ini sebelumnya diduga disebabkan oleh Fusicoccum, namun hasil pertemuan para peneliti dalam International Rubber Research and Development Board (IRRDB) di Kuala Lumpur pada tanggal 11-12 April 2019 sementara menyimpulkan penyebab penyakit tersebut adalah Pestalotiopsis sp.

Para peneliti dalam IRRDB juga sepakat untuk mengkonfirmasi kembali hipotesis tersebut secara rutin. Gejala PGD Pestalotiopsis pada daun muda yaitu terdapat bintik coklat, kemudian berkembang menjadi bercak coklat tua dan terdapat batas yang jelas antara bagian bercak dan bagian daun yang masih sehat.

Daun yang terinfeksi akan gugur sebelum waktunya. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memperbaiki performa tanaman, misalnya memupuk tanaman karet sesuai dosis rekomendasi khususnya untuk kebun yang sudah lama tidak dipupuk, mengurangi sumber inokulum dengan aplikasi fungisida berbahan aktif thiophanate methyl pada permukaan tanah, atau propikonazol dan heksakonazol pada tajuk tanaman saat pembentukan daun baru setelah masa gugur daun.

Dengan informasi di atas, diharapkan praktisi atau pekebun karet dapat mengidentifikasi permasalahan gugur daun yang terjadi di kebunnya dengan lebih baik.

Diperlukan kecermatan dalam mendeteksi dan membedakan penyakit tersebut, sehingga pengendalian yang dilakukan menjadi tepat sasaran dan efektif.

Sumber berita www.balitgetas.co.id


@Jur/Tubu/Bambang H/SDM/2020.






No comments:

Post a Comment

Search This Blog