PENCARIAN

Pembahasan produksi dan Mutasi

 PTPN7-Tubu

Senin (10/08/20) Rapat pembahasan produksi dan kinerja tenaga kerja pemanen karet.

Rapat kerja  manajer Hendra Putra, SP. yang dihadiri oleh Maskep TNP, Askep Tanaman A dan B, Asisten SDM & Umum, semua Asisten Bagian, dan Mandor Besar Semua Bagian diruang kerja manajer.

Manajer Hendra Putra, SP menayakan beberapa poin kinerja perusahaan terutama prihal kurang evisiennya tenaga kerja dalam penekanan biaya pokok tenaga kerja dinas bagi perusahaan.

Mengenai alat berat loader yang digunakan Manajer mengatan, “tolong kepada Masinis TNP Pak Arifianto, cek dan hitung dalam perhitungan JKT, berapa pemakain bahan bakar yang digunakan dalam per JKT nya? Agar dilakukan monitoring jangan sampai ada penyimpangan atau ketidak sesuaian dalam pemakaianya, Lalu untuk tenaga yang berada dipengolahan, saya akan memasukan tenaga dinas penyadap yang baik dan berprestasi ke pengolahan, dan itu salah satu penghargaan kepada tenaga penyadap yang memiliki dedikasi tinggi dalam upaya penekan biaya dengan produksi tinggi diatas target dan RKO, hal ini upaya agar pemakaian biaya perkilogram per HK  dapat kita tekan, sehingga dapat semaksimal mungkin dapat diperkecil dalam penggunaan biaya, kenapa demikian? Hal ini karna masih kurang efektipnya tenaga penyadap yang ada di Afdeling dalam penyadapan, terutama jumlah pohon yang disadap, apabila kita berusaha untuk membantu perusahaan dalam penekanakan biaya upayakan harus diatas 600 pohonnya per hanca, sedangkan lahan yang ada diunit tulungbuyut datar dan mudah untuk dilalui, sehingga seharusnya bisa untuk dilakukan? Apa bila masih belum dapat dilakukan dan diupayakan dengan jumlah pohon yang diharapkan  berarti sama halnya menghancurkan perusahaan dengan menggantungkan bantuan untuk gajih karyawan kepada unit lain, selama ini bisnis usaha dalam bidang tanaman karet masih merugi, karna penggunaan biaya masih diatas RKO”. Itulah sepenggal pembahasan dalam rapat tersebut.

Dalam upaya penekan biaya tersebut adalah dengan meningkatkan produksi diatas RKO sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat diminimalisir dibawah RKO, salah satu upaya dalam minimalisir  biaya adalah dengan menambahkan jumlah pohon perpenadap diatas 600 pohon perhanca sehingga penghasilan kg perpenyadap per HK akan Naik. karna saat ini jumlah pohon dengan jumlah tenaga kerja masih kurang efektip untuk menekan biaya, yaitu jumlah tenaga kerja masih diatas dari pada luasan hektar yang disadap, hal itu dapat berdampak pada kerugian bagi perusahaan.

Guna penekanan biaya yang dikeluarkan maka manajemen PTPN7 kantor Direksi  meminta kepada Unit Tulungbuyut memutasikan ± 200 tenaga kerjan dinasya ke unit lain, Terutama ke Perkebunan Kelapa Sawit secara bertahap, dikarnakan Perkebunan Kelapa Sawit lebih baik bahkan kedepannya akan lebih menunjang Laba bagi PTPN7.

Manajemen Unit Tubu segera menindak lanjuti hal tersebut dengan hasil SK / Surat Keputusan Pemutasian Tenaga kerja sejumlah 20 orang tenaga kerja  yang dituangkan oleh manajemen kantor Direksi dan untuk kelanjutannya akan secara bertahap, oleh sebab itu Manajer Hendra Putra, SP menekankan kepada semua Asisten Tanaman untuk dengan dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja anak buahnya dalam menyadap serta untuk dapat dilakukan penghitungan kembali secara mandiri afdeling masing masing, berapa sebenarnya jumlah pohon perhanca yang disadap oleh penyadap tersebut.

Selain dari Pengawasan jumlah pohon yang disadap manajerpun menekankan agar tetap diawasi hal kedisiplinan tata cara sadap.@

 

Jur/Tubu/Bambang H/SDM/2020.

No comments:

Post a Comment

Search This Blog