PENCARIAN

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA KARYAWAN.

 MEDIA-PTPN7-TUBU.

Setiap perusahaan pasti selalu berupaya agar para karyawannya memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum, produktivitas karyawan diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan/hk/kg/ha. Peran serta tenaga kerja yang dimaksud adalah penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.

Seorang karyawan dapat dinilai produktif jika dapat menghasilkan output yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain dalam satuan waktu yang sama. Atau jika karyawan tersebut dapat menghasilkan output yang sama dengan memakai sumber daya yang lebih sedikit.

Strategi Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Untuk meningkatkan produktivitas karyawan memang tidak mudah, karena tidak cukup hanya dengan terus mendorong ataupun memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih keras. Dalam menunjang motivasi kepada karyawan dibutuhkan strategi yang tepat

Diantaranya adalah: 

1.      Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan memberikan fasilitas kerja yang baik bagi seluruh karyawan yang ada di perusahaan/tempat kerja.

2.               Memberikan program pelatihan kepada karyawan, karena pelatihan atau training akan berpengaruh besar pada kinerja karyawan. Cara meningkatkan produktivitas karyawan melalui program pelatihan sangat penting bagi setiap karyawan di perusahaan agar dapat bekerja secara profesional terutama bagi karyawan baru/belum memahami pekerjaan tersebut.1.                      

3.        Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja karyawan yang ada di perusahaan atau karyawan yang saudara bawahi.

Cara meningkatkan produktivitas karyawan dengan pengawasan terdiri dari pengawasan atasan secara langsung dan sistem pengendalian manajemen. Strategi ini perlu dilakukan supaya setiap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dapat diketahui dan dipantau dengan mudah dan cepat. Sehingga jika terjadi penyimpangan dari tujuan atau target yang telah ditentukan, dapat dilakukan perbaikan dengan segera.

4.                   Cara lain untuk mendorong karyawan agar bekerja lebih produktif adalah dengan Memberikan reward, punishment, penghargaan, serta motivasi untuk maju kepada karyawan.. Memberikan insentif dianggap sebagai salah satu motivasi paling efektif dalam meningkatkan produktivitas karyawan. Ini tidak harus berupa kenaikan gaji, karena ada berbagai jenis insentif menarik lainnya yang dapat Anda berikan. Misalnya, Anda dapat memberikan sembako (minyak/gula/beras) kepada mereka yang mendapatkan produktivitas paling tinggi diatas lainnya dalam pencapaiannya, serta dapat juga dengan cara yang lainnya.


Kriteria dalam Produktivitas Karyawan

Di dalam produktivitas karyawan, terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1.    Semangat kerja karyawan

Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya. Dimana sikap mental tersebut dapat ditunjukan oleh adanya kegairahan dan semangat dalam melaksanakan tugas pekerjaan serta mendorong karyawan untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif.

Sehingga jika kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan secara terus menerus, maka tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas karyawan akan mudah tercapai. Semangat kerja karyawan dapat dinilai dengan cara melihat tanggung jawab dan kewajiban setiap karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

2.Cara kerja karyawan

Cara atau metode kerja para karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para karyawan untuk bekerja secara efektif dan efisien.


     3.Hasil kerja karyawan

Hasil kerja karyawan merupakan hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh karyawan merupakan prestasi kerja karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaannya. Untuk melihat hasil kerja karyawan, pihak pimpinan dalam perusahaan bisa memperhatikan jumlah atau frekuensi kerja karyawan di atas standar atau rata rata yang telah ditetapkan. Hal tersebut akan menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.

 

Dalam meningkatkan produktivitas karyawan memang perlu diterapkan oleh pimpinan perusahaan. Karena akan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Sebab, produktivitas karyawan akan sangat berpengaruh pada produktivitas perusahaan.

Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah dalam menjalankan strategi meningkatkan produktivitas karyawan, sebaiknya tidak hanya memperhatikan pada satu aspek saja. Tetapi juga harus dijalankan secara menyeluruh dan terintegrasi satu sama lain. Anda sebagai pimpinan perusahaan atau tim HR perusahaan dituntut untuk menyadari bahwa dalam menjalankan perusahaan dibutuhkan perencanaan-perencanaan bisnis yang matang. Agar dapat memiliki waktu yang lebih banyak untuk fokus pada pengembangan perusahaan.


Keberhasilan organisasi pada umumnya, dan perusahaan pada khususnya, sangat tergantung pada tingkat produktivitas orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jadi, kalau anda ingin organisasi anda berhasil mencapai visi, misi, dan tujuan yang dicanangkan, tindakan terpenting yang perlu anda lakukan adalah berupaya meningkatkan produktivitas karyawan atau bawahan Anda.

Produktivitas hanya akan muncul jika karyawan mengetahui apa yang didapat dan diharapkan dari kinerjanya, memiliki kompetensi yang memadai untuk memenuhi harapan itu, dan mendapatkan imbalan pendapatannya dari hasil yang sesuai dengan kinerjanya. Tugas Anda, sebagai atasan, adalah mengelola ketiga aspek tersebut.  Tugas ini memang tidak mudah. Tidak mengherankan jika banyak atasan dan organisasi gagal melakukannya. Akibatnya banyak karyawan yang bekerja tanpa arah, tidak mendukung pencapaian tujuan perusahaan, merasa diperlakukan secara tidak objektif dan tidak fair, merasa tidak puas, lalu kemudian menukik turun motivasinya. Kalau sudah begini, ujung-ujungnya, perusahaan menjadi pihak yang paling dirugikan. Bukan hanya kehilangan high performers atau bahkan mungkin karyawan bintang (talents)nya, perusahaan juga akan kehilangan peluang untuk merealisasikan sasaran yang ditetapkan.


- Pengelolaan Kinerja yang Tepat

Untuk mewujudkan tujuan pengelolaan kinerja, mutlak dibutuhkan kesamaan persepsi tentang apa dan bagaimana sistem tersebut akan dijalankan. Semakin selaras persepsi yang dimiliki oleh atasan dan bawahan mengenai sistem tersebut, semakin positif dampaknya bagi progres maupun hasil akhir penerapannya. Untuk menciptakan kesesuaian persepsi ini, anda membutuhkan metode yang tepat. Pada dasarnya ada 3 (tiga) metode pengelolaan kinerja yang hingga saat ini banyak diterapkan di berbagai organisasi:

            1.       metode berbasis karakteristik pribadi (trait methods)

2.       metode berbasis perilaku (behavioral methods)

3.       metode yang berorientasi pada hasil (results-oriented).


-Perencanaan Kinerja

Inti sari dari perencanaan sendiri sesungguhnya adalah kegiatan penetapan tujuan dan penyusunan langkah-langkah pencapaian hasil. Dalam menentukan penetapan sasaran kinerja harus bersifat top-down. Ditentukan oleh manajemen puncak, untuk kemudian dilaksanakan oleh seluruh jajaran di bawahnya. Disusun untuk keseluruhan bagian, baru kemudian dipilah ke tingkat mandor/pengawas, dan selanjutnya didistribusikan ke tingkat perorangan. Apa yang ditetapkan sebagai sasaran kinerja karyawan harus merupakan turunan dari sasaran atasan maupun perusahaanya. Tentu saja, yang didayagunakan sebagai akar dari semua sasaran tersebut adalah visi, misi, serta budaya perusahaan. Adapun arsitektur dari pengembangan sasaran kinerjanya sendiri adalah sebagai berikut.

Visi-misi organisasi akan diterjemahkan menjadi strategi pencapaian produksi Sasaran jangka pendek ditingkat perusahaan ini kemudian dituangkan menjadi sasaran kinerja setiap bagian, yang upaya realisasinya dilakukan melalui pendistribusian sasaran-sasaran tersebut kedalam sasaran kinerja setiap anggota tim. Sementara itu, di sisi bagaimana dari sistem pengelolaan kinerja, yang harus dilakukan adalah mengembangkan struktur organisasi yang selaras dengan visi, misi organisasi.


-Bimbingan Kinerja

Intisari dari kegiatan bimbingan adalah pemberian umpan balik dari atasan kepada bawahan. Agar efektif, umpan balik harus memenuhi 5 kriteria: objektif, spesifik, segera, seimbang, menyangkut perilaku/kerja (dan bukan hanya orangnya).

Jenis bimbingan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kinerja adalah sebagai berikut 

a.   Amati dan dokumentasika perilaku/kerja anak buah

b.Diskusikan dan dapatkan kesepakatan dari anak buah tentang keberadaan masalahnaya

c.   Bahas bersama alternatif pemecahannya

d.  Tindak lanjuti, amati hasilnya, dan berikan umpan balik.

Dalam melakukan bimbingan kinerja, pola yang sebaiknya diterapkan adalah pola kemitraan. Pola ini memiliki  beberapa karakteristik unggul:

1.  Inisiatif pelaksanaannya bisa berasal dari atasan maupun anak buah

2.  Tujuan pelaksanaannya spisifik, yaitu untuk membantu anak buah meningkatkan produktivitasnya

3.  Fokus pembicaraannya diarahkan pada kompetisi dan hasil kerja

4.  Kegiatan dilakukan secara berkesinambungan.

                     

- Penilaian Kinerja

Mengapresiasi kontribusi karyawan merupakan tindakan yang mutlak untuk dilakukan. Hanya dengan cara itulah anda bisa memotivasi anak buah anda. Pnilaian kinerja hanya akan efektif jika memenuhi dua kriteria pokok: fair dan objektif, yang dimaksud dengan fair disini adalah bahwa penilaian tersebut didasarkan pada standar yang telah disepakati, sedangkan yang disebut objektif adalah bahwa nilai yang diberikan benar-benar sesuai dengan tingkat pencapaian yang diukur. Agar fair, penilaian kinerja harus dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa kondisi di bawah ini:

·          Ada sasaran kinerja yang jelas dan disepakati bersama

·          Sasaran kinerja yang disepakati berkaitan erat dengan uraian jabatan

·          Sasaran kinerja tidak digunakan untuk tujuan yang bertentangan atau yang bersifat politis

·          Ada pertemuan tatap muka untuk membahas hasil penilaian

·          Ada diskusi tentang penyebab masalah kinerja

Di sisi lain, agar objektif, penilaian kinerja perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ini:

- Penilaian harus didasarkan pada data aktual

- Atasan memperhatikan perilaku/kinerja yang positif maupun negatif

- Sistem pengelolaan kinerja yang ditetapkan bisa meminimalkan bias penilai

- Atasan terlatih untuk menerapkan sistem pengelolaan kinerja.

And.

@Jur/Tubu/Bambang H/SDM/2020.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog