Media-PTPN7-Tubu.
Semakin hebat
dan semakin dahsyatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh PTPN7
Unit Tulungbuyut tentu akan semakin baik dalam meningkatkan produktifitas
perusahaan tersebut terlepas dari berbagai faktor lainnya. Sering kali kita
terjebak dalam sebuah aktifitas yang membuat kita dikatakan sibuk, akan tetapi
kesibukan tersebut tidak juga membuat produktifitas membaik. Kesibukan dan
produktifitas adalah dua hal yang mirip namun sebenarnya jauh dan benar-benar
berbeda. Aktifitas perusahaan yang sibuk, itu belum tentu produktif. Tapi,
produktifitas tidak harus selalu berkaitan dengan kata sibuk. Salah satu yang
mendukung produktifitas sebuah perusahaan adalah SDM berkualitas yang dimiliki
perusahaan tersebut. Yang mengerti dengan tugas dan tanggung jawab yang
diembannya.
Senin (15/02/2021) PTPN7 Unit Tubu mengadakan In House Training (IHT) yang dilaksakan di Mess Unit Tubu dimulai pada pukul 14.30 wib acara dihadiri Manajer Unit Tulungbuyut Agus Faroni. S.P.M.M, Askep Tanaman Joko Bintoro. SP. Asisten Tanaman, Mabes serta Mandor sadap Afdeling IV, V, VI, dan VII lebih kurang 10 peserta, demi menjaga dari penyebaran Covid-19 sehingga pelaksanaan In House Training dibatasi jumlah pesertanya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan.
Dalam sambutan Manajer PTPN7 Unit Tubu Agus Faroni. S.P.M.M menyampaikan, “In-House Training adalah sebuah bentuk program pelatihan, Pelatihan yang dilaksanakan PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Tulungbuyut ini guna meningkatkan kualitas SDM di tempatnya bekerja dibagian masing masing. Sebuah training dapat dikataan penting untuk diberikan kepada karyawan, pimpinan, atau staf lainnya sebagai bagian dari pelatihan yang akan sangat membantu meningkatkan kualitas SDM yang menjadi eksekutor atas ide, rencana, dan kegiatan perusahaan. dan akan sangat membantu SDM didalam perusahaan untuk mencapai titik maksimum atas segala potensi dahsyat yang mereka miliki sehingga dapat mendorong tercapainya target yang sudah ditentukan oleh Perusahaan, Sehingga pelaksanaan In-House Training (IHT) akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan, hal ini dilakukan mengingat situasi pada saat ini yang tidak mungkin dapat dilakukan bersama atau berkumpul melebihi dari aturan prokol kesehatan ” Itulah sepenggal penyampaian Manajer Unit Tubu
Sebagai moderator dan penyampaian makalah Askep Tanaman Joko Bintoro, SP mengatakan, “In house training kali ini mengambil tema PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN PENYELIA BIDANG PRODUKSI. Perusahaan perlu untuk melaksanakan In House Training yang berkaitan langsung dengan kinerja pada suatu bidang kerja terutama dalam bidang Sadap/Penderes yang merupakan ujung tombak sebagai keberlangsungan perusahaan sehingga perlu untuk mencari solusi jika terdapat permasalah yang terkait dengan sadapan. Dengan demikian, ini bisa menjadikan karyawan akan dapat meningkatkan kinerja serta kualitas dan hasil kerja kepada karyawan yang mengikuti tersebut".
"Sebagai Karyawan PTPN7 harus mengerti serta memahami tugas serta tanggung jawab dalam bekerja, Lalu apa saja tugas serta tanggung jawab dalam bekerja di PTPN7 Unit Tubu, ini adalah beberapa poin yang harus kita pahami dan dilaksanakan setiap kegiatan kita sehari-hari yaitu diantaranya :
TUGAS MANDOR
DERES
• Melaksanakan Tap
Inspeksi
• Melaksanakan Uji
Potensi Pohon
• Melaksanakan Uji
Gelembung Udara
• Lain-lain:
• Mencatat
kehadiran Penderes di PB73
• Mencatat
hasil pekerjaan Penderes (HG dan LG)
• Mengawal
produksi sampai pabrik
• Berperan
aktif menjaga keamanan dan ketertiban di kemandorannya dan Afdeling
TAP INSPEKSI
• Tap Inspeksi adalah proses
tindakan yang dilakukan untuk mengontrol kualitas/mutu sadapan masing-masing
Penderes.
• Tujuan: untuk
mempertahankan dan meningkatkan disiplin pelaksanaan penyadapan sehingga
menghasilkan mutu sadapan yang baik dan umur ekonomis tanaman
dapat tercapai pada Tanaman Menghasilkan (TM) Karet
Pelaksanaan
Pemeriksaan
• Areal yang
diperiksa adalah sadap bawah (DTS) dan atas areal (UTS) produktif
• Dihadiri oleh
Mandor Deres dan Penderes
• Jumlah pohon
yang diperiksa per bulan adalah 25 phn per penderes (10 phn oleh
Asisten, 15 phn oleh Mandor 1)
• Pelaksanaan
Tap Inspeksi oleh Asisten Afdeling sebanyak 2x per Penderes dan Mandor 1
sebanyak 3x per Penderes. Setiap pemeriksaan dilakukan sebanyak 5 pohon per
Penderes
• Pohon sampel
diambil dengan interval antar barisan setiap 2 baris dan dalam
barisan setiap 10 pohon (pohon sampel awal ditentukan secara acak, bukan
phn pinggir jalan)
Pelaksanaan
Pemeriksaan
• Memberi nomor
pada setiap pohon yang diperiksa, tanggal dan paraf pemeriksa.
• Mengukur kedalaman
sadapan, memeriksa luka kayu, mengukur sudut sadapan,
mengukur pemakaian kulit pada bulan yang lalu serta melakukan
pemeriksaan terhadap kerja tambahan.
• Tanda-tanda
kesalahan ditulis di pohon dan dicatat pada buku atau formulir pemeriksaan
sadapan.
• Mandor Sadap
melaksanakan Tap Inspeksi terhadap pohon yang tidak diperiksa oleh Asisten dan
Mandor Besar sebanyak 20 pohon/Penderes, hasil Tap Inspeksi Mandor Sadap tidak
mempengaruhi kelas Penderes.
Objek dan
Sistem Pemeriksaan
• Kelengkapan
peralatan penyadapan:
- Pisau sadap tarik (sodeci) tajam : 2 buah
- Pisau sadap UTS (pacekung) tajam : 2 buah
- Ember 40 liter : 1 buah
- Ember 20 liter : 1 buah
- Keranjang CL :
1 buah
- Talang serep :
10 buah
- Kawat mangkok serep : 10 buah
- Mangkok serep :
10 buah
- Plastik pekat : 1 buah
Peralatan Tap
Inspeksi
• Jarum
Inspeksi
• Formulir/Blanko
Inspeksi
• Kapur/Crayon
warna biru untuk Asisten Afdeling
• Kapur/Crayon
warna merah untuk Mandor 1 dan Mandor Deres
• Meteran
• Busur Derajat
• Alat Tulis
Kantor
Norma dan
Tanda Pemeriksaan
• Luka kayu
kecil (1 cm x 0,5 cm)
tanda: ditimpa dengan 1 (satu) garis
• Luka kayu
besar (>1-3 cm x 0,6-1,5 cm)
tanda: ditimpa dengan 1 (satu) garis silang
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Luka kayu
besar sekali (>3 cm x >1,5 cm)
tanda: ditimpa dengan 1 (satu) garis silang
kemudian dilingkari
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Pemakaian
kulit
Pemakaian kulit yang
terlalu boros diberi tanda panah di ujung alur
sadapan di senderan belakang
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Kedalaman
sadapan terlalu dalam
Dari 3 (tiga) kali
tusukan, di tempat-tempat sadapan yang terlalu dalam (< 1 mm) diberi tanda “V”
(angka lima romawi) di atas alur sadapan
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Kedalaman
sadapan kurang dalam
Dari 3 (tiga) kali
tusukan, di tempat-tempat sadapan yang terlalu dalam (> 1 mm) diberi tanda “^^^
“di atas alur sadapan
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Sudut alur
sadap
Di pohon yang menyimpang
alur sadapannya dari gambar, diberi tanda panah dari alur sadapan ke arah
gambar yang sebenarnya, baik kemiringan > 40˚ atau < 40˚
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Kebersihan
mangkok
Mangkok kotor diberi
tanda MK di pohon sejajar dengan letak mangkok atau langsung pada mangkok
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Jarak talang
sadap dari mangkok dan dari alur sadap
Norma dan
Tanda Pemeriksaan (Lanjutan)
• Paraf Pemeriksa, Tanggal dan Panah Arah Pohon Berikutnya ".
Itulah Poin-poin yang disampaikan
Askep Tanaman Joko Bintoro, SP dalam acara In House
Training (IHT) tersebut.
Pelatihan dalam bentuk in house training setidaknya memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang didayagunakan oleh
perusahaan. Hal ini diharapkan dapat mendukung target Perusahaan dalam upaya
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Bekerja sesuai Misi dan Visi
organisasi.
2. Menciptakan interaksi antara karyawan. Perusahaan memiliki banyak Karyawan
yang tersebar di berbagai Bagian atau Afdeling, maka besar kemungkinan mereka
memiliki cara kerja yang berbeda, pengalaman kerja dan pengalaman hidup yang
berbeda, dan memiliki kualitas yang berbeda pula. Dengan In House Training Karyawan dapat
bertukar informasi sehingga bukan tidak mungkin ini cara yang paling efektif
untuk menciptakan standarisasi kinerja yang paling efektif. Mana yang paling
bagus, mana yang paling efektif, dan mana yang terbaik bisa dibuat standar
kerja di semua bagian sehingga semua Karyawan bisa berkembang secara merata
dengan kualitas yang terbaik.
3. Mempererat
rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara karyawan. Karena mereka bekerja untuk satu
naungan yang sama, bukan tidak mungkin mereka tidak lagi kaku untuk sharing,
bersahabat dan lebih kompak. Dengan demikian keuntungan untuk perusahaan jadi
sangat besar.
4.Meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang
berkesinambungan.
Hal ini bisa mengeksplorasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan
yang berkaitan dengan peningkatan efektifitas kerja, sehingga dapat mencari
solusi secara bersama-sama dengan demikian kemungkinan besar solusi yang
terbaik dapat dihasilkan.
Jur/Tubu/Bambang
H/SDM/2021
No comments:
Post a Comment