PTPN7-Tubu.
Penyakit daun karet sering
menimbulkan kerugian, tidak hanya karena kehilangan hasil akibat kerusakan
tanaman tetapi juga karena besarnya biaya yang diperlukan dalam usaha
pengendaliannya, penyakit pada tanaman karet umumnya disebabkan oleh jamur dan
gangguan fisiologis.
Ada beberapa kriteria penyakit pada
tanaman karet yaitu penyakit sangat penting, penting, agak penting
dan kurang penting.
a). Penyakit sangat penting di
antaranya adalah penyakit jamur akar putih (JAP), kering alur sadap, penyakit
gugur daun Corynospora, Colletotrichum, dan Oidium.
b).Penyakit penting di antaranya
adalah jamur akar merah, Mouldy rot, nekrosis kulit, dan jamur upas.
c).Penyakit agak penting adalah
gugur daun Helminthosphorium dan Phytopthora, kanker bercak dan kanker lump.
d).sedangkan penyakit tidak
penting adalah gugur daun Guignardia, Fusicoccum, Cylindrocladium, penyakit
akar coklat, penyakit akar hitam, dan Botridiplodia sp.
Penyakit gugur daun Oidium
merupakan penyakit utama pada tanaman karet, penyakit ini disebut juga penyakit
embun tepung, menyebabkan kerugian di perkebunan karet baik tanaman belum
menghasilkan (TBM) maupun tanaman telah menghasilkan (TM). Selain tanaman belum
dan telah menghasilkan, jamur ini juga menyerang tanaman di persemaian,
pembibitan, dan kebun entres. Serangan berat terjadi bila keadaan cuaca kering
diselang-selingi oleh hujan yang singkat di malam hari atau kabut dipagi
hari pada waktu tanaman membentuk daun muda (awal musim hujan). Patogen
penyebab penyakit ini adalah jamur Oidium heveae.
Patogen Oidium. heveae
terutama menyerang daun-daun muda yang berwarna coklat. Daun yang terserang
terlihat berwarna hitam, lemas mengeriput, dan berlendir. Di bawah permukaan
daun terdapat bercak putih seperti tepung halus yang terdiri dari atas benang
hifa dan spora jamur (Gambar diatas). Massa tepung jamur tersebut dapat
juga menutupi permukaan atas daun. Pada serangan lanjut bagian ujung daun mati,
daun melengkung dan akhirnya gugur sehingga tinggal tangkainya saja
dan tangkai ini akhirnya gugur juga. Di permukaan tanah dari tanaman yang
terserang banyak dijumpai helaian daun yang jatuh.
Pada daun yang lebih tua, gejala
serangan ditandai adanya bercak kekuningan atau coklat, kemudian berkembang
membentuk bintik-bintik nekrotik yang dapat mengurangi efisiensi
fotosintesis. Pada daun tua ini juga terdapat tepung halus berwarna putih
dipermukaan, namun daun-daun tersebut tidak banyak yang gugur hanya beberapa saja.
Embun tepung termasuk penyakit yang merugikan karena mengakibatkan daun-daun
yang masih muda berguguran, akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat dan
produktifitas menurun, sehingga produksi latek juga menurun.
Penyakit ini mengakibatkan
gugurnya daun muda yang baru terbentuk sesudah masa gugur daun alami. Akibatnya
pertumbuhan tanaman terhambat, produksi lateks menurun dan biji yang dihasilkan
sedikit. Kebun yang sering mendapat serangan berat adalah kebun
yang terletak pada ketinggian di atas 200 meter dari permukaan laut.
Penyakit embun tepung disebabkan
oleh jamur Oidium heveae. Jamur ini mempunyai benang-benang hifa berwarna putih
menghasilkan spora tidak berwarna. Spora mudah diterbangkan oleh angin atau
embun, dan mudah tercuci oleh air hujan dari permukaan daun sehingga penyakit
ini hanya timbul pada awal musim hujan. Spora jamur ini disebarkan oleh angin
dan embun.
1.
Klon-klon rentan sebaiknya tidak
ditanam di daerah yang rawan penyakit gugur daun oidium, seperti GT1, PR255,
dan WR101.Pengendalian penyakit ini dapat melalui.
a.
Merangsang pembentukan daun baru
lebih cepat atau lebih awal, sehingga dapat terhindari dari serangan Oidium heveae
pada saat musim hujan. Pembentukan daun baru dapat dirangsang dengan
pemberian pupuk Nitrogen satu kali dosis anjuran. Pupuk nitrogen
berfungsi untuk merangsang pembentukan daun baru lebih cepat atau lebih awal
sehingga diharapkan daun tanaman telah menjadi hijau pada waktu Oidium heveae
menyerang pada awal musim hujan.
b.
Melindungi tanaman dengan
fungisida Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, belerang atau Tilt 250 EC.
Pengunaan fungisida dilakukan seminggu sekali sebanyak 5 kali, dimulai pada waktu
10% pohon membentuk daun baru dan gejala Oidium mulai muncul.
Pengunaan tepung belerang 10-15 kg/ha dilakukan dengan cara penghembusan dengan
alat penghembus bermotor pada pagi hari agar fungisida mudah melekat pada
permukaan daun yang masih basah dan tidak mudah diterbangkan oleh angin.
Sedangkan pengunaan Bayleton 250 EC, Bayfidan 250 EC atau Tilt 250 EC dilakukan
dengan alat penyemprot bermotor atau alat pengabut.
c.
Pada tanaman menghasilkan (TM)
pengendalian menggunakan fungisida tidak ekonomis, biasanya serangan penyakit
ini dibiarkan saja (tidak dikendalikan). Pada tanaman TM pengendalian
dilakukan dengan pemberian pupuk ekstra pada awal dan akhir musim hujan.
Agar serangan penyakit dapat
diketahui lebih dini, penyakit gugur daun Oidium dapat dilakukan
peramalan dengan cara memonitor gejala serangan di lapangan. Caranya:
pengamatan serangan dilakukan setiap hari, dimulai pada saat tanaman
mulai membentuk daun baru hingga daun menjadi hijau. Jika diketahui adanya
serangan penyakit embun tepung, secepatnya dilakukan pengendalian.
Peramalan juga dapat dilakukan dengan mengamati keadaan cuaca, bila keadaan
cuaca kering diselang-selingi oleh hujan yang singkat atau rintik-rintik serta
adanya kabut di malam atau pagi hari pada waktu tanaman sedang membentuk daun
baru, maka diramalkan akan timbul serangan jamur. Dengan demikian tindakan
penangulangan dapat dipersiapkan segera.
Sumber : Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar ( BALITTRI )
Penyakit Pada Tanaman Karet
Kerugian
yang ditimbulkan akibat penyakit pada tanaman karet umumnya lebih besar dibandingkan
dengan serangan hama, selain karena kerusakan akibat serangan penyakit,
kerugian lain ialah besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulanginya,
maka dari itu upaya pencegahan harus di perhatikan penuh serta pengamatan dini
secara terus menerus sangat penting, penyakit pada tanaman karet dengan
kerugian besar disebabkan oleh cendawan, penyakit yang disebabkan oleh bakteri
dan virus tidak begitu besar, penyakit tanaman karet menyerang dari wilayah
akar, batang, bidang sadap, hingga daun.
Penyakit yang
menyerang akar
Penyakit
akar putih
Disebut
penyakit akar putih karena di akar tanaman yang terserang terlihat miselia
jamur berbentuk benang berwarna putih dan menempel kuat dan sulit dilepas. Akar
tanaman yang terinfeksi akan menjadi lunak, membusuk, dan berwarna coklat.
Penyebab
penyakit akar putih adalah cendawan (rigidoporus lignosus) yang membentuk badan
buah seperti topi di akar, pangkal batang, dan tunggul tanaman.badan buah
cendawan ini berwarna jingga kekuningan dengan lubang lubang kecil di bagian
bawah tempat spora. Jika badan buah kering akan berwarna coklat.
Gejala penyakit
akar putih ini adalah
a. daun daun
tanaman menjadi pucat kuning dengan tepi ujungnya terlipat ke dalam daun daun ini akan gugur dan rantingnya mati.
b.Tanaman
yang terserang membentuk daun daun muda, bungan dan buah lebih awal.
c.Pada akar tampak benang benang jamur putih dan agak tebal.
c.Pada akar tampak benang benang jamur putih dan agak tebal.
Penyakit
akar putih merupakan jenis penyakit yang berbahaya bagi perkebunan karet, penyakit
ini dapat mengakibatkan kematian pada tanaman dengan intensitas yang sangat
tinggi, serangan sering di jumpai pada tanaman karet yang berumur 2-4 tahun, tanah
bertekstur tanah gembur dan berpasir yang paling banyak menyerang ditemui pada
perkebunan karet.
Pengendalian
penyakit akar putih ini ialah:
1.
Penyingiran dan pembakaran sisa sisa tunggul tanaman lama di areal perkebunan.
2. Menanam tanaman penutup (cover croop) terutama kacang kacangan, tanaman ini membantu mempercepat penguraian akar akar tanaman yang tersisa.
3. Menanam bibit karet yang bebas bibit penyakit akar putih.
2. Menanam tanaman penutup (cover croop) terutama kacang kacangan, tanaman ini membantu mempercepat penguraian akar akar tanaman yang tersisa.
3. Menanam bibit karet yang bebas bibit penyakit akar putih.
4.
Membenamkan belerang untuk melindungi tanaman baru jika ditanam pada lahan
bekas perkebunan karet.
5.
Jangan menanam ubi jalar dan ubi kayu di sela tanaman karet karena tanaman ini
sebagai inang penyakit tanaman putih.
6.
Membongkar tanaman sakit yang sudah parah. Dan di bekas galian harus di bubuhi
belerang sebanyak 200 gram.
Penyakit akar merah
Penyebab
penyakit akar merah adalah ganoderma pseudoperrum, bentuk badan buah jamur
berbentuk topidan tersusun pada pangkal batang tanaman, permukaan badan atas
berwarna merah coklat, dan permukaan bawahnya berwarna putih kelabupenuh lubang
keciltempat spora, badan buahnya mengeras dan pengeriput.
Gejala
penyakit ini adalah warna daun berubah menjadi hijau pucat suram, kemudian
menguning dan akirnya gugur.
Perakaranya
di liputi benang benang jamur berwarna merah muda sampai merah tua. Dalam
keadaan kering micelia jamur berubah warna menjadi putih, jika di basahi akan
kembali berwarna merah.
Micellia
jamur jamur ini sangat menempel erat pada akar dan mengikat tanah sehingga
membentuk semacam kerak.
Akar
tanaman yang sakit akan membusuk dan berwarna jingga kehitaman, bila ditekan
akan mengeluarkan cairan.
Penyakit
akar merah merupakan penyakit berbahaya pada tanaman karet. Penyakit ini sering
dijumpai pada tanaman yang dewasa dan tua.
Seranganya
sangat lambat sehingga gejalanya baru nampak setelah tanaman terinfeksi lama
dan akan mengalami kematian setelah 5 tahun terserang jamur ini. Penularanya
penyakit ini umumnya dengan cara persinggungan akar yang sakit dan sehat.
Tetapi bisa juga dengan cara diterbangkan angin.
Pengendalian:
Pengendalian
penyakit ini sama dengan pengendalian penyakit akar putih yaitu:
1. Pemeriksaan dilakukan selama 6 atau 12 bulan sekali terutama untuk tanaman yang berumur di bawah 5 tahun.
1. Pemeriksaan dilakukan selama 6 atau 12 bulan sekali terutama untuk tanaman yang berumur di bawah 5 tahun.
2.
Pengendalian harus segera dilakukan bila terjadi pucat atau kuning dan akiar
terdapat micellia merah.
3.
Tanaman yang sudah di kendalikan penyakitnya haruslah di perinksa lagi untuk
memastikan penyakit benar benar terkendalikan.
Penyakit
akar lain
a.
Penyakit akar coklat (phellinus noxius)
b.
Penyakit leher akar (Ustulina maxima)
c.
Penyakit akar kerbau ( sphaerostilbe repens)
Untuk
serangan penyakit ini tidak sampai mematikan Cuma hanya saja tanaman terganggu
dalam pertumbuhanya.
Pengendalian penyakit ini dengan pungisida.
Penyakit yang
menyerang batang
Jamur upas
Penyebab
penyakit ini ialah jamur upasia salmonicolor.
Jamur
ini memiliki empat tingkatan perkembangan.
Mula-mula
terbentuk lapisan jamur tipis dan berwarna putih pada permukaan kulit (tingkat
sarang laba laba) kemudian jamur ini membentuk sekumpulan benang jamur (tingkat
bongkol).
Pada
perkembangan selanjutnya membentuk lapisan kerak berwarna merah muda ( tingkat
kortisium), pada tingkatan ini jamur sudah masuk dalam lapisan kayu. Akhirnya
jamur membentuk lapisan tebal berwarna merah tua (tingkat nekator).
Penyakit
jamur upas menyerang percabangan atau batang tanaman sehingga mengakibatkan cabang
dan tajuk mudah patah atau mati.
Seranganya
sering di jumpai pada tanaman muda antara 3-7 tahun. Kebun di daerah
kelembabanya yang tinggi dan memiliki curah hujan yang tinggi yang mudah
terserang penyakit jamur upas.
Penularan
penyakit ini ialah dengan cara penyebaran angin.
Jamur
upas sangat banyak memproduksi spora pada lapisan kerak berwarna merah lapiran
tebal berwarna merar tuapada kulit yang terserang. Bila bagian itu diketok akan
mengeluarkan spora yang bertaburan.
Gejala
penyakit ini adalah pada pangkal atau bagian atas percabangan tampak benang
benang berwarna putih sutera. sekumpulan benang ini membentuk lapisan kerak
berwarna merah yang akirnya berubah menjadi lapisan tebal berwarna merah tua.
Bagian
tanaman yang terserang akan mengeluarkan cairan lateks berwarna coklat kehitaman
yang keluar seperti terluka.
Jika
di biarkan tanaman yang terserang akan membusuk dan berubah menjadi kehitaman,
mengering, dan terkelupas.
Bagian
kayu bawah kulit menjadi rusak dan menghitam.
Jika
terjadi serangan pada percabangan tanaman akan mati dan mudah patah jika
terkena angin.
Pengendalian
penyakit:
1. Penanaman tanaman yang tahan terhadap penyakit jamur
upas, seperti; GT 1, PR 255, PR 300, PR 107.
2. Penanaman sesuai anjuran dan sesuai keadaan di
daerah tersebut.
3. Pengendalian dilakukan secepat mungkin saat tingkat sarang laba laba.
4. Tanaman yang sudah mati haru segera di musnahkan dan tunggul di taburi pungisida.
5. Jika percabangan sudah terkena, maka kulit harus di kupas dan dilumuri pungisida.
3. Pengendalian dilakukan secepat mungkin saat tingkat sarang laba laba.
4. Tanaman yang sudah mati haru segera di musnahkan dan tunggul di taburi pungisida.
5. Jika percabangan sudah terkena, maka kulit harus di kupas dan dilumuri pungisida.
Kanker bercak
Penyebab penyakit ini ialah jamur phytopthora
palmivora.
Jamur ini mempunyai bennag benang warna putih yang
tidak jelas bila dilihat dengan kasat mata.
Kerusakan karna penyakit kanker bercak ialah kerusakan
pada kulit luar bidang sadap atau kulit percabangan sehingga tanaman akan
tumbuh tidak normal dan akirnya mati.
Serangan banyak terjadi di daerah yang kelembapanya
tinggi dan beriklim basah. Penyebaran spora bisa lewat angin, arus air,
percikan air, dan vektor.
Gejala penyakit ini ika di lihat dari awal sulit untuk terdeteksi langsung, karena serangan di mulai dari bawah kulit.
Gejala penyakit ini ika di lihat dari awal sulit untuk terdeteksi langsung, karena serangan di mulai dari bawah kulit.
Bila kulit atau cabang di kerok akan terlihat berwarna
coklat kemerahan atau berbau busuk.
Bagian batang yang terserang biasanya pecah dan
mengeluarkan latek, dan akan di kerumuni serangga penggerek batang.
Pengendalianya:
a. Penanaman tahan penyakit sperti GT 1
b.
Jarak tanam datur sesuai daerah dan anjuran.
c.
Sanistasi
d.
Kulit yang membusuk di potong sampai ke bagian yang sehat.
c.
Penyakit Busuk Pangkal Batang.
Penyebab
penyakit ini adalah cendawan Botrydiplodia theobromae.
Buah
badan yang spesifik dapat menghasilkan spora yang banyakdalam kulit batang yang
terserangpenularan biasanya terjadioleh angin dan air hujan. Umumnya tanaman
yang terserang adalah tanaman muda yang baru akan disadap.
Dari
hasil penelitian di peroleh bahwa serangan pada tanaman yang berumur 3 tahun
adalah 30 %. Tanaman yang berumur 4 tahun 66 %.
Tetapi
tanamn yang sudah berumur 5 tahun keatas cendrung tidak terserang. Serangan
penyakit ini dimulai setelah musim kemarau panjang, tanamn kekurangan air,
kondisi tanaman kurang sehat, atau luka karena terkena alat pertanian.
Kelembapan
tinggi akibat hujan dan suhu udarayang rendah akan memacu perkembangan spora
cendawan ini.
Gejala
awal sulit di ketahui, dibutuhkan kecermatan.
Pada
“kaki gajah” tampak kulitnya kering dah pecah pecah sedangkan kayu bagian atas
masih baik dan utuh.
Lambat
laun bagian kulit menjadi hitam dan bagian kayu akan rusak, akhirnya kerusakan
menjalar ke bagian atas di ikuti rusaknya bagian kayu.
Akirnya
tanaman mudah patah karena tidak mampu menahan tajuk.
Pengendalian penyakit ini ada banyak hal, antara lain:
a.
Pemberian pungisida harus tepat terutama padatanamn yang tingkat seranganya di
bawah tahapan kerusakan lanjut.
b.
Pemupukan diberi pada dosis dan waktu yang tepat.
c.
Tanaman yang sakit harus segerak di musnahkan dan di ganti denan tanamn yang
baru.
Penyakit bidang
sadap
Kanker garis
Penyebab
penyakit ini di sebabkan oleh cendawan phytophthora palmivora. Yang juga
penyebab kanker bercak.
Penyakit
ini mengakibatkan kerusakan berupa benjolan benjolan atau cekungan cekungan
pada bidang sadap lama sehingga untuk penyadapan kulit berikutnya sulit untuk
dilakukan.
Kanker
garis sering dijumpai pada pada kebun-kebun yang tingkat kelembapanya tinggi,
kebung yang beriklm basah, terutama bidang sadap terlalu dekat dengan tanah.
Penyebaran
penyakit ini melalui spora yang terbawa oleh angin, hujan, percikan air, pada
pohon yang bidang sadap rendah mudah tertular penyakit ini.
Gejala
penyakit ini adalah awal terserang ditandai dengan adanya selaput tipis warna
putih dan tidak begitu jelas menutupi alur sadap akan tampak garis garis tampak
berwarna coklat atau kehitaman. Garis ini akan berkembang dan berpadu satu sama
lain yang membentuk jalur hitam dan tampak seperti retakan pada kulit pulihan.
Terkadang di bawah kulit pulihan terdapat gumpalan lateks akibat dari pecahnya kulit.
Terkadang di bawah kulit pulihan terdapat gumpalan lateks akibat dari pecahnya kulit.
Dari
bagian ini akan keluar lateks yang berwarna coklat dan berbau busuk. Busuknya
bidang sadap akan mengakibatkan menghambat pemulihan kulit.
Pengendalian
penyakit
1.
Menanam varietas tahan penyakit, seperti: PR 300 dan PR 303. Tidak dianjurkan
menggunakan bibit PR 107, PR 261, LBC 1320, atau WR 101 untuk di daerah
beriklim basah. Karena ini mudah terserang penyakit.
2.
Jarak tanamn di sesuaikan dengan keadaan dan anjuran.
3.
Sanistasi
4.
Pemupukan sesuai dosis
5.
Penyadapan jangan terlalu dalam.
6.
Hindari penyadapan dekat dengan tanah.
7.
Pengendalian dengan fungisida.
8.
Bila ada bagian yang membusuk koreklah bagian tersebut dan dilumasi dengan
pungisida.
9. Sebelum penyadapan, dianjurkan untuk melumasi pisau dengan Difolatan 4 F sebanyak 1%.
9. Sebelum penyadapan, dianjurkan untuk melumasi pisau dengan Difolatan 4 F sebanyak 1%.
Mouldy rot.
Penyebab
adalah cendawan Ceratocystis fimbriata, jamur ini membentuk benang hifa
yangmembentuk lapisan yang berwarna kelabu.
Pada
bagian yang terserang. Spora banyak dihasilkan oleh bagian tanamn yang sakit
dan dapat bertahan hidup dalam keadaan kering.
Mouldy
menyababkan luka luka pada bidang sadap sehingga pemulihan kulit terganggu,
akibatnya bidang sadap bergelombang dan sulit penyadapan berikutnya.
Bahkan
adakalanya bidang sadap akan rusak sama sekali sehingga tidak bisa di sadap
lagi.
Serangan
mouldy rot biasanya pada saat musim penghujan dan daerah daerah berkelembapan
tinggi, beriklim basah, dan bisadng sadap dekat dengan permukaan tanah.
Penularan
penyakit ini melalui spora yang di terbangkan oleh angin, air hujan, dan bisa melalui pisau
bidang sadap pada saat penyadapan pohon yang sakit. Penyebaran lewat angin bisa
melewati jarak yang jauh, karna spora bisa di sebarkan oleh angin.
Gejala
penyakit ini adalah mula mula tampak selaput tipis berwarna putih pada alur
bidang sadap.
Selaput
ini kemudian berkembang membentuk lapisan seperti beledu berwarna kelabusejajar
dengan alur sadap. Bila lapisan kelabu ini di kerok akan tampak bintik bintik
berwarna coklat atau hitam.
Serangan
ini akan meluas sampai ke kambium bahkan masuk sampai ke dalam kayu. Jika
bagian yang sakit tampak membusuk akan berwarna hitam kecoklatan maka serangan
sudah parah, bekas serangan akan memebentuk kecungan berwarna hitam seperti
melilit sejajar alur sadap.
Pengendalian
penyakit ini adalah sebagai berikut :
1.
Penggunaan bibit tahan penyakit
2.
Pengaturan jarak tanam
3.
Sanistasi
4.
Pemupukan yang sesuai anjuran
5.
Penyadapan jangan terlalu dalam dan sering.
6.
Tanaman yang sakit harus di kendalikan.
7.
Setiap kali penyadapan, pisau sebelum penyadapan harus di celupkan ke difolatan
4F 1% dan 80 W 1 %.
Brown bast.
Penyebab
penyakit ini disebabkan oleh karena penyadapan yang selalu sering apalagi
penyadapan yang di ransang lateks.
Tanaman
yang tumbuhnya subur, yang berasal drai biji, dan tanaman yang masih membentuk
daun baru tanaman yang seperti ini yang saring terserang.
Penyakit
ini berbahaya bagi pertumbuhan karet karena menurunkan produksi lateks yang
cukup berarti.
Alur
sadap bisa menjadi kering sehingga lateks tidak bisa mengalir. Penyakit ini
tidak menyebabkan kematian bagi tanaman karet dan juga tidak menular.
Gejala
peyakit brown bast gejala awal ditandai dengan tidak mengalir lateks dari
sebagian alur sadap.
Beberapa
minggu kemudian seluruh sadap menjadi kering dan tidak mengeluarkan lateks.
Bagian
yang kering berubah warna menjadi coklat karena bagian ini berbentuk gum
(blendok).
Kulit
tampak pecah pecah, dan pada batang terjadi pembengkakan atau tonjolan.
Pengendalian
penyakit ini adalah sebagai berikut:
1.
Penyadapan jangan terlalu sering dan peragsang lateks.
2.
Jika karet sudah banyak yang menurut air lateksnya karena sudah terkena
penyakit ini, usahakan kurangi penyadapan dan cepat pengendalianya dan atau
diistirahatkan sampai sembuh.
Penyakit daun.
a. Penyakit embun tepung
b.
Penyakit embun tepung adalah jamur Oidium haveae
sehingga penyakit ini disebut Oidium.
Jamur ini memiliki benang benang berwarna putihyang
merupakan tempat menghasilkan spora.
Sporanya seperti tepung halus mudah diterbangkan oleh
angin dan mudah tercuci di atas permukaan daun oleh air hujan.
Penyakit ini sangat merugikan bagi pertanian karet
karena daun muda berguguran. Akibatnya pertumbuhan tanaman akan terhambat,
produksi lateks menurun, dan produksi biji merosot.
Serangan paling hebat akan terjadi bila cuaca kering
diselingi hujan yang singkat di malam hariatau di pagi hari pada saat tanaman sedang
membentuk daun daun muda.
Serangan akan lebih besar terjadi di kebun pada
ketinggian 300 m dari permukaan laut. Penularan penyakit ini memalui spora yang
diterbangkan oleh angib atau embun, dapat mencapai jarak yang jauh
Gejala penyakit ini adalah daun muda berwarna hitam,
lemas, keriput, dan seperti lendir.
Di bawah permukaan daun terdapat bercak bercak bundar
berwarna putih seperti tepung halus yang terjadi dari benang benang hifa dan
spora jamur.
Pada serangan lanjut daun dan tangkai akan gugur.
Helaian daun yang tua bercak kuning, tetapi hanya
beberapa helai gugur. Serangan pada bunga menyebabkan bunga gugur.
Pengendalian penyakit ini adalah
1. Menanam varietas yang tahan terhadap penyakit.
2. Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk N
dengan dosis tinggi. Sebaiknya 2 kali dosis anjuran pada saat daun daun baru
mulai terbentuk.
3. Klon yang peka di okulasi dengan tanaman yang tahan penyakit.
4. Pemberian serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu, dilakukan pada saat 10 % pohon tersebut membentuk daun baru dan mulai terserang penyakit embun tepung.
3. Klon yang peka di okulasi dengan tanaman yang tahan penyakit.
4. Pemberian serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu, dilakukan pada saat 10 % pohon tersebut membentuk daun baru dan mulai terserang penyakit embun tepung.
Penyakit colletotrichum
Penyebab penyakit ini adalah cendawan colletotrichum
gloeosporides. Spora banyak dihasilkan pada bercak bercak-bercak daun.
Dalam cuaca lembab atau hujan. Benang benang hifa
kurang jelas jika dilihat dengan kasat mata.
Cendawan ini mengakibatkan daun tanaman karet gugur
sehingga pertumbuhan tanaman cendrung terhambat.
Serangan penyakit sering terjadi saat tanaman masih
berbentuk daun muda pada musim hujan.
Dan juga tanaman yang di daerah tinggi dan curah hujan
yang tinggi seranganya sangat hebat.
Penularan penyakit ini melalui spora yang di terbangkan
oleh angin atau hujan. Penyebaran spora biasanya pada malam hari, pada cuaca
lembab dan pada saat hujan.
Gejala penyakit ini adalah daun muda tampak lemas
berwarna hitam, keriput, bagian ujungnya mati dan menggulung, dan akirnya
gugur.
Daun tua tampak bercak bercak coklat atau hitam
kemudian menjadi lubang, mengeriput dan sebagian ujungnya mati.
Pucuk, ranting, dan buah gejalanya seperti pada daun.
Pengendalian penyakit ini adalah
1. Penanaman tanaman yang tahan penyakit
2. Pemberian pupuk yang ekstra,
3. Pengokulasian dengan tanaman yang tahan.
4. Daun digugurkan lebih awal dengan penyemprotan
dengan asam kakodilik.
5. Penggunaan fungisida.
Penyakit Phytophtora
Gejala
Gejala awal tampak pada buah yang berwarna hitam dan membusuk.
Gejala awal tampak pada buah yang berwarna hitam dan membusuk.
Daun buah, serangan akan menular hingga ke daun
tangkainya sehingga dalam beberapa minggu kemudian daun dan tangkain gugur.
Penyebabnya adalah cendawan Phytophthora botriosa atau
Phytophthora palmivora.
Pengendalian
a. Klon yaang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1 atau PR 107.
b. Perlindungan tanaman dari seranga cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora.
Pengendalian
a. Klon yaang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1 atau PR 107.
b. Perlindungan tanaman dari seranga cendawan Phytophthora botriosa atau Phytophthora palmivora.
Dilakukan penyemprotan dengan fungisida.
Penyakit Corynespora
Gejala
Daun muda tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya mati serta menggulung.
Daun muda tampak bercak hitam seperti menyirip kemudian lemas, pucat, dan ujungnya mati serta menggulung.
Daun tua juga tampak berbercak hitam dan menyirip,
tetapi lebih jelas.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Corynespora
cassiicola.
Pengendalian
a. Klon yang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PPn 2058, PPN 2444, PPN 2447, dan lain-lain.
b. Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk.
c. Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan klon yang tahan untuk mendapatkan klon baru yang lebih tahan terhadap penyakit ini.
d. Penyakit ini bisa ditekan penyebabnya dengan bahan kimia Mankozeb dan Tridemorf untuk tanamanyang belum menghasilkan.
a. Klon yang peka terhadap penyakit ini jangan di tananami,didaearh yang sering terserang penyakit ini. Seperti PPn 2058, PPN 2444, PPN 2447, dan lain-lain.
b. Tanaman yang terserang sebaiknya diberi pupuk nitrogen dengan dosis yang tinggi (dua kali dosis anjuran) pada saat daun-daun baru mulai terbentuk.
c. Klon yang peka pucuknya diokulasi dengan klon yang tahan untuk mendapatkan klon baru yang lebih tahan terhadap penyakit ini.
d. Penyakit ini bisa ditekan penyebabnya dengan bahan kimia Mankozeb dan Tridemorf untuk tanamanyang belum menghasilkan.
Penyakit Helminthosporium
Gejala
Mula-mula daun muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur. Daun yang dewasa berbinti-bintik cokelat lambat laun membesar dan berbentuk bundar.Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium hevea.
Mula-mula daun muda menjadi hitam dan menggulung kemudian gugur. Daun yang dewasa berbinti-bintik cokelat lambat laun membesar dan berbentuk bundar.Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Helminthosporium hevea.
Pengendalian
a. Persemaian atau pembibitan dibuat ditanah yang subur dan tidak berpasir agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
b. Persemaian diberi naungan agar penyinaran langsung dapat di cegah.
c. Pemupukan harus dengan dosis yang tepat, tidak terlalu banyak nitrogen.
d. Tanaman harus dilindungi dengan fungisida Dithane M-45 0,25 atau Daconil 0,2%.fungisida harus diberikan sebyak empat kali dengan selang seminggu dimulai daun-daun baru terbentuk.
a. Persemaian atau pembibitan dibuat ditanah yang subur dan tidak berpasir agar tanaman bisa tumbuh dengan baik dan tidak mudah kekeringan.
b. Persemaian diberi naungan agar penyinaran langsung dapat di cegah.
c. Pemupukan harus dengan dosis yang tepat, tidak terlalu banyak nitrogen.
d. Tanaman harus dilindungi dengan fungisida Dithane M-45 0,25 atau Daconil 0,2%.fungisida harus diberikan sebyak empat kali dengan selang seminggu dimulai daun-daun baru terbentuk.
Dari berbagai penyakit karet ada bermacam macam cara
penyerangan dan pengendalian ada penyakit tanaman yang bisa mematikan tanaman
dan ada yang tidak mematikan tetapi walaupun tidak mematikan tanaman juga
sangat merugikan karena yang namanya penyakit tidak ada yang menguntungkan bagi
tanaman dan petani karet itu sendiri. Dan cara pengendalian juga ada yang sama
dari beberapa penyakit dan ada yang berbeda, untuk pengendalian kebanyakan kita
mengendalikan yaitu dengan teknologi PHT ( Pengendalian Hama Terpadu). (Humas PTPN 1 Tubu).@
No comments:
Post a Comment