PENCARIAN

STRATEGI DAN UPAYA MENCEGAH KEBAKARAN DAN SOSIALISASI KARHUTLAHBUN


STRATEGI DAN UPAYA – UPAYA YANG DILAKUKAN
UNTUK MENCEGAH DAN MENGHADAPI KEBAKARAN

1. Mengawasi Titik Rawan Kebakaran Hutan
Melakukan pengawasan ekstra di titik rawan kebakaran yang terjadi pada tahun sebelumnya dengan membuat peta rawan kebakaran. Kondisi yang disebut rawan ini biasanya ditandai dengan adanya areal belukar dan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti rumput yang mengering dan juga kayu. 
2. Melakukan Patroli dan Pengawasan Lebih Ketat
Dengan melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat di tempat yang memang rawan kebakaran, diharapkan nantinya dapat mengurangi kebakaran areal yang terjadi karena membuat resah pelaku pembakaran. Kegiatan ini biasanya lebih sering dilakukan ketika musim kemarau telah tiba. 
3. Mendeteksi Kebakaran Hutan Lahan  Perkebunan Sedini Mungkin
Hal ini dilakukan dengan beberapa hal seperti berikut :
Ø Melakukan pengawasan melalui  menara pengawas api dengan jarak pandang jauh dan juga sarana alat komunikasi seperti HT/HP.
Ø memanfaatkan sebaik mungkin informasi data cuaca. 
4. Mempersiapkan Peralatan Pemadaman Kebakaran
Peralatan Pemadam Kebakaran seperti Mobil PMK, Knapsack, Pompa Air (Alcon), Selang dan kendaraan dilakukan pengecekan setiap pagi.  Selain itu, peralatan  pemadam api yang kecil diletakkan ditempat yang mudah terlihat seperti Gebyok, Sekop, dll. 
5. Merawat Tempat Penampungan Air
Merawat tempat penampungan air yang ada di areal seperti embung atau kolam, sehingga debit air pada saat musim kemarau masih banyak. Sehingga pada saat terjadi kebakaran dapat dengan cepat mengambil air yang ada disekitar lokasi kebakaran. 
6. Melakukan Penyuluhan
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat sekitar dan kepada warga yang melakukan aktivitas disekitar areal tanaman seperti pemancing ikan, Penggembala Ternak, Pencari Rumput dalam rangka pencegahan kebakaran Lahan Perkebunan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kebakaran dan untuk tidak sembarangan membakar sesuatu dan membuang punting Rokok Sembarangan yang dapat menyebakan terjadinya kebakaran serta api merambat kemana-mana. 
7. Memastikan Bahwa Api Benar-benar Mati
Memastikan api telah mati setelah membakar sesuatu atau terjadi kebakaran, jika sudah benar-benar mati barulah lokasi ditinggalkan. 
8. Selalu Siap Siaga
Selalu melakukan komunikasi dengan pihak yang melakukan patroli dan Petugas jaga api yang ada di areal, apabila terdapat sumber titik api maka dapat segera dilaporkan agar dipadamkan lebih cepat. 
9. Melakukan Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran
Melakukan pemetaan daerah rawan kebakaran untuk lebih fokus mengetahui titik mana yang sering terjadi kebakaran tersebut. 
10. Menyediakan Sistem Informasi Kebakaran Hutan
Memberikan informasi kepada petugas patroli dan petugas jaga api,  dengan cara menganalisa kondisi yang terjadi antar Perusahaan dengan masyarakat baik itu pada saat melakukan penertiban dan pengelolaan areal.

SOSIALISASI KARHUTLAHBUN
PTPN7-Tubu
Selasa (04/08/2020) Sosialisasi Karhutlahbun yang dilaksanakan oleh Pengurus dan Anggota Tim Karhutlah PTPN7 berlokasi di Kantor Afdeling IV dan Afdeling V.
Dihadiri Askep Tanaman joko Bintoro, SP, Asisten SDM & Umum, Asisten Tanaman Afdeling IV dan V, Mandor Besar Afdeling IV dan V, Mandor Sadap Afdeling, Karyawan Penyadap, Kepala Dusun, RK, RT serta warga dusun Emplasmen Afd IV dan V. Sosialisasi sangatlah penting dilakukan untuk Mengingatkan rasa kepedulian dan menjaga terhadap lingkungan.
Kebakaran Hutan dan Lahan kebun (Karhutlahbun) adalah salah satu peristiwa yang cukup menyita perhatian publik di negeri ini karena kejadiannya setiap tahun dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. 
Baik itu kerusakan alam terutama perkebunan yang dimiliki PTPN7 dan lahan perkebunan rakyat, kerusakan lingkungan, masalah kesehatan maupun kerugian ekonomi. Bukan hanya itu, dampak kabut asap yang ditimbulkannya sangat mengganggu manusia terutama pernafasan dan penglihatan mata.
Beberapa hal yang dianggap perlu dikemukakan dalam sosialisasi ini berkaitan dengan Karhutlahbun adalah faktor pendukung tingkat kerawanan yang dapat menimbulkan terjadinya Kebakaran Hutan Lahan Perkebunan dengan harapan semoga kedepannya dapat menjadi pijakan dalam rangka menyusun strategi pengendalian dan langkah antisipasi terhadap peristiwa ini, Hal ini yang disampaikan oleh Ketua II TIM Karhutlahbun PTPN7 Unit Tubu  Joko Bintoro, SP.(Askep Tanaman). Dalam penyampaiannya antara lain  “Saya meminta agar kita semua Karyawan Semua Bagian saling membantu dan menjaga, mengawasi agar tidak ada kata "saya tidak tau, karna saya tidak ditugaskan" semua harus ikut serta, ikut andil dalam menjaga dan membantu apa bila terjadi suatu kebakaran,  Sehingga kita dapat untuk menjaga agar tidak terjadinya kebakaran lahan Perkebunan.
Setiap peristiwa kebakaran terjadi selalu diawali dengan munculnya titik-titik panas (hot spot) pada suatu tempat dan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam, oleh karna itu kita semua harus saling menjaga dan mengawasi.
Musim kemarau panjang yang biasanya berlangsung dari bulan Mei s.d November menyebabkan suhu semakin tinggi, curah hujan yang semakin rendah, belum lagi pergerakan angin serta adanya gejala El Nino yang semakin mempercepat potensi terjadinya kebakaran”.
Acara Sosialisasi dan Pengarahan Hal Karhutlahbun
“Kondisi alam seperti ini juga kemudian mengakibatkan kondisi bahan bakar yang terdapat di lahan dan perkebunan menjadi lebih kering dan memungkinkan munculnya titik-titik panas yang membuat semakin rawan terjadi Karhutlahbun.
Tutupan lahan dalam hal ini berkaitan dengan tipe vegetasi yang ada di lahan tersebut. Lahan dengan tingkat kerawanan paling tinggi adalah tipe lahan terbuka dengan tipe vegetasi alang-alang, semak belukar, lahan perkebunan kering.
Hal ini disebabkan karena tipe vegetasi tersebut akan cepat kering di saat musim kemarau dan potensi kebakaran menjadi lebih tinggi”.
"Karena itu, adalah hal yang penting untuk memperhatikan faktor-faktor pendukung kerawanan terjadinya kebakaran di atas khususnya pada musim kemarau, termasuk ketegasan dalam implementasi kebijakan pengendalian dan pemeliharaan serta pengawasan Kawasan hutan dan lahan perkebunan kepada semua bagian sehingga kejadian dan dampak dari karhutlah dapat di antisipasi dan diminimalisir”
"Jarak dengan Jalan dan dengan Pemukiman Penduduk bisa berpengaruh besar, hal ini berkaitan dengan tindakan manusia baik disengaja maupun tidak disengaja yang berpotensi meningkatkan tingkat kerawanan, kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan juga aktivitas-aktivitas lainnya dapat menjadi penyulut terjadinya kebakaran".
Demikian beberapa penyampaian dalam soaialisasi tersebut.@
Daftar yang hadir dalam Sosialisasi Klik Disini

Jur-PTPN7-Tubu-Bambang Herto/SDM

No comments:

Post a Comment

Search This Blog