Media-PTPN7-Tubu
Tanpa adanya kebersamaan dan saling
kepedulian pengawasan pekerjaan maupun dalam pengawasan aset
perusahaan maka kita akan jatuh.
Poin poin tersebut yang disampaikan pada
acara IN HOUSE TRAINING yang
dilaksanakan pada Selasa (16/02/2021) bertempat di Mess PTPN7 Unit Tubu pada pukul 14.30 wib dihadiri Manajer Unit Tubu Agus
Faroni. S.P.M.M, Askep Tanaman Joko Bintoro. SP. Asisten Tanaman, Mabes serta
Mandor sadap Afdeling IV, V, VI, dan VII jumlah peserta IN HOUSE TRAINING, masih tetap seperti pada kesempatan
yang lalu lebih kurang
Dalam sambutan Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M, mengatakan ”Saya minta setelah kita melakukan IN HOUSE TRAINING yang kesekian kalinya ini kita semua sebagai pengawas atau pemimpin dibagian masing masing akan lebih memahami dan tau dengan tugas serta tanggung jawabnya dalam pengawasan terhadap karyawan yang dibawahinya baik aset maupun produksi yang didapatnya, karena disinilah dapat terlihat letak keberhasilan pimpinan dalam pengawasan dapat mengatasi penyimpangan dalam pekerajan yang dilakukan pekerja atau karyawan, diantaranya penyimpangan produksi dan DRC/K3, untunk menghindari hal tersebut maka harus dilakukan Uji Potensi Pohon (UPP) dan juga Uju Gelembung Udara (UGU) mudah mudahan setelah kita melakukan IN HOUSE TRAINING ini dapat dijalankan dan diterapkan dilapangan supaya produksi Unit Tubu dapat tergali dengan baik serta dapat menjaga kualitas dan mutu DRC latek sehingga target produksi PTPN7 Unit Tubu dapat kita capai, acara seperti ini akan tetap kita lakukan secara bertahap”. Itulah sepenggal sambutan Manajer Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M.
Askep Tanaman Joko Bintoro, SP sebagai moderator
dan penyampaian makalah dalam acara IN HOUSE TRAINING ini
• Melaksanakan Tap Inspeksi, ini merupakan tugas rutin yang dilakukan baik
Asisten, Mandor besar dan juga Mandor Sadap untuk melihat kualitas mutu sadapan.
• Melaksanakan Uji Potensi Pohon, disini untuk mengetahui kemampuan produksi
yang dihasilkan hanca tersebut dan juga mengetahui sadap maupun pungut latek
tembus atau tidak selain untuk menekan losis penyimpangan produksi
(meninggalkan produksi di hanca).
• Melaksanakan Uji Gelembung Udara, adalah untuk mengetahui mutu latek yang disetor oleh karyawan ditempat pengumpulan produksi (STL) tercampur oleh air atau tidak, yang dilakukan karyawan itu sendiri."
"Oleh karna itu pelatihan dan pembinaan terhadap pengurus atau mandor sadapun penting untuk dilakukan supaya mandor sadap menjadi tenaga yang mampu bekerja dibidang pengawasan terhadap karyawan yang dibawahinya dan tugas pokok yang pertama harus dijalankan adalah untuk selalu melakukan UPP (Uji Potensi Pohon) agar dapat mengetahui potensi hanca tersebut."
"Selain UPP (uji potensi pohon) harus juga dilakukan UGU (uji gelembung udara), untuk mengetahui DRC/K3/ mutu dan kuwalitas latex karyawan tersebut, apakah tercampur air atau tidak, saya meminta agar semua jajaran pimpinan yang membawahi anak buah tersebut pro aktif serta memiliki inovasi inovasi terbaik dalam penggalian produksi".
"Uji Potensi Pohon adalah untuk mengetahui kemampuan produksi yang dapat diperoleh pada hanca tersebut, apa ada penyimpangan dalam pelaksanaan penggalian produksi tersebut, apakah karyawan penyadap tersebut telah melaksanakan penyadap dengan baik dan benar? baik dan benar disini adalah keberangkatan lebih awal/pagi, selesai seluruh pohon disadap tidak ada yang teritinggal, kedalam sadapan sudah sesuai aturan yang benar apakah produksi yang disadap telah dipungut dan disetor seluruhnya pada perusahaan. Disini akan dapat terlihat dari jumlah pohon perhanca tersebut dengan dikalkulasikan perhitungan dengan jumlah gram/cc semple pohon yang diambil sebagai UPP dengan jumlah pohon dihanca tersebut, untuk melakukan UPP (Uji Potensi Pohon) dengan benar agar dapat mengetahui potensi hanca tersebut, cara pengambilan semple latex perpenyadap adalah diambil sample 10 pohon lalu perhanca dimulai dari arah pohon pertama mulai penyadap menyadap lalu kearah berikutnya, lalu berapa CC jml dari 10 pohon tersebut dibagi 10 pohon berapa rata-ratanya, dengan melakukan UPP yang benar maka dapat mengetahui potensi hasil latex hanca tersebut”.
“Cara melakukan UGU (uji gelembung udara), yaitu dengan cara ambil latex kemangkok lalu campur dengan asam semut
diaduk-aduk maka akan muncul gelembung, seperti apa ciri-ciri gelembung latex
tercampur air ? dan seperti apa latex yang tidak tercampur air/asli?,
ciri latex asli akan muncul Gelembung setelah latex dicampur asam semut lalu
diaduk itu muncul Gelembung Tunggal, Sudah pasti DRC
latex tersebut tinggi. Uji Gelembung Udara akan melihat dari
kejujuran seorang karyawan dalam penyetoran hasil produksi yang didapatnya
keperusahaan, adakah penyimpangan produksi dengan mencampur air pada produksi
yang disetor keperusahaan, hal ini dapat dilakukan karyawan karna beberapa sebab
diantaranya, sadap tidak tembus/selesai, pungut tidak selesai, produksi
ditinggal dihanca, untuk kepentingan pribadi, hal inilah yang dapat merugikan
perusahan".
sedangkan latex campur air akan muncul terlihat jelas banyak Gelembung yang berkaitan atau banyak mengikat satu sama lain, serta akan muncul melingkari dipinggir-pinggir mangkok tersebut dan itulah penyebab dari rendahnya DRC/K3” itulah materi yang disampaikan Asisten Kepala Joko Bintoro, SP.
TUJUAN UJI POTENSI POHON
•
INDIKATOR
TERUKUR PENGAWASAN DIDALAM HANCA
•
CARA
BEKERJA LEBIH EFEKTIF DAN EFISIEN
•
MAMPU
MENGESTIMASI PRODUKSI HARIAN SECARA TEPAT
Teknik penyadapan yang baik harus memperhatikan kedalaman irisan. Dalam hal ini kedalaman irisan akan memengaruhi jumlah pembuluh lateks yang terpotong. Semakin banyak pembuluh lateks yang terpotong maka semakin banyak lateks yang keluar. Tetapi ketebalan sadapan pun ada batasannya, yaitu 1-1.5 mm dan 1-0,5 mm dari kambium. Selain kedalaman sadapan faktor waktu sadap sangat mempengaruhi hasil lateks.
Waktu sadap ini berkaitan
dengan tekanan turgor. Tekanan turgor yang tepat untuk penyadapan adalah
10-14 atm. Semakin siang waktu penyadapan, maka tekananan turgornya akan
semakin rendah. Dengan demikian hasil lateks yang didapat pada tekanan
turgor rendah sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi.(tekananan
turgor = tekanan latex keluar saat pohon disadap).
Penyadapan
tanaman karet merupakan salah satu langkah penting dalam budidaya karet.
Pada
dasarnya penyadapan adalah kegiatan pemutusan atau pelukaan pembuluh lateks
sehingga lateks menetes keluar dari pembuluh lateks ke mangkuk penampung yang
dipasang pada batang karet.
Pembuluh
lateks yang terputus atau terluka tersebut akan pulih kembali seiring
berjalannya waktu, sehingga jika dilakukan penyadapan untuk kedua kalinya
tetap akan mengeluarkan lateks.
Dengan
demikian, diperlukan perencanaan yang matang dalam teknik penyadapan agar
menghasilkan lateks yang banyak.
Lateks
dibentuk dalam pembuluh lateks yang merupakan sel-sel hidup berdinding
elastis mengandung gula, protein dan garam mineral yang dapat menyimpan air
dari jaringan yang berada disekitarnya. Pengaliran lateks disebabkan karena
adanya tekanan dalam pembuluh lateks dan pergerakan cairan lateks akibat
perbedaan konsentrasi setelah pohon disadap.
Produksi
lateks yang diperoleh dari hasil penyadapan ditentukan oleh lamanya aliran dan
kecepatan biosintesis.
Sedangkan
biosintesis lateks itu sendiri ditentukan oleh bahan dasar pembentuk lateks
berupa sukrosa dan oleh aktivitas enzim yang berperan secara langsung, baik
pada tahap glikolisis maupun anabolisme partikel karet.
Penyadapan
karet harus memperhatikan kedalaman sadapan. Semakin dalam irisannya, semakin
banyak berkas pembuluh lateks yang terpotong.
Oleh
sebab itu, sebaiknya penyadapan dilakukan sedalam mungkin, tetapi tidak
boleh menyentuh lapisan kambium karena akan mengakibatkan kulit pilihan rusak
(benjol-benjol) sehingga berpengaruh pada produksi lateks.
Sedangkan
jika penyadapan terlalu dangkal menyebabkan berkas pembuluh lateks semakin
sedikit yang terpotong sehingga lateks yang diperoleh jumlahnya terbatas.
Menurut
hasil penelitian pada kedalaman kulit 0,5 mm dari lapisan kambium yang
mendekati kayu memiliki jumlah pembuluh lateks terbanyak, yaitu kurang lebih 80
lingkaran pembuluh lateks.
Sedangkan
ketebalan irisan yang dianjurkan adalah 1–1,5 mm dan kedalaman 1-0,5 mm dari
lapisan kambium, harus berhati-hati karena pada kedalaman kulit 1-0,5 mm
(mendekati kayu) sangat rawan terhadap kerusakan kambium dan akan berpengaruh
terhadap produksi selanjutnya.
Kondisi
fisiologis pembuluh lateks yang tepat untuk penyadapan adalah pada
tekanan turgor 10-14 atm. Segera setelah pohon disadap, tekanan turgor menurun
dan air dari sel-sel tetangga menembus dinding pembuluh lateks sehingga lateks
mengalir sepanjang irisan sadap. Lateks yang diperoleh dari penyadapan tidak
saja berasal dari pembuluh lateks yang terlukai tetapi merupakan kumpulan
lateks yang mengalir dari daerah aliran lateks.
Lamanya
aliran lateks ditentukan oleh besarnya tekanan turgor dalam pembuluh lateks dan
kecepatan koagulasi pada alur sadap.
Turgor
adalah tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel
berpengaruh pada besar kecilnya tekanan pada dinding sel.
Kandungan
osmotikum yang tinggi dalam lateks seperti sukrosa, kuebratikol, ion mineral
serta tersedianya air yang cukup merupakan kondisi ideal agar tekanan turgor
mencapai maksimum.
Kondisi
tersebut memungkinkan berlangsungnya aliran lateks yang cukup lama serta indeks
penyumbatan yang rendah sehingga produksi meningkat.
Beberapa
jam setelah pohon karet disadap aliran lateks akan terhenti. Berhentinya aliran
lateks disebabkan oleh adanya koagulasi partikel karet yang menyumbat luka
irisan sadap.(terjadinya pembekuan pada alur sadapan).
Bobot
karet kering paling tinggi diperoleh pada penyadapan pukul 04.45 yaitu sebanyak
24,19 g/ph/sadap. Semakin siang penyadapan yang dilakukan akan terjadi
pengurangan produksi.
Hal ini terlihat pada penyadapan pukul 06.15,6.45 dan 07,15 masing-masing menghasilkan bobot kering sebanyak 20.76, 16.47, 12.19 g/ph/sadap. Sedangkan pukul 07.45 sebanyak 11.57 g/ph/sadap.
Hasil ini menjelaskan bahwa tekanan turgor akan semakin rendah dengan waktu yang semakin siang. Dengan demikian hasil lateks yang didapat pada tekanan turgor kecil sangat sedikit sebagai dampak penguapan yang tinggi.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah, Sadap pada pagi/subuh akan menghasilkan produksi lebih banyak/bagus dibanding sadapan diatas pukul 07.45 wib.
No comments:
Post a Comment