https://beritaptpn7unittubu.blogspot.com/ . - Manajer Unit Tubu ” Hendra Putra, SP ” meminta agar supaya jadikanlah dirimu manusia yang BERGUNA untuk keluargamu dan orang lain.
Manajer Hendra Putra, SP.
Unit Tulungbuyut yang memiliki luas Tubu 5.786.5 ha, afdeling Bapu luas lahan HGU 987.54 ha,(yang ditanam 449 ha), sehingga total unit tubu 6.774.04 ha, pernah berjaya dan cantik dalam produksi pada tahun-tahun lalu, akan tetapi mengapa sekarang menjadi seperti ini?, mengibaratkan sekarang itu gadis cantik terkena lumpur, unit tulungbuyut menjadi turun menjadi urutan dibawah dalam pencapaian produksi di jajaran PTPN7. Itu lah makalah yang dibahas oleh manajer unit tulungbuyut Hendra Putra, SP pada rapat kerja bersama Joko Bintoro, SP Asisten Kepala Wilayah B, Irda Irnawan, SP Asisten Kepala Tanaman Wilayah A, Asisten Tanaman bagian, Mandor besar, Mandor sadap dinas borong seluruh bagian tanaman dimes Unit Tulungbuyut. (Rabu. 29/01/2020) pukul 14.15 wib dihadiri 56 peserta rapat.
Manajer menjelaskan hal ini bisa terjadi karna dari tidak kepedulian dari semua jajaran dikebun dalam pengendalian dan penyimpangan produksi. Tidak saling mengingatkan dan Manajer (Hendra Putra, SP) berulangkali mengingatkan “ jangan membuat hal yang tidak biasa menjadi biasa dalam pekerjaan terutama penanganan produksi,, (pergi pagi pulang sore namun produksi tidak seperti yang diharapkan/direncanakan) sebagai contoh, si badu datang lalu nyelonong/kluyuran entah kemana dibiarkan saja oleh teman yang melihatnya, hal ini dapat mengakibatkan kemungkinan besar penyimpangan karyawan dalam bekerja, tidak selesai nyadap, waktu pungut lebih cepat, pungut produksi tidak selesai/ditinggalkan, akhirnya karyawan bekerja semaunya, karna tahu tidak ada yang mengawasi dikebun oleh pihak mandor sadap dinas dan borong, ”. “Penyetoran produksi hasil sadap yang disetor ke STL/tempat penimbangan latex, tidak disetor seluruh atau tidak dipungut seluruh pohon dengan sengaja untuk diambil oleh karyawan itu sendiri atau untuk orang lain yang telah diberitahu untuk diambil oleh orang tersebut dibawa pulang, sedangkan latex yang disetorkan dicampur air, jadi permasalahan unit tulungbuyut ini dalam pengawasannya bersikap "mbok Los” (tidak peduli dan berbuat yang terbaik dalam pengawasan dan penggalian produksi)".
Bagaimana caranya untuk mengendalikan dan mengetahui hal penyimpangan tersebut ?, Manajer Unit Tulungbuyut (Hendra Putra, SP) memberikan penjelasan kepada semua yang hadir dalam rapat tersebut “Mandor sadap harus selalu memonitor produksi per penyadap tiap hari, naik atau turun, untuk mengetahui selesai atau tidak nyadapnya, dipungut semua atau tidak latex di hanca, untuk semua termonitor maka saya minta (pinta manajer tubu Hendra Putra, SP) mulai besok sepuluh hari kedepan semua Asisten mabes dan mandor saya minta untuk melakukan UPP (Uji Potensi Pohon) dengan benar untuk mengetahui potensi hanca tersebut, cara pengambilan semple latex perpenyadap adalah diambil sample 10 pohon lalu perhanca dimulai dari arah pohon pertama mulai penyadap menyadap lalu kearah berikutnya, lalu berapa CC jml dari 10 pohon tersebut dibagi 10 pohon berapa rata-ratanya, dalam mengambil jangan sampai kebalik atau diacak pohonnya, apa bila salah ambil maka tidak akan kongkrit atau tepat nantinya dalam perhitungan hasil UPP, dengan melakukan UPP yang benar maka dapat mengetahui potensi hasil latex hanca tersebut”.
“Setelah diketahui hasil dari UPP, maka karyawan penyadap tersebut menyetorkan produksi latex tidak sesuai dengan dari hasil UPP tersebut kejar sampai kemana penyimpangan produksi tersebut”, tegas Manajer kepada asisten.
Uji Potensi Pohon (UPP)
Manajer Hendra Putra SP Memberikan Arahan cara Cek Gelembung Udara
“Selain UPP (uji potensi pohon) harus lakukan juga UU (uji gelembung udara), cara uji gelembung air yaitu dengan cara ambil latex kemangkok lalu campur dengan asam semut diaduk-aduk maka akan muncul gelembung, seperti apa ciri-ciri gelembung latex tercampur air ? dan seperti apa latex yang tidak tercampur air/asli?, ciri latex asli akan muncul Gelembung setelah latex dicampur asam semut lalu diaduk itu muncul Gelembung Tunggal, Sudah pasti DRC latex tersebut tinggi.
Gelembung latex Gelembung latex campur air.
sedangkan latex campur air akan muncul terlihat jelas banyak Gelembung yang berkaitan atau banyak mengikat satu sama lain, serta akan muncul melingkari dipinggir-pinggir mangkok tersebut” jelas Manajer.
“Mari kita bersama bangkitkan Unit Tulungbuyut berjaya kembali dalam pencapaian produksi, setidak-tidaknya unit tulungbuyut masuk dalam urutan kelima di jajaran PTPN7 ini, itu yang sangat saya harapkan dan impikan sekali”, lanjut Manajer.
“Apa bila kita tidak berusaha dan berbuat yang terbaik untuk PTPN7 unit tubu kita ini, mau dibawa kemana PTPN7 unit tubu ini ? bisa-bisa bangkrut dan tutup”, jelas Manajer.
"Karna ketidak koperaktifan pengawasan diareal atau kebun, sehingga produksi tidak sesuai dengan yang diperhitungkan/diharapkan, hal ini bisa saja terjadi karna produksi sebagian tidak disetor dibawa keluar/dicuri”, lalu Manajer pun memberikan contoh dalam penyimpangan produksi, “seorang tenaga borong selama bekerja lebih tiga bulan hanya setor 15 kg setiap hari, sehingga mendapatkan upah hanya Rp. 22.000 saja, kok betah ya ? apa cukup ? kalau diperhitungkan dengan bensin, rokok, bontotnya ? jelas tombokan ?, lalu kenapa kok bisa tetap mau bekerja dengan penghasilan Rp. 22.000 saja ?, nah disitulah letak kurangnya pengawasan monitoring produksi seorang mandor terhadap tenaga penyadap yang diawasinya, bisa saja hasil sebenarnya 25 kg, lalu yang 10 kg dibawa pulang dijual sendiri, coba dihitung hasil 15 kg yang disetor dengan 10 kg yang dibawa pulang ? apa bila 10 kg X 60% = 6 kg, seandainya harga lump diluar/dikampung dibeli Rp. 6.000,- maka total Rp. 36.000.- sehingga pendapanya Rp. 55.800.- , makanya mereka betah bekerja walau hanya dengan upah Rp. 22.000 saja, karna adanya penyimpangan produksi yang tidak disetor keperusahaan, disitulah pungsi dan tanggung jawab seorang mandor sadap untuk menjaga dan mengawasi tenaga kerja untuk menjaga aset perusahaan (latex) tidak dicuri atau oleh pekerja yang dibawahinya tersebut”, tegas Manajer.
Ada sekitar 4.000 jiwa lebih yang bergantung di PTPN7 Unit Tubu, contoh (anak = 2 + Istri = 1 + pekerja = 1 jumlah = 4) sehingga kalau 1.100 karyawan X batihnya (anak 2 istri 1) sehingga 3 = 3.300 jiwa + karyawan itu sendiri 1.100 jiwa maka total 4.400 jiwa yang bergantung di PTPN7 ini.
Sehingga tenaga kerja yang melakukan penyimpangan produksi mencuri atau tidak disetor atau menyadap tidak selesai, maka sama halnya mereka itu akan membunuh 4.400 jiwa, karna mereka bergantung pada PTPN7 unit tubu, dan apa bila bangkrut lalu tutup ? bagai manan nasip mereka”. dengan tegas menejer menjelaskan itu.
“Apalagi kalau hal itu dilakukan oleh karyawan yang dinas, sangat-sangat menghancurkan PTPN7, dengan hanya setor produksi 20 kg perhari saja perusahaan telah sangat merugi, apa lagi sampai mencuri, membawa pulang latex hasil sadapan diperkebunan ini, dan apa bila hal ini dibiarkan saja tanpa ada komitmen perbaikan produksi, sudah yakin dan pasti unit tulungbuyut kedepannya akan tutup” kata manajer
"sebagai contoh upah karyawan dinas dihitung golongan terendanh karyawan penyadap, gajih atau penghasilan yang dibayarkan perusahaan dalam satu bulan ± Rp. 2.400.000.-, kalau setor produksi hanya setor 20 kg lalu X DRC 24% = 4.8 kg, alangkah besarnya kerugian perusahaan untuk membayar tenaga yang ada, , kalau begini terus bagaimana tidak mungkin kalau PTPN7 Unit Tubu akan segera tutup, karna disebabkan oleh tenaga-tenaga kerja sendiri yang menggerogoti kewibawaan PTPN7 ini”. Keluh Manajer Unit Tubu Hendra Putra, SP.
Penulis. Bambang Herto.@PTPN7.Unit Tubu
0853-6908-9984
No comments:
Post a Comment